Anin meringkuk di kasur lantai nan tipis. Kedua lutut menggulung hampir menyentuh dada. Rintihan dan ringisan pelan lolos dari bibirnya. Keringat dingin membasahi tubuh dan mengalir deras di dahinya. Perempuan itu terus mengeliat, membolak-balikan badan berharap sakit itu segera hilang.
Sakit dan kram perut yang mendera sangat menyiksa. Tak ingin sang suami khawatir, Anin menyembunyikan rasa sakitnya dan membiarkan Andre bekerja seperti biasa.
Sore menjelang, nyeri itu tak kunjung hilang. Ketukan di pintu dan salam Andre diabaikan. Hingga kepulangan sang suami pun luput dari sambutannya. Tak berdaya untuk sekedar bangkit membukakan pintu. Kaki nan lemah tak kuat menopang tubuhnya nan mungil.
“Dek.”
Usai membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu dibawa, Andre segera mendekati Anin.
Dirabanya dahi sang istri. Dingin! Diselipkan kedua tangan di leher dan betis Anin. Perempuan muda itu menggeleng.
“Kamu kesakitan, Dek. Kita harus segera ke rumah sakit!”
Anin kembali menggeleng.
“Nanti juga sembuh, Mas!” Pelan dan terbata-bata Anin mengucapkan kata itu.
Netra Andre menangkap noda yang menempel di kain bagian belakang tubuh Anin. Terang sudah penyebab sakit kekasihnya. Segera ia beranjak ke keranjang yang terletak di sudut kamar. Meraih pakaian ganti dan membantu wanitanya untuk membersihkan bercak tersebut.
“Dek, mas bantu ke kamar mandi ya!”
Andre mengangkat dan membopong tubuh Anin. Mendudukan di dingklik plastik yang terdapat di kamar mandi. Laki-laki itu membungkuk di depan sang istri. Meraih pinggang hendak meloloskan daster yang terpasang.
Anin mencekal tangan Andre.
“Nggak usah malu! Mas bantu biar cepat dan tak kedinginan karna kelamaan di kamar mandi.”
Perempuan muda itu menggeleng.
“Dek, tak ada bantahan!”
Andre memberikan penekanan pada ucapannya.
Penuh keraguan, akhirnya tangan itu pun menyingkir.
Lima belas menit di kamar mandi, kembali Andre membopong wanitanya. Mendudukan di kasur dan membantu sang istri mengenakan pakaian. Lengkap dan sedetail mungkin untuk perempuan yang kedatangan rutinitas bulanannya.
***
Andre menghidangkan makan malam seadanya. Sisa nasi tadi pagi dengan telur mata sapi ditaburi kecap manis. Penuh kesabaran, laki-laki itu membujuk wanitanya membuka mulut dan menerima suapan yang disodorkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Terbuang
SpiritualSegala cara dilakukan oleh keluarga Andre menentang dan menghancurkan pernikaha nnya dengan Anindya. Mulai dari percobaan pembunuhan sampai menggugurkan bayi yang ada dalam kandungan Anin. Menghadirkan madu di tengah pernikahan mereka. Fitnah keji...