Part_16

48 34 68
                                    

Hai!
Aku balik nih, langsung aja ya.

Happy reading ya:)

Ku hempaskan tubuh ku ke kasur sembari sedikit mengurut kening ku. Aku seperti melihat bayang-bayang orang yang tak ku kenal. Semuanya terasa asing, saat aku mencoba untuk bersikeras mencari tahu bayang-bayang itu kepala ku selalu saja terasa sakit.

***

"Ohayo Bella," sapa Izumi yang sudah terduduk diatas mejaku.

"Ohayo," jawabku lesu.

"Pagi Izumi." Sapa Ririna bersemangat sembari menarik tangan Izumi agar tak duduk di atas mejaku.

"Yo, pagi Rin." Jawabnya.

Dari kursi ku, aku melihat Ririna serta Izumi yang sedang asik berbincang-bincang. Aku melihat wajah ceria yang selalu dimiliki oleh Ririna.

"Duhh, pasti enak jadi Ririna." Gumamku pelan.

Aku menjatuhkan wajahku ke meja dan membalikkan wajahku kearah berlawanan dengan mereka.

"Mau jadi Ririna?" Tanya Vanya yang baru saja tiba dan langsung menghadap ke wajahku.

"Engga." Ucapku menghadap kan wajahku ke meja.

"Yakin?" Tanyanya menggodaku.

"Apa sih Van, eh iya lu udah selesai pr?" Tiba-tiba saja aku teringat tugas.

"Udah lh, emang lu pikir gw ini sama kek elu." Jawabnya memberikan buku tugas.

"Emang gw gimana?" Tanyaku dengan wajah mengancam.

"Yaaa, gitu akhir-akhir ini elu kek kurang pintar aja." Ucap Vanya menggaruk-garuk kepalanya.

"Nih, gajadi." Ucapku meletakkan buku tugasnya di atas kepalanya dengan wajah datar.

"Yakin lu ga mau liat?"

"Yakin."

"Yaudah gapapa, ohiya bentar lagi les matematika bakal mulai nih." Ucap Vanya sembari memasukkan bukunya ke tas dan melihat kearahku.

"Gw liat deh." Aku menarik buku itu dari tangan Vanya.

Vanya tersenyum melihat ku dan kembali duduk di kursinya.

"Ini salah, disini 3." Ujar Arkan menunjuk buku Vanya.

Aku melihat wajah Arkan yang fokus pada tugas Vanya. "Tau dari mana?" Tanyaku.

"Van, ini buku lu kan." Ujar Arkan menunjuk buku pada Vanya.

"Iya,"

"Hasil nomor 2 salah tu," ucap Arkan lalu duduk di kursinya.

Vanya melihat kembali tugasnya, "salah dari mana Kan?"

"Coba lu jawab ulang deh," jawab Arkan.

Arkan menuju kearah ku dan Vanya sembari memberikan ponselnya. "Kali aja otak lu salah, coba pakai kalkulator." Ujarnya.

Vanya menghitung kembali serta mengulang mengerjakan tugas itu, aku hanya memerhatikan Vanya yang sibuk pada tugasnya.

"Nih, liat punya gw aja." Ujar Arkan memberikan bukunya.

Aku dan Vanya langsung meng copy tugas Arkan dengan jurus seribu kilat.
Bahkan setelah selesai mengerjakan tugas aku masih saja melihat pemandangan Ririna dan Izumi yang masih berbicara.

"Curi pandang terus." Goda Vanya lalu beranjak ke kursinya.

Aku menghela nafas, "makasih ya Kan." Ucapku memberikan bukunya.

About Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang