Bab 34

2.9K 360 95
                                    

Sapa yang belum vote? Yuk, vote dulu. Hehehehe...

.

.

Sudah beberapa hari berlalu Arjuna dirawat, sudah selama itu juga Karren selalu menemaninya. Tak jarang, Karren menemani Arjuna bersama dengan Danina, atau Dona atau juga Jafir. Ya. Jafir memang masih berada di Indonesia, laki-laki paruh baya itu akan kembali ke Las Vegas setelah kondisi Arjuna dinyatakan membaik.

Selama sakit, Arjuna tidak masuk kantor. Semua urusan pekerjaan dia serahkan sepenuhnya kepada Jordi. Bila ada sesuatu yang dibutuhkan, Jordi akan datang ke rumah sakit sekaligus menjenguk Arjuna.

Bicara soal sakit, Arjuna merasakan tubuhnya berangsur-angsur pulih. Dia tidak jadi melanjutkan aksi menipu Jafir terkait kabar kelumpuhannya. Sebab Jafir sudah berjanji akan merestui hubungannya dengan Karren, Arjuna langsung mengatakan kondisinya yang baik-baik saja.

Jafir memang marah, tapi Jafir jauh lebih merasa bersyukur karena Arjuna baik-baik saja. Yang tidak baik-baik saja saat ini adalah hubungan Jafir dengan Darren. Ya, Jafir menaruh dendam kepada dokter tampan itu, setelah ikut menipunya.

"Siapa nama kakak kamu yang menipu saya kemarin?"

Karren menelan salivanya susah payah ketika ditanya. "Mas Darren, Om."

Kepala Jafir langsung mengangguk-angguk. "Benar, si kunyuk itu kerja di sini kan? Kenapa dia nggak muncul lagi di sini?"

Arjuna langsung terbatuk. Laki-laki itu saling melirik dengan Karren. "Sepertinya Darren sibuk, Pa," sahut Arjuna. "Aku dengar dia mulai serius menggantikan posisi pamannya sebagai direktur rumah sakit."

"Oh ya? Memangnya si kunyuk itu bisa apa?" Jafir tertawa sinis. "Dia itu paling bisa menipu orang tua."

"Hm, maafkan Mas Darren ya, Om." Karren meremas kedua tangannya. "Sebenarnya Mas Darren nggak bermaksud menipu kok. Lagi pula semuanya berawal dari Mas Juna."

Arjuna langsung melirik, kemudian menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi syok. "Aku? Memangnya aku salah apa?"

Tiba-tiba saja Jafir langsung menjitak kepala anaknya. "Kamu juga keterlaluan!"

"Aduh, Pa!" Arjuna menyingkir, meskipun tubuhnya hanya bergeser beberapa senti meter.

"Membohongi orang tua, kamu pikir Papa akan memaafkan kamu begitu saja?" Jafir tertawa sinis. "Tidak semudah itu, Jav! Lihat saja, apa yang akan Papa lakukan."

Mendengar itu, Arjuna langsung dibuat ketakutan. "Papa nggak akan melanggar janji kan? Papa sudah janji akan menikahkan aku dengan Karren. Papa nggak boleh ingkar janji."

"Memangnya Papa ada omongan seperti itu?"

Arjuna menyipitkan matanya. "Papa terlihat mencurigakan."

"Jangan memburuk sangka." Jafir beranjak bangun, kemudian menuju ke depan pintu. "Papa keluar dulu, nanti Papa balik lagi."

Setelah mengatakan itu, Jafir benar-benar pergi dari ruang inap Arjuna. Kini tersisa Arjuna dan Karren saja. Kedua muda-mudi itu saling menatap dan tersenyum.

"Kenapa sih, Mas? Kamu butuh sesuatu?"

Arjuna mengangguk. "Aku ingat kalau kemarin kamu masih marah sama aku. Setelah aku luka-luka begini, kamu nggak marah lagi. Kamu kasihan sama aku, ya?"

"Kasihan banget, Mas."

Sejujurnya Karren tidak benar-benar marah kok, eh sebenarnya memang marah sih. Tapi, aksi marahnya kan sudah berangsur-angsur membaik. Artinya, tinggal dibujuk sedikit lagi maka Karren akan memaafkan Arjuna.

Hey, My Boo! (END) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang