•••
"Kak Wonjin, hari ini jadwal latihan tim kakak ya?"
"Eh Wony? Iya nih. Bakal capek banget nanti, jangan ganggu ya." ucap Wonjin ramah, namun tersirat makna menyindir pada kalimat terakhir.
"Semangat ya kak!" seru Wonyoung memberi semangat pada Wonjin.
Wonjin menanggapinya hanya dengan anggukan kecil, kemudian pandangannya beralih melihat Nayoung bersama Hyewon yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.
"Nayoung!" seru Wonjin antusias.
Langsung melihat perubahan ekspresi Wonjin, Wonyoung menatap tak suka saat Wonjin menghampiri Nayoung.
"Nanti nonton gue latihan ya? Ya?" bujuk Wonjin langsung merubah nada bicaranya, membuat Nayoung memutar bola matanya jengah.
Sedangkan Hyewon, memberi kode dengan mencubit pelan lengan Nayoung, agar tetap pada rencana mereka dari awal, untung Nayoung cepat connect.
"Iya." jawab Nayoung ogah-ogahan.
"Nay, gue duluan ya, bye!" sialan, Hyewon nih kayaknya emang sengaja mau ninggalin mereka berdua. Nayoung hanya bisa mengumpat dalam hati melihat tatapan menggoda dari Hyewon yang sudah berjalan dibelakang Wonjin.
"Eh iya kak, ini buat kak Wonjin! Di minum ya!" tiba-tiba saja Wonyoung menghampiri keduanya setelah kepergian Hyewon dari sana.
Wonjin mau pun Nayoung kompak tidak merespon, terlebih Nayoung.
"Maaf, kakak ini siapa ya?" tanya Wonyoung kepada Wonjin.
"Dia Nayoung, satu angkatan sama gue." jawab Wonjin seadanya.
Wonyoung hanya menganggukkan kepalanya. "Kalau boleh tau, kak Wonjin siapanya kak Nayoung?" tanya Wonyoung langsung pada Nayoung tanpa basa-basi.
"Dia-"
"Pacar gue, kenapa?"
What the f*ck, Kim Nayoung?!?!!
•••
Nayoung kembali duduk di atas kasurnya setelah puas mengacak-acak kasur miliknya hingga selimut tak lagi berbentuk. Lihat saja rambutnya yang tidak lagi tertata, dan malah mengembang ke atas.
Sungguh, Nayoung benar-benar tidak tahu kalimat itu bisa keluar dari mulutnya bahkan saat dia tidak memikirkannya. Ada apa dengan mulutnya?!
"Nayoung lo bego banget, bisa-bisanya lo bilang begitu, kenapa sih? Lo kenapaaa!" rasanya untuk memaki diri sendiri, Nayoung belum puas.
"Woi, lu napa sih? Jangan kayak orang gila." teriak Seungmin sembari menggedor pintu kamarnya agak keras seraya memperingati.
"Apa sih! Urus aja urusan lo sendiri bang!" balas Nayoung dengan nada kesal.
"Bego! Gimana gue mau urus kalo suara berisik lo bikin gue gak fokus!" sahut Seungmin tak mau kalah dari luar.
Kali ini Nayoung menurut, memilih merebahkan diri ke kasurnya yang berantakan itu. "Kalo aja si Wonyoung itu gak ada, gue gak akan reflek bilang kayak tadi." sungut Nayoung sebal.
Tiba-tiba kondisi wajah Nayoung berubah rileks saat dirinya mulai berpikir tentang Wonjin. "Tapi kira-kira Wonjin bakal seneng gak ya? Apa dia biasa aja?"
Kemudian moodnya kembali seperti semula. "Ih au ah, gak peduli!"
•••
Jungmo, Hyeongjun, dan Minhee melihat ke arah Wonjin dengan tatapan yang sulit diartikan, karena sejak datang ke kantin senyum cowok itu tidak pernah pudar, bahkan untuk memesan makanan pun dia masih tetap senyam-senyum.
"Wonjin, lo kenapa lagi hari ini? Tolong jangan bikin kita mikir buat mutilasi lo." kata Jungmo agak ngeri.
Mendengar itu lantas Wonjin berdecak kesal. "Psikopat anjir! Gue lagi seneng! Ya, kalian mikir ajalah, ngapain orang senyum-senyum kalo bukan seneng?"
"Gila sih, bisa jadi." serobot Hyeongjun membuat Wonjin berniat menghajarnya namun ia urungkan.
"Sembarangan!" sahut Wonjin.
"Gue berani taruhan rumah gue kalo ni anak gak ngomongin Nayoung." kata Minhee ngasal.
Sebenernya Wonjin mau jahil, bilang kalau bukan Nayoung yang jadi alasan dia senyum-senyum tapi rasanya gak bisa bohong kalau soal Nayoung.
"Tau aja lo serbet dapur!" sahut Wonjin sembari terkekeh kecil.
"Apa lagi sekarang?" tanya Jungmo ogah-ogahan. Mereka ini tetap mau dengerin cerita random Wonjin walaupun kadang rasanya ingin menghajarnya secara bergantian.
"Gue di kirim pap, anjay!"
"Halah, paling salkir, iya kan?"
Sahutan keramat dari Jungmo membuat Wonjin hilang semangat sekaligus mengeluarkan ekspresi julid-nya. "Gue banting juga lo lama-lama!" umpat Wonjin kesal.
Melihat itu Hyeongjun dan Minhee kompak tertawa terbahak-bahak.
Tapi tak berselang lama, Wonjin kembali sumringah. "Sama satu lagi, Nayoung ngakuin gue sebagai cowoknya di depan Wonyoung, garis bawahi, di depan Wonyoung!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Wonjin | Ham Wonjin
Fiksi PenggemarKetika seseorang yang menjadi sumber kebahagiaan mu, juga merupakan orang yang menorehkan luka pada hati mu. ___ Cravity, Ham Wonjin ft. Lightsum, Kim Nayoung. ©unayaaaa12, 2021