Jangan lupa vote😉
Happy reading:)--------------------------***----------------------------
Chika berjalan masuk ke dalam rumahnya,
"Ci Shani? Tumben udah pulang? Biasanya masih pacaran dulu sama kak Gracio". Chika berjalan ke arah Shani yang duduk di depan televisi, Chika duduk di sebelah kakaknya lalu menyenderkan kepala di bahu Shani."Cici juga pengen meluangkan waktu buat nemenin adek cici yang cantik ini kali". Shani mencubit hidung Chika gemas, lalu mengelus puncak kepalanya, sesekali menciumnya dengan lembut.
"Mami kemana ci?" Chika semakin nyaman dengan sentuhan lembut Shani, dia sampai memejamkan matanya.
"Mami pergi ke supermarket katanya mau beli daging ayam buat makan malam". Chika hanya mengangguk mengerti, tidak lama dia mendongakkan kepalanya menatap Shani.
"Kok gak ditemenin?"
"Mami gak mau, katanya cuma sebentar". Chika membulatkan bibirnya.
"Ci, supermarket apa yang paling laris di musim nikah?". Shani mengerutkan alisnya
"Indomerit". Chika tertawa kecil melihat ekspresi kakaknya, Chika mencium pipi Shani lalu beranjak dari duduknya.
"Aku ke kamar dulu ya, Ci". Chika berjalan menuju kamarnya di lantai 2, meninggalkan Shani yang masih melongo karenanya.
Shani menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. Shani bahkan belum menebak satupun, tapi Chika sudah menjawabnya terlebih dahulu.
Chika terkadang memang suka random."Sayang, adek kamu udah pulang?" Veranda baru saja pulang dari supermarket, membawa beberapa kantong kresek lalu dia letakkan di dapur. Shani menoleh ke maminya, "udah mi, dia lagi istirahat di kamarnya".
"Sayang, mau bantuin mami masak gak? Mumpung kamu dirumah kan" Veranda tertawa kecil karena ucapannya barusan mengandung sindiran kepada putri sulungnya, Shani memang jarang sekali dirumah waktu sore begini. Biasanya dia pulang waktu jam makan malam, bahkan lebih malam dari itu.
"Ihhh mami nyindir aku? Maaf deh, mulai besok aku bakal pulang cepet. Aku juga mau nemenin Chika" Shani berjalan mendekati maminya yang sibuk mengeluarkan belanjaannya dari kresek.
"Harus, sebelum kamu nyesel" Veranda tersenyum tipis, menata belanjaannya supaya tidak berserakan dimana-mana. Shani hanya mengangguk pelan, "mau masak apa, Mi?" Shani tampak antusias membantu maminya memasak, itung-itung belajar juga supaya masakannya enak seperti maminya.
"Ayam kecap sama tumis kangkung mau gak?" Urusan makanan, Veranda memang selalu membuatnya sendiri. Tidak meminta bantuan asisten rumah tangganya.
"Wihh mau dong, Mi" Shani lebih bersemangat lagi karena tumis kangkung adalah makanan favoritnya dan ayam kecap makanan favorit Chika. Maminya itu memang sekali adil, jadi makin makin makin sayang. Shani ingin sekali bisa hidup bertiga sampai dia tua, atau setidaknya sampai dia menikah nanti. Tapi apa bisa?
Pukul 19.00
Makanan sudah siap dihidangkan, Shani berjalan menuju kamar Chika, memanggil Chika untuk makan malam bersama.Shani mengetuk pintu kamar Chika beberapa kali, "Chik, waktunya makan malam. Ayo turun"
"Bentar, Ci" sahut Chika dari dalam kamar, tidak lama pintunya terbuka. Muncullah bidadari berkedok manusia, rambutnya sedikit basah karena baru selesai mandi. Chika tersenyum ke Shani begitupun sebaliknya.
"Yuk" Chika berjalan lebih dulu, menggandeng tangan kiri Shani.
"Wahhh ayam kecap" Mata Chika berbinar ketika aroma makanan favoritnya tercium. Chika duduk di depan Veranda, bibirnya tidak berhenti tersenyum. Shani ikut tersenyum melihat Chika happy seperti sekarang, detik berikutnya senyumnya luntur perlahan saat menyadari maminya sedang menatap Chika dengan sendu. Shani kembali tersenyum saat maminya menatap ke arahnya, ia mengangguk sekilas lalu duduk di sebelah Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE ✓
Teen Fiction"Aku akan mencintai kamu sampai jantung ini berhenti berdetak" -Chika "Terimakasih atas kenangannya, kamu cinta pertama aku dan kamu akan tetap jadi cinta terakhir aku" -Ara "Jaga pemberian aku baik-baik ya, Ra" -Chika "Kamu akan selamanya ada di...