•••
“Jungmo!”
Jungmo melirik jam tangannya sebentar, tanpa peduli dengan teriakan seorang gadis yang memanggil namanya, seperti sudah mengenali suara gadis itu.
Pacar tak perlu, rank ML nomor satu. Eh ga deh, Jungmo kan punya doi :D
“Tumben ke sini Nay, Wonjin kan dikelas lo.” kata Jungmo tanpa mengalihkan pandangannya.
“Sebelumnya gue cuma mau nanya. Wonjin kenapa akhir-akhir ini? Soalnya gue takut ada salah yang bikin dia gak nyaman. Lo tau kenapa?”
“Iya, salah lo.” sahut Jungmo. Salah lo ngajak Wonjin nganu di mimpi, doang. Lanjutnya dalam hati.
“Beneran?” tanya Nayoung, lalu raut wajahnya berubah khawatir.
“Gue gak bisa ngasih tau yang jelas, intinya itu.” kata Jungmo, membuat Nayoung berpikir untuk memaksa Jungmo mengatakan alasan kenapa Wonjin bertingkah seperti itu akhir-akhir ini ketika mereka tanpa sengaja berpapasan.
Gadis itu keluar tanpa mengucapkan kata, kepalanya celingak-celinguk di koridor sepi pagi hari.
Nayoung sangat berharap, sosok Wang Yiren datang. Dan ternyata, harapannya terkabul. Matanya berbinar melihat kedatangan gadis itu bersama motor Scoopy-nya.
Dia menunggu Yiren mendekat, baru akan memanggilnya.
“Eh, Yiren!”
Yiren merasa terpanggil, langsung saja menghampiri Nayoung.
“Boleh minta tolong gak? Sekali ini aja ya, Ren.” mohon Nayoung.
“Apa?” tanya Yiren.
Nayoung mendekat ke arah Yiren untuk membisikan sesuatu. Yiren terlihat tak ingin awalnya, tapi anggap saja ini demi Nayoung, pikirnya begitu.
“Oke. Lo ke kelas aja dulu, nanti gue kabarin lewat chat.” kata Yiren, membuat Nayoung tersenyum sumringah lalu menuruti perkataan Yiren untuk kembali ke kelas.
•••
“Ko Jungmo, sini lo bego!”
Jam istirahat dimulai, Wonjin langsung saja menghampiri kelas Jungmo dengan amarahnya. Jungmo yang sudah tahu akan seperti ini, lantas mengambil ancang-ancang keluar melalui jendela yang akan membawanya ke bagian belakang kelas.
“Tolol! Punya temen kayak lo emang halal buat dipanggang di neraka. Sialan lo!” amuk Wonjin, melupakan tatapan dari orang-orang yang berada di kelas, termasuk Hyeongjun dan Minhee.
“Kenapa tuh?” tanya Minhee.
Hyeongjun hanya mengangkat bahunya. “Gak tau. Marah di aduin ke doinya kali, kalo si Wonjin habis mimpiin dia,” Hyeongjun terdiam beberapa saat. “Mimpi basah.” lanjutnya seperti mengoreksi perkataannya diawal.
“Skuy lah kantin.” ajak Minhee, dan kemudian keduanya bergegas ke kantin tanpa memperdulikan dua curut yang sedang bertengkar.
“Sumpah, Jin! Gue gak tau kalo Yiren disuruh sama Nayoung!” kata Jungmo berusaha menjelaskan lewat jendela karena dia sudah sedari tadi melompat keluar.
“Ya lord, image gue ancur banget!” keluh Wonjin frustasi.
“Gue gak bermaksud, Jin! Awalnya Nayoung yang pergi ke gue, gue gak ngasih tau. Terus ternyata dia nyuruh Yiren, ya–ya gue terpaksa bilang, soalnya gue gak kuat iman kalo deket Yiren.” jelas Jungmo terburu-buru.
“Sangean, najis!” sahut Wonjin.
“Maksudnya, pen meluk saking gemesnya. Cuci otak dulu sana!” sahut Jungmo tak mau kalah.
Wonjin menggeram frustasi, lagi-lagi dia hanya bisa mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan sejak tadi. “Au ah! Jungmo setan!” Wonjin merajuk, dan keluar dari kelas Jungmo.
“Maaf, Jin! Gue gak bermaksud. Sarangek, Wonjin!”
•••
“Sumpah, Nay. Gue gak niat mimpiin lo, lo sendiri yang dateng.”
Nayoung menyentak genggamannya pada tangan Wonjin, menatap cowok itu tajam. Wonjin yang mendapat tatapan menusuk dari doi hanya bisa menelan ludah, dan bersiap menerima omelan atau pun nantinya bakal dicuekin.
“Gue dateng ke mimpi lo?” tanya Nayoung, lalu tawa gadis itu pecah seketika.
Wonjin awalnya bingung, tapi ikut tersenyum bahagia melihatnya. “Gak percaya?”
Nayoung menormalkan garis bibirnya. Chat Yiren yang mengatakan jika Wonjin memimpikan dirinya itu terasa menggelitik perutnya. “Iya, oke. Gue percaya.” sahut gadis itu.
“Jadi, gara-gara itu lo ngehindar?” tanya Nayoung sambil menahan senyumnya.
Wonjin menggaruk tengkuknya, tiba-tiba telinganya terasa panas. “Ya, ga–gak gitu juga.” sahut Wonjin gelalapan.
Nayoung terkekeh sebentar. “Wonjin, Wonjin.” gumamnya sambil terus tersenyum geli, lalu pergi dari hadapan Wonjin begitu saja.
Wonjin yang mendengar itu, langsung saja memegangi dada kirinya lalu oleng ke tembok bersama senyumannya. “Gila, nama gue.” gumam Wonjin tak percaya, saat Nayoung menyebutkan namanya dalam keadaan tersenyum, ditambah lagi alasan Nayoung tersenyum adalah dirinya.
Wonjin menyusulnya, dan ikut tersenyum saat melihat senyum Nayoung yang masih awet. “Senyum lo bikin gue bahagia, Nay.” kata Wonjin serius, diselingi senyum manisnya.
Nayoung menyembunyikan senyumnya. “Gak senyum.” sangkal Nayoung.
“Terserah deh.”
•••
skuy, kawal JinNay sampe langgeng :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Wonjin | Ham Wonjin
FanfictionKetika seseorang yang menjadi sumber kebahagiaan mu, juga merupakan orang yang menorehkan luka pada hati mu. ___ Cravity, Ham Wonjin ft. Lightsum, Kim Nayoung. ©unayaaaa12, 2021