"Sometimes, I forgot the game we're playing..."
🌹🌹🌹
Chaeyoung menatap malas Jennie yang masih berjalan dengan wajah gelisah. Sejak Ia datang menemui gadis itu di istana, gadis bermata kucing itu terus menerus mengoceh soal foto mereka yang tersebar.
"Sudahlah, itu kan hanya foto." tukas Chaeyoung. Jennie menoleh lalu melotot padanya.
"Hanya foto!?" teriaknya.
Chaeyoung menghela nafasnya lelah. Ia menyandarkan punggungnya pada sofa kamar Jennie selagi gadis itu kembali berjalan mondar-mandir.
"Lalu, kau mau apa?" tanya Chaeyoung pada akhirnya. Pusing juga melihat Jennie bertingkah seperti ini.
"Lakukan konferensi pers. Bersihkan namaku."
Kali ini, Chaeyoung mengernyitkan keningnya. "Memangnya bagian mana dari berita itu yang membuat namamu kotor?"
"Semuanya!" Jennie berteriak lagi. Ia mendudukkan dirinya disamping Chaeyoung. "Apa kata orang tentang seorang gadis yang berciuman dengan pangeran di balkon kamar saat malam hari?"
Chaeyoung mendengus. "Tidak ada yang tau kalau kau adalah gadis di foto."
Mata Jennie melirik Chaeyoung tajam. Wanita blonde itu mengangkat sebelah alisnya. Sejak kapan Jennie memakai eyeliner?, pikirnya.
"Semua akan tau ketika kau mengumumkanku sebagai calon Putri Mahkota." Jennie berdesis. "Mereka pasti akan menyebutku wanita penggoda, murahan, gadis miskin yang ambisius—"
"Jennie." Chaeyoung memotong ucapan Jennie. Ia menatap tak percaya gadis itu. "Kau terlalu banyak menonton drama."
Jennie mendengus. Ia ikut menyandarkan tubuhnya di sofa. Chaeyoung meliriknya.
"Semuanya akan baik-baik saja. Para dewan sudah sepakat akan mengatur konferensi pers soal dirimu besok." ucap Chaeyoung mencoba menenangkan Jennie.
"Besok?" gumam Jennie. Chaeyoung mengangguk. Tangannya merogoh tas hitam miliknya. Mengeluarkan sebuah map merah lalu menaruhnya diatas meja.
"Daripada membahas hal sepele seperti itu, sebaiknya kita tanda tangani kontrak kita." katanya. Ia menaruh sebuah pena hitam disamping map itu.
Jennie mencibir. "Kau sudah menciumku dan sekarang baru menawarkan kontraknya."
"Seharusnya kita sudah menandatangani kontrak itu kalau kau tidak mengusirku hari itu." Chaeyoung menatap Jennie malas. Mood gadis itu masih membuatnya kesal.
Jennie sedikit berdesis tapi tetap mengambil kontrak itu. Matanya menyusuri tiap kata dan point yang tertulis dalam klausul kontrak itu. Jennie membulatkan matanya saat sampai di salah satu point.
"Seratus juta?"
Chaeyoung mengangguk. "Seratus juta dollar."
Jennie kian melotot. Bibirnya terbuka dan menatap tak percaya wanita disampingnya.
"I-ini pesangonku?" tanyanya tak percaya.
"Kurang?"
Jennie menggeleng kencang. "Ini terlalu besar."
"Aku ingin kau tetap hidup dengan baik setelah kita bercerai. Itu belum termasuk uang bulanan yang akan kukirim sampai kau menikah lagi."
Jennie tergagap. Ia memutar-mutar pena di tangannya. Matanya bergantian menatap Sang Putra Mahkota dan isi kontrak.
"Aku tanda tangan disini?"
Chaeyoung mengangguk.
Tangan Jennie bergerak menggoreskan pena di tempat kosong diatas namanya. Dengan gerakan pelan, Ia menutup map itu dan menyerahkannya pada Chaeyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
Lãng mạnGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...