🍁╏ mencoba

4 2 0
                                    

“Wonjin,”

Perlahan, kelopak mata cowok itu terbuka. Juga, kedua sudut bibirnya ikut terangkat melihat siapa yang pertama kali hadir saat dirinya membuka mata.

“Gak usah mandi dulu ya, biarin obatnya kering dulu.” kata Nayoung, membuat Wonjin mengangguk menurut.

“Pake jari lo aja,” kegiatan Nayoung yang mengoleskan salep ke cotton bud terhenti.

“Ntar makin perih.” kata Nayoung, lalu kembali melanjutkan kegiatannya, tapi lagi-lagi Wonjin mengehentikan.

“Gapapa,” akhirnya Nayoung menurut, dengan mengoleskan sedikit salep ke jari telunjuknya.

“Tahan ya.” kata Nayoung, sebelum ia menyentuh luka yang berada di tulang pipi cowok itu.

Melihat Wonjin yang meringis tertahan, membuat Nayoung meringis, seolah ikut merasakan perihnya. “Tahan, dikit lagi.” lirih Nayoung, sambil sesekali meniup kecil luka Wonjin.

Lalu, jari Nayoung berpindah ke ujung bibir cowok itu. “Mama sama Papa lo gimana? Gak nyariin?” tanya Nayoung sembari memundurkan tubuhnya.

“Bunda nginep lagi di rumah keluarga, kalo bokap udah gak ada. Lo sendiri?”

Nayoung kembali mendekat, untuk menggapai luka Wonjin. “Mereka biasa pergi jauh, jadi gue sama bang Seungmin udah biasa di tinggal lama. Btw, maaf ya, gue gak bermaksud ungkit tentang bokap lo.” sahut Nayoung, dan dibalas anggukan kecil dari Wonjin.

Kemudian hening. Keduanya disibukkan oleh kegiatan masing-masing, dengan Nayoung yang mengobati luka Wonjin, dan Wonjin sendiri yang sibuk memperhatikan gerakan bibir kecil gadis itu yang sesekali terasa meniup lukanya.

“Jangan ditiup.” lirih Wonjin, membuat Nayoung menjauhkan diri, karena terkejut jika dengan meniup luka membuat Wonjin semakin merasakan perih.

“Maaf, makin perih ya? Gue cuma mau salepnya cepat ker—”

“Gue takut gak bisa nahan kalo lo niup bibir gue terus. Lo mau bibir lo tiba-tiba gue sosor?”

•••

“OMG! Nayoung! Gue denger, lo sama abang sempet di sekap sama Yeonjun ya?”

Nayoung menajamkan alisnya saat mendengar suara Hyewon. “Ih! Hyewon, jangan kenceng-kenceng, bisa gak?”

“Ya maaf, habisnya bikin kaget sih. Btw lo gapapa, 'kan? Ada yang luka?” Nayoung menggeleng menangapi pertanyaan beruntun dari teman sebangkunya itu.

“Enggak, gue baik-baik aja. Soalnya si Won—” gadis itu tiba-tiba terdiam, membuat Hyewon penasaran menunggu kelanjutannya.

“Won? Siapa?” tanya Hyewon.

Nayoung menggeleng. “Enggak, itu temennya bang Seungmin. Dia—” tiba-tiba Wonjin muncul disampingnya dengan senyum cerah, dan tak lupa pula bekas luka yang masih membekas diwajahnya.

“Ngomongin apa nih?”

Hyewon tersenyum jahil saat otaknya sudah paham. “Oh, Wonjin toh? Oalah!”

“Ih, Hyewon!” Nayoung langsung saja pergi dari sana dengan perasaan malu, yang entah apa penyebab pastinya.

“Apa? Kenapa sama gue?” tanya Wonjin seperti orang kebingungan.

Hyewon tersenyum. “Gak jadi deh, ntar gue digorok sama Nayoung kalo bilang, dia baru aja niat cerita tentang lo ke gue. Eh?”

•••

“Nay, lo serius gak ada perasaan sama Wonjin setelah dia bilang suka sama lo dari semester dua kelas 10?”

Nayoung yang tadinya berniat membuka kotak pensilnya, kini terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan membuka dan mengambil pulpennya. “Ngomong apa sih,” Nayoung sama sekali tak berniat menanggapi serius pertanyaan Hyewon, dan mulai fokus menyalin catatan dari papan tulis.

“Tapi kalo di pikir ya Nay, dia itu serius. Emang kalo dia bercanda, bakal tahan sampe sekarang gitu? Kalo gue jadi dia, gue pasti udah berhenti.” celoteh Hyewon sambil terus menulis.

Nayoung terdiam sebentar. “Kenapa?” tanya Nayoung terdengar reflek saat mendengar kata 'berhenti'.

Hyewon menoleh ke arahnya. “Capek Nay. Kalo dia niat bercanda, udah dari dulu nyerah karena ngerasa gak mau peduli, mau lo dapet cowok yang gimana. Tapi ini? Dia masih sama, seolah dia itu gak pengen lo sama cowok lain yang kita gak tau gimana sifatnya, dia nganggep kalo sama dia, lo bakal aman, soalnya dia sendiri yang bakal jamin,” ucapan Hyewon menggantung beberapa detik. “Atau, diri dia sendiri yang jadi jaminannya.”

Nayoung meletakkan pulpennya, terdiam beberapa saat untuk berpikir, mencoba mencerna perkataan Hyewon. Ingatannya kembali pada masa dirinya dan Seungmin yang disekap, dan Wonjin datang tanpa diduga untuk mencari dirinya.

“Jadi, gue harus gimana?” tanya Nayoung pelan.

“Coba buka hati. Gue pikir, gak ada salahnya nyoba. Percaya sama gue, kalo Wonjin itu gak kayak Jaehyuk, dia gak bakal bikin dirinya keliatan sempurna kayak dia. Jaehyuk itu kurang peka orangnya, jadi susah ngertiin lo yang pada dasarnya lebih suka mendem perasaan.” kata Hyewon lagi, membuat Nayoung menoleh ke arahnya dengan perasaan bimbang.

“Gue mulainya dari mana?” tanya Nayoung pada akhirnya.

Hyewon mengulum senyumnya. “Pas pulang sekolah, kalo dia ngajak lo pulang bareng, jangan di tolak.”

“Oke.”

•••

Dear Wonjin | Ham WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang