Bab 2

4.9K 426 15
                                    

Jordi si mata-mata langsung mendongak ketika melihat bayangan seseorang yang sudah tak asing lagi baginya, sosok itu baru saja memasuki tempatnya duduk sambil mengedarkan pandangan. Sosok yang tak lain adalah Karren belum menyadari keberadaanya dan Jordi berniat untuk bermain-main sebentar.

"Kalau ada yang perlu disampaikan Ibu bisa langsung menghubungi saya," ucap Jordi sebelum mempersilakan kliennya untuk menerima telepon.

Sosok Arjuna masih fokus membaca lembaran kertas yang perlu dia teliti baik-baik. Laki-laki itu kelewat serius bila bekerja, Jordi sudah tidak heran lagi.

"Mas Juna, di belakang sana ada cewek cantik lho."

Arjuna masih fokus membaca deretan huruf selagi mulutnya menjawab, "Fokus kerja, Jordi. Banyak yang perlu kamu pelajari dari kasus ini."

"Sayang dilewatkan gitu aja Mas cewek cantik itu. Tapi, sayangnya cewek itu keliatan garang."

Kepala Arjuna sontak mendongak, dia merasa heran dengan tingkah juniornya ini. "Mata kamu kenapa kedip-kedip itu?"

"Coba geh liat cewek cantik tapi garang di belakang sana."

Arjuna menoleh ke belakang dengan perasaan bingung, matanya langsung membelalak kaget melihat kedatangan Karren yang tiba-tiba. Bukan tiba-tiba, Arjuna yakin ada orang yang sengaja mengundang perempuan itu ke sini. Mata Arjuna langsung melirik Jordi yang saat ini hanya menyengir tak bersalah.

Demi menghindari drama yang tidak bermutu, Arjuna undur diri namun sebelumnya dia berikan tatapan tajam untuk Jordi. Sesekali Jordi harus diberikan hukuman karena bertindak sesuka hati pada jam kerja.

"Lho, Pak Arjuna ke mana?"

"Pak Arjuna sedang menemui kenalannya sebentar, Bu. Jadi, bagaimana, Bu? Apa ada yang mau Ibu sampaikan lagi?"

Jordi kembali bersikap profesional di depan kliennya. Biar pun dia membuat Arjuna kesal, dia yakin setelah ini Karren akan mengucapkan terima kasih padanya.

Sementara itu, Arjuna menahan Karren yang akan melaluinya. Kalau tidak dicegah dia yakin Karren akan mendatangi kliennya yang sedang bersama Jordi.

"Lepasin!"

Dia sengaja mengabaikan rontaan Karren dan membawanya keluar lalu menuju mobil yang yang terparkir. Arjuna mengecek jam tangannya, rupanya sudah masuk jam makan siang. kebetulan sekali, pikirnya.

"Kamu naik apa ke sini?"

Karren mendelik. "Kenapa mau tau?"

"Aku khawatir."

"Khawatir apa?" Karren meluruskan pandangannya ke arah Jordi dan si perempuan yang masih asik berbincang.

"Perempuan itu adalah klien pertama Jordi yang lumayan kooperatif. Biasanya Jordi sering mendapat klien yang banyak maunya, repot, terlalu sulit diatur."

"Aku nggak tanya!"

"Aku jelasin."

"Kalau dia klien Jordi, kenapa kamu harus ikut? Dia kan asisten kamu, harusnya dia bisa urus sendiri kliennya."

"Dia cuma minta ditemani." Arjuna menghidupkan mesin mobilnya, lalu bersiap-siap untuk menyebrang jalan. "Kita makan siang dulu yuk. Mau makan siang di mana?"

Mendengar ajakan makan siang yang lumayan menarik itu Karren langsung melunak. Kebetulan sekali karena dia sedang merasa lapar. Oh, ya, dia kan memang belum mengisi perutnya sejak pagi.

"Makan apa, ya? Aku kadang suka bingung deh kalau ditanya mau makan apa. Karena bawaannya kepengin makan apa aja yang muncul di kepala."

"Kamu belum sarapan, ya?" tebak Arjuna.

Hey, My Boo! (END) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang