Jangan lupa VOTE and KOMEN 😉
Happy reading:)----------------------------***--------------------------
Ara berjalan di lobby sekolah tanpa semangat, tubuhnya lemas. Tiba-tiba dari arah belakang munculnya seseorang yang tidak ingin Ara lihat saat ini.
"Morning, Ra" sapanya saat posisinya sudah berdampingan dengan Ara, Ara hanya diam saja tidak berniat untuk menjawab sapaan dari orang itu, siapa lagi kalau bukan Fiony?
"Aku lagi gak mau diganggu kak" balas Ara dengan malas, ia berusaha sopan karena Fiony adalah kakak kelasnya walaupun Ara sangat risih dengan tingkah laku Fiony.
"Emang aku ganggu ya?"
Cihhh dari kemarin kemana aja? Baru sadar apa Fiony ini kalau kehadirannya selalu bikin Ara terganggu dan risih? Ara hanya menghela nafas, capek banget ngadepin Fiony.
Saat Fiony hendak membuka suaranya lagi, tiba-tiba Zee datang dan langsung menepuk keras punggung Ara sampai Ara hampir terjungkal ke depan. "Dari mana aja lo monyet? Dari kemarin gak ada kabar, main ngilang aja kayak setan. HP lo juga gak aktif lagi"
"Sshhhh" Ara mengacak rambutnya frustasi, menghadapi Fiony aja dia pusing. Sekarang malah ditambah dengan kedatangan Azizi, membuat kepala Ara mau pecah seketika.
Ara menghentak-hentakkan kakinya beberapa kali, setelah itu pergi begitu saja. Azizi yang melihat Ara pergi berniat untuk menyusul Ara, "Cepio, aku pergi ke kelas dulu ya" pamitnya kepada Fiony, Fiony hanya menganggukkan kepalanya dengan pandangan yang tertuju pada punggung Ara yang semakin menjauh.
Zee pun langsung berlari kecil menyusul Ara yang sudah jauh, dengan berteriak "RA!! TUNGGU KALI"
Saat berlari mengejar Ara, Zee tidak sengaja menabrak seseorang sampai orang itu terjatuh cukup keras.
"Astaghfirullah hallazim" kaget Azizi, akibat tumpuan tangannya tidak tepat membuat tangan orang yang Zee tabrak terkilir.
"Awwhh, sakit banget" rintihnya sambil memegang pergelangan tangannya.
"Sorry aku benar-benar gak sengaja, sakit ya?" Pakek nanya lagi, ya jelas sakit lah Zee. Zee berjongkok di depan orang itu lalu ia memegang bahunya, membuat orang yang ia tabrak mendongakkan kepalanya.
"Acel? Astagaa sorry banget ya cel, ayo aku anterin ke UKS" Zee membantu Ashel berdiri, lalu membopongnya menuju UKS.
"Yang mana yang sakit cel?" Tanya Zee dengan muka khawatirnya, setelah ia mendudukan Ashel di bangsal UKS.
"Pergelangan tangan aku kayaknya terkilir deh" Ashel berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, ia tidak boleh nangis di depan Zee. Bisa-bisa Zee mengira dirinya cengeng.
"Aku pijitin ya?"
"Pelan-pelan tapi"
"Iyaa acel" Zee meraih tangan Ashel, lalu dengan gerakan perlahan ia mulai memijitnya dengan sangat hati-hati.
"Aww sstttt..... Sakit Zee, pelan-pelan" Ashel menutupi wajahnya dengan tangannya yang lain, ia menggigit bibir bawahnya.
"Ini udah pelan-pelan cel, tahan ya"
"Akkhhh Zee sakit hiks hiks" Sangking sakitnya Ashel tidak bisa menahan air matanya lagi, ia menangis dengan menyembunyikan wajahnya di lengan kirinya.
Zee yang melihat Ashel menangis jadi merasa tidak tega, dan semakin merasa bersalah. Zee menghentikan pijatannya, lalu mendekatkan wajahnya ke Ashel yang terbaring. Zee mengecup kening Ashel berkali-kali, lalu membisikkan sesuatu di telinga Ashel "maafin aku ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE ✓
Teen Fiction"Aku akan mencintai kamu sampai jantung ini berhenti berdetak" -Chika "Terimakasih atas kenangannya, kamu cinta pertama aku dan kamu akan tetap jadi cinta terakhir aku" -Ara "Jaga pemberian aku baik-baik ya, Ra" -Chika "Kamu akan selamanya ada di...