Bab 29

2.8K 402 65
                                    

Hayo, ketauan yang belum vote. Hihihihi....

Aneh nggak sih, banyak yang baca tapi sedikit yang vote? Awalnya aku pikir mungkin aja karyaku kurang menarik, hm... tapi kok setiap bab lumayan banyak yang baca lho. Kalau memang karyaku nggak menarik, berarti kan yang baca sedikit.😂😂

Aneh bin ajaib nih. Hihihihi.... Banyak manusia pemalu dilapak ini, cuma berani baca nggak berani menampakkan diri. Ups... Hehehe canda...

Udah ah, terserah kalian. Yang penting kalian suka. Happy reading.😘

.

.

.







Tidak ada kabar selama dua hari, menolak berkomunikasi, menolak ditemui, Arjuna kurang sabar apalagi? Tiba-tiba saja dia mendapatkan kabar, seketika perasaannya dibuat campur aduk.

Siang itu Arjuna sudah berdiskusi dengan Jordi, meminta saran dan trik untuk membujuk Karren. Arjuna telah menurunkan sedikit gengsinya di depan Jordi, supaya Jordi bisa membantunya mendapatkan maaf dari Karren.

Seharusnya siang itu, setelah mereka selesai makan siang, Arjuna menyiapkan beberapa hadiah untuk Karren sesuai saran Jordi. Tapi, kesialan sedang mengujinya. Siang itu Arjuna mendapatkan telepon dari asisten Dona bahwa kakak perempuan Arjuna itu membuat keributan di kantornya sendiri.

Perasaan Arjuna mendadak tidak tenang sebab si asisten Dona sempat membawa-bawa nama Fania. Kemungkinan besarnya adalah, Fania datang ke kantor Dona. Entah apa maksud tujuan kedatangan Fania, yang jelas Dona tidak bisa menerimanya dengan baik.

Setelah mendapatkan kabar tersebut, Arjuna segera meninggalkan pekerjaannya. Tubuhnya mendadak panas dingin memikirkan nasib Dona dan Fania bila dipertemukan. Perutnya tiba-tiba terasa mual, makan siang yang baru dia santap seakan minta dimuntahkan kembali.

Arjuna bahkan tidak ingat apakah dia memarkirkan mobilnya dengan benar atau tidak. Pikirannya hanya tertuju pada kekacauan di kantor Dona. Langkah kakinya lama-kelamaan menjadi cepat dan akhirnya berubah berlari.

Lobi di depan ruangan Dona lumayan agak ramai, dan Arjuna langsung mengernyit tidak suka. Ada satu sosok yang membuatnya mual tidak tertahan.

"Babang Tampan, you beneran adiknya Bu Bos?"

Arjuna langsung bergidik ngeri. "Stop! Jangan melangkah lagi!"

"Babang Tampan, buruan deh you masuk ke dalam."

"Saya bilang stop, kamu tidak dengar?" Arjuna menunjuk ke bawah. "Satu langkah saja kamu mendekat, saya gunting batangan kamu!" ancamnya yang langsung membuat Jeng Dormi menutupi celananya.

Arjuna melirik sekitar, kemudian mendengus. "Kalian dibayar untuk bekerja! Bukan untuk menonton!"

Satu detik kemudian para pegawai yang sedang bergosip langsung membubarkan diri, kecuali Jeng Dormi yang masih menatap Arjuna penuh kekaguman. Merasa ditatap, Arjuna kembali mendengus sinis. Laki-laki itu segera membuka pintu ruangan Dona ketimbang mengurusi Jeng Dormi.

Orang pertama yang Arjuna lihat setelah masuk ke dalam adalah Dona. "Kak Dona, sebenarnya apa yang terjadi?"

Dona masih menutup mulutnya rapat-rapat, namun matanya melirik Fania dengan sinis. Tampilannya sangat berantakan, sangat jauh berbeda dengan Dona yang biasa Arjuna lihat.

Hey, My Boo! (END) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang