Bab 1

11K 507 12
                                    

Bunyi alarm mengganggu tidur nyenyak Arjuna di hari minggu yang cerah itu. Rasa kantuk yang tidak bisa ditahan-tahan membuat Arjuna kembali melanjutkan tidurnya. Namun, hal itu tak bertahan lama karena alarm di atas nakas kembali berbunyi.

Arjuna menjangkau jam weker di atas nakas lalu mematikannya. Matanya menyipit karena menyadari sinar matahari sudah mengintip lewat sela-sela jendela yang ditutup gorden. Arjuna beranjak bangun dan langsung menuju kamar mandi.

Hari libur yang seharusnya dia nikmati dengan tidur sepuas-puasnya ternyata hanya bisa menjadi angan-angannya saja. Setelah giat bekerja dari hari senin sampai sabtu Arjuna pikir dia bisa bersantai dihari minggu ini, namun dia salah besar karena Nyonya Rumah ini tidak akan membiarkannya menikmati waktu santai ini dengan berbaring di ranjang.

Arjuna keluar dari kamar dengan penampilan rapih. Laki-laki itu menenteng ponselnya menuju lantai bawah. Karena perutnya terasa lapar dia langsung menuju dapur dan menemukan mamanya yang sedang menyiram bunga di teras belakang.

"Good morning, Anak Ganteng!"

Arjuna bersandar di daun pintu yang menghubungkan area dapur dengan teras belakang sambil memandang mamanya. "Ma, Mama sengaja pasang alarm di kamarku, ya?"

Danina tertawa melihat ekspresi putranya yang sedikit cemberut. Perempuan itu mematikan kran airnya lalu mendekati Arjuna. "Habisnya kamu kalau hari libur selalu bangun siang."

"Namanya juga libur, Ma. Bangun siang nggak apa-apa kali."

"Liat jam dong, Mama pasang alarm dari jam tujuh lho, eh kamu malah bangun jam sepuluh." Danina menggiring anaknya menuju meja makan. "Makan gih, Mama udah makan."

Berhubung Arjuna memang lapar jadi dia menurut saja digiring mamanya menuju meja makan. "Banyak banget makanannya," ucapnya setelah melihat meja makan di depannya penuh dengan makanan. "Mama mau kasih makan anak Mama atau anak satu komplek?"

"Ngelucu aja kamu nih, tapi sayangnya nggak lucu. Eh, kamu kok udah rapih? Mau ke mana?"

"Pulang ke apartemen."

"Lah, kenapa pulang, Jav?"

"Kan memang harusnya aku pulang, tiap hari libur aku balik ke sini kan?"

Danina memandang sedih anaknya. "Kan ini rumah kamu juga, Jav. Kamu nggak perlu tinggal di apartemen, tinggal di sini lagi, ya?"

"Nggak bisa, Ma. Aku mau hidup mandiri."

"Memangnya di sini kamu nggak bisa hidup mandiri?"

"Bisa, tapi kayak kurang afdol gitu. Oh, ya, ngomong-ngomong kok aku ngerasa celanaku basah, ya, Ma." Arjuna mengangkat sedikit bokongnya.

"Basah gimana maksud kamu?"

Arjuna mengusap celananya lalu mengendus tangannya. "Bau kuah. Kok bisa bau?" 

Danina tersentak kaget. "Oh, iya! Mama lupa, Jav. Tadi Mama buat sup tapi malah tumpah." Danina menyengir tak bersalah. "Pasti ada yang tumpah ke kursi juga deh."

Arjuna menghela napas panjang, tak menyangka kalau dia harus mengganti celana lagi. 

"Mau ke mana, Jav?"

"Ganti celana dulu, Ma. Nggak nyaman kalau basah."

Danina tertawa melihat Arjuna yang sedikit merajuk. Tapi, dia benar-benar tidak sengaja membuat celana Arjuna basah, dia sendiri tidak tahu kalau kursi yang diduduki Arjuna basah karena kuah sup.

Danina beranjak bangun untuk membersihkan kursi yang basah itu, namun perhatiannya beralih pada ponsel anaknya yang bergetar. Diambilnya ponsel yang berada di atas meja itu sebelum berlalu menuju ruang tengah.

Hey, My Boo! (END) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang