•••
Wonjin berada didalam kamarnya sambil memainkan game online bersama Jungmo dan Minhee. Lalu, di ambang pintu kamarnya, Nayoung datang membuat cowok itu terkejut.
“Lah, lo kok bisa ke sini sih?” tanya cowok heran.
Nayoung tak menjawab, lalu naik ke kasur cowok itu. “Mau lanjut main?” tanya gadis itu pelan, membuat Wonjin ingin tersedak air liur sendiri rasanya.
“Ya–ya, lo ngapain ke sini, udah malem padahal.”
“Woi, lo ngomong sama setan ya?” tanya Minhee pada Wonjin.
“Bentar.” ucap Wonjin pada mereka, lalu meletakan ponselnya sambil melepas headset-nya.
“Nay, lo jangan nakut-nakutin. Gue anter pulang, ayok.” ajak Wonjin, berniat turun tapi gadis itu menahannya, dan tanpa aba-aba gadis itu menempelkan bibirnya pada bibir Wonjin.
Cowok itu tersentak, matanya membola saat melihat jarak Nayoung dan dirinya sedekat ini. Jantungnya berpacu cepat saat Nayoung terasa menghisap bibirnya.
Wonjin yang masih terkejut, lantas melepas paksa ciuman mereka. “Anjir, Nayoung! Lo ngapain, sih?!” tanya Wonjin antara ketakutan dan tak percaya.
Nayoung berdecak. “Mau gak?”
Kalau udah ditawarin, Wonjin mana bisa nolak. “Ya–ya, mau! Tapi, kenapa mendadak sih?”
Gadis itu bangun sebentar, lalu berpindah ke pangkuan cowok didepannya. Kembali lagi, bibir keduanya menyatu. Kali ini, Wonjin yang memimpin permainan.
“Emh,” Wonjin melumat bibir Nayoung terlalu gemas, membuat gadis itu melenguh.
Dan kemudian, matahari menyapa. Mimpi indah berakhir, dan sekarang Wonjin merasa kasurnya banjir.
“BANGUN!”
Wonjin terduduk dengan perasaan terkejut sekaligus tak menerima kenyataan jika itu hanya mimpi. “Bunda, ih! Padahal lagi enak—”
“Apa? Mimpiin siapa sekarang? Nayoung lagi? Beneran Bunda bilangin ya,” rupanya ancaman Bunda berhasil membuat cowok itu bergegas turun dari kasurnya, dan tak lupa juga melepas sprei miliknya untuk dicuci.
“Punya anak kebelet kawin, jadi gini.” gumam Bunda melihat ke arah Wonjin yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.
•••
Wonjin yang berniat masuk ke dalam kelas kini terhenti beberapa saat, tiba-tiba dia merasa canggung melihat kehadiran Nayoung di depannya. Dia teringat akan mimpinya yang membuat telinganya terasa panas, jadi buru-buru dia masuk ke dalam kelas.
Nayoung yang baru saja datang itu pun tampak mengernyit, kemudian mengangkat bahunya tak peduli akan tingkah aneh Wonjin barusan.
“Kenapa, Jin? Habis mimpiin doi?” tanya Woobin iseng, sembari terus membaca.
“Tau aja lo anjir! Keliatan banget ya?” tanya Wonjin.
“Lo gak biasanya gitu, tiap ketemu Nayoung aja tingkahnya udah kayak monyet dikasih pisang.”
“Sialan lo!”
“Emang lo mimpi apa sampe keliatan malu gitu?” tanya Woobin sambil menutup bukunya, lalu melepas kacamatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Wonjin | Ham Wonjin
Fiksi PenggemarKetika seseorang yang menjadi sumber kebahagiaan mu, juga merupakan orang yang menorehkan luka pada hati mu. ___ Cravity, Ham Wonjin ft. Lightsum, Kim Nayoung. ©unayaaaa12, 2021