Anindya 15

8.4K 420 18
                                    


Andre merebahkan tubuh di sofa panjang. Pandangannya tak lepas dari seseorang yang tidur di ranjang. Mata Andre mengabur, genangan yang menelaga ditahan agar tak tumpah.

Nostalgia masa lalu terus menyeret Andre ke dalamnya. Kepingan kebahagian dan kesakitan kembali terpasang bak puzle yang utuh. Memori itu kembali muncul setelah sekian lama terpendam akibat kekecewaan.

Bukan hal yang mudah bagi Andre. Dimasa kanak-kanak, hanya segelintir kebahagian yang tersimpan di dalam memorinya.

"Mbok, mama kapan pulang? Andre kangen." Tubuh kecil itu menyelip di pelukan pengasuhnya.

"Den Andre tidur ya! Nanti kalau mama pulang mbok bangunin."

Entah kenapa, bujuk rayu Mbok Nah tak mempan bagi Andre. Bangkit dari kasur, langkah kecilnya terseok sembari menggendong boneka panda. Tangan mungil Andre menggenggam gulungan kertas. Satu persatu menuruni tangga, hingga sampai di lantai bawah.

Di karpet ruang keluarga Andre terpaku menatap jam dinding. Kepala mungil itu terantuk-antuk berusaha melawan kantuk yang mendera.

Andre sigap mengangkat kepala saat mendengar deru mesin mobil. Berlari menyongsong mamanya. Namun, sambutan membuat hati yang polos ini hancur

"Masuk kamar! Tengah malam bukan waktunya bermain."

"Andre kangen mama."
Mata polos itu berbinar berharap hal yang sama dari sang ibu.

"Mbok Nah, bawa Andre masuk!"

"Tidur bareng mama, ya!" Lelaki kecil itu terus merajuk. Berusaha memberontak dari pegangan ibu keduanya.

"Bobok sama mbok ya, Den." Wanita tua itu terus membujuk. Mencekal pelan tangan anak asuhannya.

"Mama!" lirih Andre. Matanya tak lepas memandang kepergian sang ibu ke kamar. Tangan kanannya menggapai berharap tubuh itu berbalik dan merengkuhnya ke pelukan.

Setelah mamanya menghilang di balik pintu, Andre terpaku! Tubuh mungil itu gontai, melemah pasrah di dalam gendongan. Disurukkan kepalanya di ceruk leher Mbok Nah, air mata mengalir membanjiri bahu wanita tua itu.


Istri yang TerbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang