Promo lapak baru
Kisah yang menceritakan tentang seorang gadis yang ditinggal tunangannya dihari pernikahan.
Cerita dengan latar, budaya dan adat istiadat Minang.
🌸🌸🌸
Nana menatap tanpa kedip bayangan di dalam cermin. Tubuh mungil dibalut kebaya putih gading dengan kain tenun khas minang menyampir di pinggang rampingnya. Hijab putih dengan aksen dan berbagai hiasan mempercantik penampilan. Senyum tersungging di bibir mungil yang berpoleskan gincu. Wajah yang biasanya natural, tampak lebih dewasa dan matang dengan dandanan yang lengkap fersi calon pengantin.
Bibir Nana terbuka semakin lebar, membayangkan statusnya yang akan berubah hanya dalam hitungan beberapa jam ke depan. Mata beningnya mengitari ruangan 4x5 meter. Vitras dan satin merah muda melapisi dinding. Ranjang dengan kelambu yang berhiaskan bunga plastik dan daun asparagus menggantung pada langit-langit kamar, berada tepat di tengah ruangan. Beralaskan seprei satin warna krem. Di kepala ranjang terdapat dua bantal yang diletakan pada masing-masing sisi mengapit bantal cinta. Dua guling berada di tengah ranjang berdampingan dengan selimut merah yang dibentuk menyerupai angsa. Di pojok ruangan sebelah kanan terdapat sofa panjang yang berseberangan dengan satu set meja rias lengkap dengan kosmetik tersusun rapi di atasnya.
Mata bening Nana menerawang, membayangkan prosesi malam bainai yang dilaksanakan semalam. Dimana Nana dan beberapa gadis lainnya menghias kuku mereka dengan inai (daun pacar) yang sudah ditumbuk halus. Tradisi ini sebagai simbol kasih sayang dan doa restu para sesepuh keluarga mempelai wanita. Masih lekat diingatan, bagaimana kerabat dan sepupunya menggoda dan menyatakan betapa beruntungnya ia bisa dipersunting oleh Harry Pratama Putra, seorang pengusaha yang cukup terkenal di kota padang.
Lamunan Nana terputus saat ia mendengar kasak-kusuk dan keributan di luar. Bersamaan denting pesan yang masuk lewat gawainya. Dibuka aplikasi warna hijau, tampak barisan kata dari pemilik kontak bernama Calon Iman.
[Maaf! Saya membatalkan pernikahan]
Mencoba mendial nomor yang baru saja mengirimkan pesan. Sia-sia! Pangilan di jawab oleh operator yang menyatakan bahwa nomor yang dihubungi tidak aktif. Telpon pintar lepas dari genggaman, membentur lantai. Bersamaan dengan itu tubuh Nana luruh ke lantai. Buliran bening mengalir deras membasahi pipi. Badannya gemetar, napas tercekat di tenggorokan. Terasa sesuatu mencekik di leher. Nyeri di dada menambah beban hingga tak mampu menghirup oksigen. Detakan dan debaran jantung semakin kuat.
“Nana ....” Terdengar jeritan sang bunda saat masuk ke kamar pengantin mendapati putri tercinta tergeletak di lantai.Beberapa orang berbondong memasuki kamar, membantu Ratna membopong anaknya dan membaringkan di ranjang. Ia berusaha mengembalikan kesadaran, didekatkan kayu putih ke hidung Nana. Tak butuh waktu lama, sang calon pengantin mendapatkan kembali kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Terbuang
Tâm linhSegala cara dilakukan oleh keluarga Andre menentang dan menghancurkan pernikaha nnya dengan Anindya. Mulai dari percobaan pembunuhan sampai menggugurkan bayi yang ada dalam kandungan Anin. Menghadirkan madu di tengah pernikahan mereka. Fitnah keji...