Yiren tersenyum tipis saat seorang pelayan istana memberinya sebuah teh dan kue. Wanita itu kini telah duduk di ruang tamu istana utama, menunggu kepala pelayan. Derap langkah buru-buru terdengar, dan sosok Yoona merangsek masuk dengan senyum di wajahnya.
"Nona Wang."
Yoona duduk di kursi depan Yiren. Gadis itu tersenyum, diikuti Yiren yang juga menampilkan senyum di wajahnya.
"Senang bertemu denganmu lagi, Yoona eonnie."
"Ah." senyum Yoona semakin tipis. "Hanya.. sayang sekali harus bertemu di saat seperti ini."
Yiren mengangguk pelan dan menyentuh gagang cangkir di hadapannya. "Aku turut berduka untuk Yang Mulia Ratu."
"Terima kasih." Yoona menghela nafas. "Apa anda disini untuk data kematian Jeonghan?"
"Ne. Jeonghan masih punya keluarga di China. Kupikir mereka perlu membuat sebuah kubur untuknya."
Yoona mengangguk. "Karena hanya potongan bajunya yang tersisa, mungkin tidak banyak data yang akan kuberikan."
"Aku mengerti."
Seorang pelayan masuk menghampiri mereka dengan sebuah map ditangannya. Pelayan itu memberikan map itu kepada Yoona, yang diterima gadis itu dengan senyum.
"Hanya ini yang bisa pihak kami berikan."
Yiren menerima uluran map itu dari Yoona dan mulai membacanya. Ia mengangguk pelan. "Apa Yang Mulia Raja ada di tempat?"
Yoona mengangguk. "Beliau di Aula, Nona."
"Aula?"
"Persiapan untuk konferensi pers."
.
.
.
Jeonghan menaruh nampan berisi piring dan gelas kosong di wastafel pencucian piring dan mulai mencucinya. Di meja makan, Chaerin begitu fokus dengan laptop milik Shu Hua sambil sesekali meng-klik sesuatu.
"Mereka berulah lagi."
Jeonghan menoleh sambil mencuci tangannya dari busa sabun. Gadis itu berjalan menghampiri Chaerin dan duduk disampingnya, ikut melihat layar laptop.
"Seseorang menyebarkan kontrak pernikahan Raja dan Ratu."
Dahi Jeonghan berkerut. "Aku tidak tauu ada hal semacam itu."
"Aku juga." Chaerin menanggapi. "Tapi ini seperti perjanjian pra-nikah. Hal yang sangat wajar, kupikir."
"Tidak ada tanggapan dari istana?"
"Tunggu sebentar." Jemari Chaerin kembali bergerak, matanya awas pada setiap sudut halaman. "Oh."
"Apa? apa?"
"Raja akan mengadakan konferensi pers siang ini."
.
.
.
"Kita butuh kerajaan yang kuat!"
"Benar!"
"Raja tanpa Ratu adalah musibah!"
"Yaaaa!"
"Kami butuh seorang Ratu!"
Senyum puas terpampang pada wajah pimpinan demonstrasi itu. Lelaki itu berdiri di depan masyarakat yang berdemo di alun-alun kota. Beberapa polisi berjaga, dan beberapa warga menonton mereka.
"Ya! Bagus! Teruslah berteriak!"
Pria itu semakin melebarkan senyumnya. Mata coklat dengan wajah berbingkai rambut hitam miliknya menatap plasma ukuran besar di tengah alun-alun, menunggu tanggapan istana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
RomanceGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...