Part 9

2.3K 97 4
                                    

🌷Garis Dua

Andre dan Anin menjalani hari-hari mereka bersama Ratih. Laki-laki itu kembali memimpin perusahaan keluarga Adiningrat. Tidak ada lagi aroma keringat dan oli berganti dengan parfum mahal beraroma musk. Begitu juga kaus lusuh dan jeans belel bermetamorfosa menjadi kemeja, jas, dan celana bahan beserta dasi yang selalu melingkar di leher. Semakin gagah ala eksekutif muda.

Tinggal di rumah mewah dengan segala fasilitas serba ada, tidak serta merta membuat Anin merasa lebih nyaman. Sesuatu menggelitik hatinya. Tatapan tajam sang mertua sering tertangkap ujung mata, membuat perempuan muda ini bergidik.


Andre yang jarang di rumah karena kesibukan membuat Anin kehilangan pegangan. Pulang larut malam demi memulihkan perusahaan yang lama ditinggal. Tampak letih, tak tega rasanya mengganggu sang suami dengan segala curhatan. Hingga akhirnya semua dipendam sendiri.

"Dek, hari ini Mas mau berangkat    ke Singapura. Baik-baik di rumah ya! Jangan di kamar terus! Kalau mau jalan-jalan minta antar Pak Ujang, gunakan kartu yang mas kasih."

"Kapan pulang?"

"Skejulnya dua minggu, Mas usahakan pulang secepatnya."

Andre melingkarkan tangan di pinggang Anin. Tatapan mata tak putus dari wajah cantik di depannya. Bibir itu sedikit tertarik ka atas. Menikmati keseriusan wanitanya mengikat simpul dasi. Mendekatkan wajah, Andre menempelkan bibir di tempat yang menjadi candunya, sedikit menghisap. Mata bening itu mendelik tajam. Tanpa takut laki-laki itu semakin menarik pinggang kekasih halalnya ke dalam pelukan.

Membenamkan kepala di ceruk leher Anin, menghirup aroma tubuh sang kekasih. Cekikan si istri membuat laki-laki itu semakin mengencangkan pelukan. Membingkai pipi, diciuminya silih berganti tanpa henti.

"Udah, Mas. Aku sesak nggak bisa napas." Perempuannya merengek manja.

"Selalu bersama! Jangan pergi dan tinggalkan Mas, dengan alasan apapun," pinta Andre. Tatapan memuja dan penuh cinta begitu nyata.

Masih membingkai pipi Anin. Mata elang itu menatap sayu, segaris senyum tertarik di bibirnya. Sedikit menundukan    kepala,    Andre mencium lembut ubun-ubun wanita kecilnya. Tak menyudahi, laki-laki yang dimabuk cinta ini semakin dalam menghirup aroma yang pasti ia rindukan. Hatipun berat melangkah dan beralih dari ruangan bernuansa abu-abu ini.

"Aku mencintaimu nyonya Andre Putra Adiningrat. Sangat ..., sangat mencinta." Andre mendekatkan mulutnya di teling Anin. Membisikkan rangkaian kata yang membuat tubuh wanitanya menegang.


Dengan terbata, perempuan muda ini meloloskan beberapa kata dari bibirnya. 

“Cepat pulang, Mas! Aku kesepian!”


Laki-laki itu semakin mengencangkan pelukan. Hati melambung terbang bersama jutaan kupu-kupu yang beterbangan.

***

Satu minggu dilewati Anin tanpa kehadiran sang suami. Sesuai permintaan, laki-laki yang di seberang sana hampir setiap hari mencuri waktu untuk menghubunginya. Saling bercanda dan menggoda, membunuh rindu yang mulai bersarang. Tetap bermanja walau terhalang jarak dan waktu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri yang TerbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang