Part_5

100 103 76
                                    


Sesampainya dirumah aku langsung mengganti pakaian ku dan mencuci baju serta Hoodie milik Izumi. Saat ingin ku masukkan kedalam mesin pencuci aku teringat pada surat yang kubaca di toilet sekolah, aku mengambil surat itu dan meletakkan disamping mesin pencuci.
Saat aku ingin menanyakan tentang surat itu sekali lagi pada Izumi aku baru ingat tidak memiliki nomor ponsel Izumi.

"Aduhh,"ucapku sembari menepuk jidatku.

Aku mengambil surat itu dan kembali kekamar ku lalu menyimpannya di antar buku buku. Aku menonton anime pada laptopku dan melupakan waktu tanpa kusadari aku tertidur di meja belajar.

****

Pagi ini aku saat terburu-buru karena sudah telat 5 menit dan Ririna telah menelpon ku sampai berulang-ulang kali namun tak ada yang kujawab. Aku berlari sekencang mungkin untuk sampai lebih cepat kesekolah. Saat aku berlari seseorang menepuk pundak ku sedikit kuat. Plak..,

"Woy, apaan sih lu,"teriakku dengan kesal dan mendatanginya.

"Hahaha, maaf Bel,"jawabnya tertawa dan menundukkan kepalanya.

Aku sedikit berlari kearahnya dan memukulinya dengan buku yang ku pengang.

"Eee, gaboleh mukul pakai buku loh,"ucapnya sembari melindungi tubuh dengan tangannya.

"Ga lucu Kan,"

"Hahah, maaf Bel. Lu kenapa buru-buru sih?"

"Gw-udah-telat-Arkan,"ucapku dengan satu-satu kalimat.

"Yaudah santai aja, telat bareng gw kan asik,"

"PD bat," ucapku lalu meninggalkan nya.

Arkan mengejar ku dan mencoba menarik tanganku.

"Naik motor aja bareng gw,"

"Ga mau!"

"Yakin gamau?"tanyanya menggoda ku.

"Yakin,"ucapku dengan melingkarkan tanganku.

"Liat jam deh,"jawabnya sembari wajahnya mengarah ke jam tanganku.

Aku melihat dengan kesal dan mengikuti nya naik motor.

"Hahah, sosoan nolak,"

"Gajadi nih,"ancamku dan turun dari motornya.

"Canda Bel, naik gih,"

Aku dan Arkan sama-sama diam di perjalanan. Aku sedikit malu dan senang karena harus naik motor bersamanya. Aku senyum-senyum sediri kebaperan saat di bonceng oleh Arkan.

"Napa lu senyum?"tanya Arkan sembari mengatur spion nya agar bisa melihat ku.

"Siapa juga yang senyum,"

"Hahah iya dah serah lu,"

Aku tersenyum mendengar jawaban Arkan dan tak menjawab perkataan nya.

***

"Van, Bela mana sih?"tanya Ririna yang sudah menunggu Bela di kelas.

"Telat kali,"

Ririna kembali duduk ke bangku dengan menghentak kakinya sedikit keras. Ririna mencoba menelpon Bella hingga beberapa kali namun Bella tak menjawab satu panggilan dari Ririna.

"Lu khawatir banget,"sahut Izumi dari belakang.

"Engga sih, cuma kan hari ini ada presentasi dan itu bentar itu loh,"jawab Ririna sembari menggaruk-garuk rambut belakang nya.

"Banyak Kutu lu?"ucap Izumi bercanda.

"Mata lu! Gw cuma pengen garuk doang,"jawab Ririna kesal.

About Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang