Note : please vote and enjoy reading 💞
Sana memeluk erat Jennie di pintu belakang restoran suaminya. Jennie sudah harus kembali ke Istana, padahal dia belum sampai tiga jam bermain dengan anaknya. Tzuyu mengelus pundak istrinya.
"Sudahlah, sayang. Kita bisa bertemu Jennie lain kali."
Jennie mengangguk dalam pelukan Sana. Wanita berambut pirang itu melepas pelukannya, walau masih menangis sedih.
"Jennie kan sudah kuanggap putriku. Lagi pula sabtu ini Ia akan resmi menjadi Putri Mahkota. Uh, Putra Mahkota telah mencuri Jennie-ku!"
Jisoo melotot. "Yak, Jangan bicara sembarangan, bagaimana bisa Mommy menghina Putra Mahkota?"
Sana cemberut. Ia menatap Jennie yang tersenyum lembut. "Tolong jangan lupakan kami. Kapanpun kau butuh, kami selalu ada untukmu, Jenniyaa."
Jennie balas tersenyum dan menggenggam kedua tangan Sana. "Tentu saja, Bibi. Terima kasih atas semuanya."
Tzuyu dan Jisoo tersenyum. Gadis bermata kucing itu nampak lebih dewasa sekarang. Jisoo bahkan yakin, Ia melihat aura berbeda dari diri sahabatnya itu. Berada di lingkungan kerajaan dan royal family telah mengubah banyak hal dalam dirinya.
"Yang Mulia, sudah waktunya."
Suara renyah Jinhwan membuat Jennie menoleh. Ia mengangguk sesaat dan kembali menatap keluarga Chou. "Aku kembali dulu. Terima kasih nasi gorengnya, Paman, Bibi, Cichu."
"Bye, Jendeuk." "Hati-hati dijalan, nak."
Jennie tersenyum lebar dan melambai tangan sebelum berbalik menuju mobil kerajaan yang menjemputnya. Jeonghan membukakan pintu untuknya. Jinhwan membungkuk hormat pada Keluarga Chou sebelum mengikuti sang Putri Mahkota dan berjalan kearah kursi kemudi.
Mobil itu pergi meninggalkan kawasan itu dengan mata kucing Jennie yang terus menatap jalan yang berkelebat cepat. Jeonghan yang ada disampingnya diam tanpa suara. Jinhwan menatap junjungannya dari spion depan.
"Yang Mulia, boleh saya memberi tahu satu hal?"
Jennie menoleh dan tersenyum. "Tentu saja, Jinhwan. Apa itu?"
"Ini tentang alasan Anda diminta pulang cepat, dan kemungkinan setelahnya."
Jennie terdiam. "Pernikahanku?"
"Ne, Yang Mulia." Jinhwan menatap ke jalan depan sambil tersenyum. "Beberapa bulan yang lalu, saat Putra Mahkota memberi perintah menyelamatkanmu di tengah malam, Aku dan pasukanku berfikir hal lain."
"Maksudmu?"
"Anda, Yang Mulia. Kami fikir, apa istimewanya diri Anda? Kami tidak pernah menyukai Kim Soojung, tapi jika Anda disandingkan dengannya saat itu, Anda tentu kalah telak."
Jinhwan melirik Jennie sekali lagi dan tersenyum. "Tapi, ternyata Anda seribu kali lebih luar biasa darinya, Yang Mulia."
"Jinhwanie.."
"Anda, yang selalu menyapa dayang terendah sekalipun dengan senyuman. Anda, yang selalu berfikir positif. Kumohon, Yang Mulia. Jangan pernah terbesit sedikit pun kata 'tak pantas' menghadiri pikiranmu. Kami selalu khawatir jika melihatmu terdiam lama. Tapi, satu hal yang perlu kau ketahui, Yang Mulia. Aku dan pasukanku tetap mendukungku. Nona Yoona, Tuan Lim, dan Jeonghan. Anda memiliki kami semua. Kuat dan tersenyumlah, biarkan Kami selalu berkorban untuk Anda."
Mata Jennie memerah dan berkaca-kaca. Di sampingnya, Jeonghan membungkuk hormat dalam duduknya. "Itu janji kami, Yang Mulia."
Jennie tidak dapat menahan air matanya lagi. Tubuhnya bergetar haru. Bagaimana bisa dia merasa Tuhan tak menyayanginya? Tuhan telah mengugerahinya banyak orang yang selalu berada di sisinya. Jennie menghapus airmatanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/281264125-288-k92792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
RomanceGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...