Part 9

42 36 92
                                        

Hai guys!
Aku kembali lagi menuliskan kisah antara Bella,Arkan,Izumi dan Tsuki.
Happy reading ya!

Setelah hampir satu Minggu Mamaku di rawat di rumah sakit akhirnya Mama bisa pulang dan aku juga bisa melanjutkan sekolahku. Pagi-pagi buta sekali aku sudah bangun dari tidur ku dan langsung bergegas membersihkan rumah dan memasak sarapan untuk ku dan Mama. Semenjak kejadian yang dialami Mama, Papa sama sekali belum kembali kerumah dan tak pernah datang menjenguk Mama.

Aku sangat kesal atas perlakuan Papa pada Mama, namun perlahan aku mulai bisa menerima perlakuan itu sedikit demi sedikit. Dulunya aku sangat ingin melawan Papa tapi Mama selalu saja melarang ku dan memberikan alasan yang tepat agar aku tak melawan Papa.

"Duh, ini letak dimana sih?"gumamku saat membenarkan letak posisi barang-barang di lantai bawah.

Aku mencoba untuk mengingat-ingat kembali dimana semua posisi barang-barang saat pertama kali ku bereskan bersama Izumi.

"Nah ini disini nih,"

"Kan cantik bat, jangan bergerak kemana-mana ya!"ucapku pada barang itu.

Saat sudah beres semua aku bergegas mandi dan langsung sarapan tanpa ada Mama.

Ma,aku pergi ke sekolah ya. Aku sudah buatin sarapan di meja, maafin kalau gaenak. Semoga Mama suka ya!
Love you Ma :*

Aku menyelipkan selembar kertas dari bawah pintu kamar Mama.

***

"Duh, telat nih."gumamku melihat jam tangan dan mempercepat langkah.

"Heyyo!"sahut seseorang yang entah dari mana asalnya.

Aku mencari sumber suara itu dan ku dapati Arkan sedang duduk di joke motornya dengan gaya menaikan satu kakinya. Saat kulihat Arkan, aku tetap mencari sumber suara itu seperti aku tak melihat Arkan berada di sebrang jalan.

"Heyyo."ucap Arkan melambai-lambaikan tangan tepat di depan wajahku.

Aku tetap mengacuhkan nya dan berpura-pura tidak melihatnya.

"Bella, saya ada disini lo. Masa tubuh saya yang sangat atletis serta kharisma saya yang seperti pemain film-film itu kamu tidak menyadari nya."sambungnya bergaya-gaya tak jelas.

Aku masih terus berpura-pura tak melihatnya dan melanjutkan perjalanan ku menuju sekolah. Arkan tak putus asa, Arkan mengikuti ku dengan motornya yang ia dorong.

"Ishh, kenapa lu ngikutin gw?"ucapku kesal pada Arkan.

"Siapa yang ngikutin elu, kan gw Luan tadi yang ada di jalan sini,"

"Kalau lu ga ngikutin gw lu gabakal nunggu gw disono,"

"Yang nunggu siapa? Kan gw tadi sengaja berhenti terus ketemu sama lu," jawabnya tak mau kalah.

"Au ah, serah,"jawabku pasrah.

Setelah mendengar jawaban ku Arkan diam dan hanya berjalan di sampingku sembari mengeluarkan nada-nada musik dari mulutnya.

***

Gara-gara elu ni,"ucapku kesal.

"Kok gw?"

"Kalau lu tadi di jalan ga gangguin gw, gw gabakal dihukum gini,"

"Lh, kapan gw gangguin elu?"

"Tadi,"

"Perasaan tadi lu ga liat gw deh, tapi kenapa pas dihukum gini tiba-tiba lu seakan lihat gw tadi?"

About Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang