Bab 13

3.5K 386 51
                                    

Arjuna melirik ponselnya sekilas lalu memohon izin kepada kliennya. "Maaf, Pak. Saya izin mengangkat telepon dulu. Nanti asisten saya yang akan menunjukkan surat-suratnya."

Setelah kliennya mempersilakan Arjuna pergi, laki-laki itu lantas beranjak bangun dan menjauhi kebisingan. "Halo, Kak? Ada apa?"

"Kamu di mana? Aku cari di rumah kok nggak ada, kamu di apartemen?"

"Lagi di luar, ada urusan sama klien."

"Really? Di hari libur ini?"

Arjuna mengangguk tanpa sadar. "Memangnya kenapa? Aku sibuk, Kak."

Dona tertawa pelan. "Kamu pura-pura sibuk atau lagi galau?"

"Maksudnya?"

"Yah, siapa tau kamu lagi galau hari ini."

"Memangnya ada alasan apa sampai aku harus galau?"

"So, kamu nggak galau setelah putus dengan Karren? Atau kamu memang nggak benar-benar serius menjalin hubungan dengan Karren?"

"Wait! Putus? Aku dan Karren putus?"

"Iyups! Kalian putus, by the way aku udah curiga dari semalam sih. Tapi, kali ini aku benar-benar yakin kalau kalian putus. But, kenapa kalian putus?"

"Aku nggak paham apa maksud Kak Dona. Aku merasa hubunganku dan Karren baik-baik aja. Kami memang sedang ada masalah, tapi untuk putus ... no, jangan sampai kejadian."

"What? Ma-maksudnya gimana? Aku kok jadi bingung sih? Kalian nggak putus?"

"Iya, makanya aku heran. Sebenarnya Kak Dona tau dari mana kalau kami putus?"

"Postingan Karren semalam, bukannya dia foto mesra sama laki-laki lain, ya? Dan semalam kamu tetap stay cool. So, aku langsung curiga kalian memang udah nggak ada hubungan apa pun."

"Postingan semalam? Oke, aku udah konfirmasi itu sama sepupunya Karren. But, hanya karena itu Kak Dona menyimpulkan kalau kami putus?"

"Lalu, gimana dengan postingan terbarunya hari ini? Barusan muncul nih, masih anget-anget."

"Postingan terbaru?"

"Oho! Kamu pasti belum tau." Dona tertawa. "By the way, aku beneran yakin kalau Karren anaknya Pak Argadinata."

"Oke, cukup basa-basinya. Ada telepon masuk lain." Arjuna langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Dona dan berganti dengan Fresica. "Hal—"

"What are you doing, Mas Juna?" pekik Fresica. "Kalian beneran putus?!"

"Apa? Kamu bicara yang jelas, Sica. Siapa yang putus?" Arjuna mengernyit bingung, pasalnya sudah dua orang yang mengatakan kata 'putus' padanya.

"Kamu dan Karren! Memangnya siapa lagi? Oh my God! Aku pikir Mas Juna serius menjalani hubungan ini dengan Karren, tapi apa yang aku dapat? Kamu cuma main-main dengan Karren kan?"

Mendadak saja kepala Arjuna berdenyut nyeri. Masalahnya dengan Karren saja belum selesai, lalu muncul lagi masalah baru. Ini Arjuna yang terlalu tangguh atau masalah yang memang senang mendatanginya sih? Kenapa masalah selalu muncul di depannya?

"Mas Juna, kamu masih hidup kan? Kamu keterlaluan Mas! Kamu pikir hidup Karren cuma untuk main-main?"

"Shut up!" bentak Arjuna. "Bicara yang jelas! Saya benar-benar bingung!"

"Wait! Kamu udah liat postingan terbaru mamanya Karren belum?"

"Postingan apalagi?!" erang Arjuna. Kenapa manusia zaman ini senang sekali menyebarluaskan kehidupan pribadi mereka di media sosial sih?

Hey, My Boo! (END) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang