Dahi Chaeyoung kini berkerut. Ia menolehkan kepalanya ke bawah, ke arah halaman, tapi tidak ada satu orang pun. Hanya suara jangkrik yang menjawab kebingungannya.
'Tes'
Chaeyoung menoleh ke samping. Ia melebarkan matanya saat melihat tetesan merah yang mengotori piyamanya. Kepalanya menoleh keatas dan menemukan tubuh salah satu penjaga istana telah tergeletak di balkon atas dengan darah yang merembes dari dadanya.
"Apa yang terjadi?! Penjaga?!"
"Disini!"
Suara itu begitu jauh, tapi terdengar telinganya. Chaeyoung menoleh kearah balkon ujung kanan. Matanya nyaris keluar begitu melihat sekumpulan orang bertopeng hitam yang menatap kearahnya. Dua diantara mereka memegang senapan.
"Cepat tembak dia!"
Chaeyoung tidak bodoh. Siapapun mereka, niat mereka adalah membunuhnya. Pistol di tangan mereka siap menembak.
"Yang Mulia! Merunduk!"
Suara Lim menghampiri telinganya. Chaeyoung menoleh ke balkon kanan dan menemukan Lim juga Wendy sudah bersiap dengan pistol mereka. Dengan cepat, Raja itu merunduk, tiarap diatas lantai balkon. Saat itu pula, peluru Lim melayang, menembak tepat ke jantung lelaki pembawa pistol itu.
"Yang Mulia!" Wendy berteriak "Terima talinya, Yang Mulia! Merayaplah lewat dinding."
Mata Chaeyoung bergerak liar. Sekumpulan orang di balkon ujung kiri itu kini berarak menuju dalam istana. Akan sangat berbahaya jika dia justru keluar dari kamarnya. Saat ujung tali yang dilemparkan Wendy terjatuh di hadapannya, ia segera berdiri dan meliliti benda itu di pinggangnya.
"Yang Mulia, cepatlah!"
Kali ini Lim yang berteriak. Ia dan Wendy juga telah melilitkan sebuah tali di pinggang mereka. Dengan anggukan yang cepat, Chaeyoung mulai melompati pagar balkon. Raja itu kini berjalan merayapi dinding dengan pijakan kecil di kakinya.
"Genggam tanganku, Yang Mulia."
Wendy mengulurkan tangannya satu meter menjelang Chaeyoung sampai di balkon tempat mereka berdiri. Suara tembakan mulai terdengar di koridor istana dan Chaeyoung mempercepat gerakannya.
"Sebentar." Chaeyoung meraih pagar balkon dan menggenggam tangan Wendy. Pengawalnya itu menarik tubuh Chaeyoung dan membuatnya meloncati pagar balkon.
"Maafkan kami jika kau lelah, Yang Mulia. Tapi, kita harus lompat lagi."
Lim membantu Chaeyoung berdiri dan mengeratkan lilitan tali pada pinggangnya. Ia dan Wendy membawa Chaeyoung ke sisi depan balkon.
"Anda siap, Yang Mulia?"
Chaeyoung hanya mengangguk, menelan beragam pertanyaan yang terkumpul di kepalanya. Dalam hitungan ketiga, tubuhnya sudah melayang di dekapan Lim dan Wendy. Hanya beberapa detik, dan Chaeyoung sudah merasakan tarikan pelan beberapa orang di bawah, membantunya untuk terlepas dari tali.
"Aku ingin setengahnya menyerbu mereka yang didalam!" teriak Lim. "Setengahnya lagi, evakuasi seluruh pelayan ke lantai bawah!"
"Siap, Tuan!"
Chaeyoung lagi-lagi tidak mempercayai penglihatannya. Ia merasa menjadi bodoh saat terpukau oleh kekuatan para tentara kerajaan saat ini. Sebuah mobil menghampiri mereka bertiga dan Lim membuka pintu untuknya.
"Masuklah, Yang Mulia."
Lim menoleh pada Wendy. "Kau masuklah. Bawa Raja ke rumah peristirahatan sementara."
.
.
.
"Jangan diam saja." Seungjun melemparkan tongkat baseball pada Jeonghan. "Periksa kamar Ratu. Aku akan memeriksa bagian depan."
![](https://img.wattpad.com/cover/281264125-288-k92792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
RomanceGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...