🐻‍❄️╏ pap?

9 3 0
                                    

•••

Wonjin terlihat grasak-grusuk di kamarnya, mencari benda pipih kesayangan. Sudah menjadi kebiasaan buruk Wonjin meletakkan benda penting itu sembarangan tanpa sadar dan sekarang dia lupa dimana dia meletakkannya.

"Duh, mana sih? Gue mau latian futsal ini anjir, belum liat kabar." Wonjin frustasi sendiri jadinya.

Ting!

Wonjin sedikit terkejut, kemudian segera mencari sumber dari notifikasi yang pastinya bersumber dari handphone miliknya.

Lalu, Wonjin menunduk ke bawah ranjang, dan gacha! Handphonenya benar-benar ada di sana dengan keadaan layar yang menyala. "Kok bisa masuk sini sih?" gumam Wonjin bertanya-tanya padahal hal ini tidak jarang terjadi.

Nayoung 🪐
send a photo

"HAH???"

Wonjin memekik, buru-buru dia membuka WhatsApp.

Nayoung 🪐

gw lgi nunggu kebab sama burger mini bang, sabar napa15:35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gw lgi nunggu kebab sama burger mini bang, sabar napa
15:35

Salkir?!?!!

Dengan secepat kilat, Wonjin menangkap layar ponselnya. Sebelum Nayoung sadar akan kesalahan yang ia buat.

cantik bgtt
15:35

eh?!?
15:35

Wonjin sepertinya terlalu salting sampai melupakan keterkejutan Nayoung melalui chat WhatsApp.

"Cantik banget, gilak!"

•••

Bisa ditebak akhirnya? Ya, Nayoung menghapus foto yang ia kirim. Tapi tidak masalah, jari Wonjin itu cepat, jadi dia sudah screenshot banyak.

Pukul 8 malam lewat, Wonjin masih saja terbayang akan kejadian tadi sore, bagaimana Nayoung mengirimkannya pap walaupun sebenarnya salah kirim.

Di tengah-tengah itu, Wonjin merasakan handphonenya berdering. "Jungmo? Tumben," langsung saja ia angkat.

"Warung depan komplek rumah lo, buru."

Tak menunggu balasan Wonjin, sambungan telpon sudah terputus. "Gak beres ni, agak lain sama suaranya."

Tanpa bersiap apapun, Wonjin hanya mengenakan celana kolor dan kaos oblong berwarna merah maron.

"Bundaaa, izin keluar bentar yaa, ke warung depan doang kok." seru Wonjin kepada Bundanya yang sedang asik menonton televisi.

"Iyaa, hati-hati! Awas banyak kucing."

Wonjin hanya menanggapinya dengan dengusan sebal, lalu bergegas menuju tujuannya. Tak sampai 10 menit, dia sampai. Disambut wajah galau sahabatnya itu.

"Kenapa njir? Kok kayak habis dirampok lo? Dimana lo dibegal?" cerocos Wonjin kemudian duduk di bangku panjang dengan posisi menghadap ke Jungmo.

Jungmo tanpa semangat menyerahkan handphone miliknya, dan dengan kebingungan Wonjin menerima.

"HAH? YIREN SAMA JENO JADIAN?"

•••

"Gilaa lo beruntung banget bisa fotbar sama kak Wonjin!"

"Iyaa ih, muka babyface tapi multitalent!"

Nayoung sedikit memperlambat langkahnya saat melewati kelas yang beberapa siswinya nongkrong diluar. Koridor yang dihuni sebagian adik kelas, berada di lantai paling bawah.

"Cocok tau ih, gemesss!"

"Apaan sih, biasa aja tau. Kak Wonjin-nya yang ngajak, padahal aku kebetulan lewat aja."

Nayoung menautkan alisnya tak suka, sedikit berdecih sinis dalam hati mendengar cerita dari gadis itu.

"Eh serius? Padahal kak Wonjin bucin banget tau sama siapa sih kakak kelas kita tuh, lupaa gue."

"Emang iya? Gue gak tau sih."

Nayoung tak bisa menyembunyikan senyum miringnya, kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Namun, sepertinya mood Nayoung tanpa ia sadari sedang tidak baik, setelah mendengar dongeng yang ia dengar, membuatnya hanya ingin marah.

Lihat, disaat itu juga banyak sekali gangguan.

"Lo jalan liat ke depan dong!" sentak Nayoung marah saat sosok cowok tanpa sengaja menabraknya.

"Eh? Gue gak liat."

Nayoung memandang sinis cowok itu. "Bilang maaf aja susah, minggir!" cewek itu melenggang pergi, meninggalkan cowok tadi bersama satu temannya.

"Gilaa! Gue baru liat ada cewe yang berani natap sinis sama ngebentak lo!"

"Berisik lo, Jae!"

•••

"Hai?"

Nayoung menoleh sebentar, kemudian kembali fokus kepada handphonenya.

"Belum pulang?"

"Nunggu dijemput." sahut Nayoung tanpa mengalihkan pandangannya.

Orang itu berdehem. "Maaf, gue cuma mau bilang maaf karna tadi udah nabrak lo. Btw, lo Nayoung kan? Kim Nayoung?"

Nayoung meliriknya sekilas. "Terus?"

"Kenalin, gue Lee Heeseung. Kita satu angkatan." tangan Heeseung terulur, berharap Nayoung akan menerima uluran tangannya sebagai tanda perkenalkan singkat mereka, namun jemputan yang di maksud Nayoung itu datang.

Ya, siapa lagi kalau bukan Wonjin.

Wonjin melihat hal itu lantas tertawa mengejek dalam hati, melihat bagaimana tangan seorang Heeseung sang kapten basket itu dibiarkan mengudara begitu saja oleh Nayoung.

"Lama banget sih!" keluh Nayoung, kemudian memasang helmnya dengan dongkol.

Wonjin terkekeh gemas. "Maaf ya cantik, tadi ada urusan dulu."

Kemudian, motor Wonjin menjauhi pekarangan halte bus. Menyisakan sosok Heeseung yang masih berada ditempat.

"Mereka pacaran? Tapi waktu itu yang ngepost foto di ig kok beda lagi?"

•••

Dear Wonjin | Ham WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang