🌼╏ ex-crush (2)

6 3 0
                                    

•••

Jika Yoon Jaehyuk adalah mantan pertama dan terakhir Nayoung, maka Choi Beomgyu adalah cinta pandangan pertamanya.

Dan bisa ditebak jika Wonjin tahu, dia pasti akan bertekad menjadi seseorang yang berpengaruh dalam kehidupan Nayoung dimasa depan.

Saat masuk SMP, untuk pertama kali, sosok Beomgyu lah yang paling terlihat mencolok karena wajahnya yang manis dan juga tampan, membuatnya cukup terkenal diawal-awal masuk sekolah. Tentu, banyak yang jatuh hati padanya sejak hari itu, termasuk Nayoung sendiri.

Cukup lama dia mengagumi sosok itu, sampai Beomgyu dirumorkan berpacaran dengan salah satu teman angkatan mereka, hal itu membuat para gadis tak terima.

Tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa. Terlebih Nayoung yang hanya bisa pasrah merasakan perasaan tak rela itu, sampai sosok Jaehyuk muncul. Seolah kemunculannya memberi secercah harapan untuk seorang Nayoung kembali merasakan perasaan menyukai seseorang.

Sejak itu, keduanya menjadi lebih dekat hingga Jaehyuk memilih untuk merubah status pertemanan mereka sebagai sepasang kekasih.

Nayoung merasa, awal-awal jadian adalah momen yang paling membahagiakan. Tapi makin ke sini, dia sering kepikiran tentang hubungan mereka. Jaehyuk yang tak kalah terkenal, membuat Nayoung sedikit minder karena cowok itu kebiasaannya menebar senyum, yang membuat orang-orang cepat hafal.

Sedangkan Nayoung, dia hanya gadis biasa yang sangat susah bersosialisasi dengan orang baru, maupun lingkungan baru. Sangat berbeda jauh dengan Jaehyuk yang memiliki positif vibes.

Pada akhirnya, Nayoung memberanikan diri untuk mengakhiri hubungan damai mereka dengan alasan yang tak bisa Jaehyuk terima awalnya. Tapi Nayoung bersikeras, karena jika terus dibiarkan, dia bisa benar-benar kehilangan kepercayaan dirinya. Dan mau tak mau, Jaehyuk pun menurutinya.

“Sumpah, masa SMP gue gak jelas banget.” gerutu Nayoung setelah selesai bernostalgia dengan masa SMP-nya.

Dia merapikan tempat tidurnya, segera untuk terlelap, berharap besok harinya membaik.

•••

“Kita masih pacaran, 'kan?”

“Kapan?”

“Bilang iya atau gue upload foto lo di feed Instagram gue, biar satu dunia tau kalo Kim Nayoung itu pacar Ham Wonjin.”

“Iya.”

“Pake 'mas crush' juga.”

“BANYAK MAUNYA!” bentak Nayoung kesal, membuat Wonjin terjungkal ke belakang karena terkejut.

Tapi cepat-cepat dia kembali berdiri, lalu duduk di kursi depan meja Nayoung. “Buruan, Nay.”

Nayoung menatapnya tajam, nafasnya tak teratur tapi itu sama sekali tak menyurutkan permintaan Wonjin untuk dipenuhi. “Oh, lo mau di upload? Oke.”

“Iya, mas crush.”

“Yang lembut.”

Nayoung menarik nafasnya, mencoba untuk tetap sabar menghadapi Wonjin. “Iya, mas crush.” ucap Nayoung sekali lagi dengan nada lembut yang terpaksa.

Wonjin tersenyum cerah sambil melihat layar ponselnya. “Anjay, udah kerekam. Ntar pas mau tidur, bisa gue denger ulang.”

“Stres!”

•••

“Nyari siapa?”

Wonjin mengernyitkan alisnya saat yang membukakan pintu adalah seorang cowok, bukan Nayoung doinya.

“Siapa?” teriak seorang gadis, yang Wonjin yakini itu suara Nayoung.

“Gak tau, temen lo kayaknya.” sahut cowok itu membuat Wonjin tersenyum merekah.

Mendengar itu, Nayoung buru-buru menghampiri. “Wonjin? Lo ngapain ke sini, bego!?” tanya Nayoung.

“Dia siapa, Nay?” tanya Wonjin.

“Kayaknya Nayoung gak ngasih tau lo.” kata cowok di sebelah Nayoung. “Gue tunangannya.” lanjutnya.

Wonjin terdiam beberapa saat, melihat ke arah Nayoung. Dia tersenyum beberapa saat, lalu menyerahkan minuman Dengan rasa greentea dicampur dengan boba. “Cuma mau bawain ini.” sahut cowok itu terdengar lesu, berbeda dari sebelumnya.

Nayoung menerimanya dengan perasaan bersalah. “Wonjin, dia cum—”

“Gue pamit dulu.” sela Wonjin, lalu berbalik badan.

Nayoung memukul punggung cowok di depannya dengan keras. “Gila lo!” ucapnya, membuat cowok itu tertawa puas lalu masuk.

Nayoung melihat Wonjin yang mulai memasang helmnya, kemudian dia merasakan kakinya berlari menghampiri cowok itu sebelum pergi.

“Wonjin, tunggu dulu!” ucap Nayoung setengah berteriak, tapi Wonjin sudah menancap gasnya.

“Cowok tadi itu abang gue! Wonjin!” teriak Nayoung, nafasnya terdengar menderu pelan saat melihat Wonjin mulai menjauh.

Tapi tak lama, motor cowok itu berbalik menuju ke arahnya. Saat sampai, Wonjin melepas helmnya. “Gue kira lo bakal ngebiarin gue salah paham, mulai ngebuka hati buat gue?”

Nayoung tersadar, mulai gelalapan menyahut. “Buk–bukan gitu, gu–gue cuma mau ngembaliin ini.” kaya Nayoung sambil menyerahkan kembali boba yang Wonjin belikan untuknya.

Wonjin tersenyum geli. “Gapapa, buat lo aja. Minum gih, biar gue bisa pulang.”

“Kok gitu?” tanya Nayoung keheranan.

“Buruan.” suruh Wonjin, membuat Nayoung mau tak mau menusukan sedotan pada bagian atasnya agar dia bisa meminumnya.

“Udah.” kata Nayoung, sambil mengunyah bulatan boba, dengan jari-jari yang masih melekat di sedotan.

“Sini, deketan.” pinta Wonjin.

Nayoung mengerjap. “Gak mau.” tolaknya.

“Ih, gak aneh-aneh kok. Buruan.” pintanya lagi setengah merengek.

Nayoung mendekat ke arahnya, lalu Wonjin dengan cepat menundukkan kepalanya untuk meraih sedotan milik Nayoung. Jari Nayoung yang masih melekat di sedotan itu pun terasa asing saat bibir Wonjin menyentuh jarinya samar-samar.

Good night, cantik.”

***

Dear Wonjin | Ham WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang