Jangan lupa VOTE and KOMEN 😉
Happy reading:)---------------------------***--------------------------
1 bulan kemudian
Ara dan Chika udah makin lengket aja kemana-mana bareng, dimana ada Chika disitu ada Ara. Lebih tepatnya Ara yang selalu nyariin Chika, jemput Chika ke kantin, ngenterin Chika pulang, dan lain-lain.
Zee dan Ashel pun sudah resmi berpacaran, 3 hari yang lalu Zee nembak Ashel untuk yang ke dua kalinya karena sebelumnya sempat ditolak.
Sekarang mereka berempat sedang duduk di kantin, menunggu pesanan mereka datang. Zee dan Ashel duduk berdampingan, didepannya ada Ara dan Chika yang menatapnya malas.
"Sayang, pijitin kepala aku dong! Aku pusing banget abis ngerjain kimia" rengek Ashel manja, ia ndusel di leher Zee sambil cemberut.
"Vibesnya anak IPA banget ya, pindah ke IPS aja lah kalo gitu. Biar kita bisa satu kelas" Zee meneguk air mineralnya, lalu memijat pelipis Ashel.
"Gak segampang itu, Azizi" Ashel memejamkan matanya, kepalanya benar-benar pusing menghafalkan rumus matematika wajib, fisika, kimia, matematika minat (meskipun gak minat).
Zee memiringkan tubuhnya supaya Ashel bisa menyandar di dadanya, "gausah terlalu dipikirin, sayang"
"Kalo kamu gak bisa, ya tinggal nyontek aja sih" lanjut Zee dengan entengnya.
"Tuh kan shel, gue bilang juga apa. Pacaran sama Azizi gak ada untungnya yang ada malah bikin lo sesat" celetuk Ara tiba-tiba, ia memutar matanya malas.
Tidak lama, pesanan mereka datang. Ara, Chika dan Zee sudah melahap makanan mereka. Walaupun Zee sedikit kesulitan karena Ashel masih memeluknya dari samping.
"Sayang, dimakan dulu makanannya" Zee menundukkan kepalanya, ia melihat Ashel yang masih betah memejamkan mata.
"Aku udah gak selera makan" jawab Ashel dengan lemas, suaranya sangat pelan hampir seperti berbisik.
"Tapi kamu harus makan, dikit aja ya? Biar perut kamu gak kosong, kalo kamu gak makan nanti makin lemes badannya" Zee berusaha membujuk Ashel supaya mau makan siang, ia khawatir Ashel akan sakit jika tidak makan.
"Aku suapin ya?" Tanya Zee, ia mengelus pipi Ashel lembut. Ashel mengangguk, tapi tetap bersandar di dada Zee.
Zee mulai menyuapkan makanan Ashel dikit demi sedikit, bergantian dengan menyuapi dirinya sendiri.
Ara mengulum senyumnya, baru kali ini ia melihat Zee sebucin itu sama seseorang. Biasanya kalau udah dapet, Zee malah jadi cuek dan gak peduli.
Chika yang melihat Ara tersenyum jadi penasaran, ia menggeser duduknya agar semakin dekat dengan Ara.
"Kenapa senyum-senyum?" Pertanyaan Chika mengagetkan Ara, setelah itu Ara melempar senyumnya ke Chika.
"Gakpapa, aku seneng aja lihat sahabat aku bahagia dengan pasangannya kayak gitu"
"Kamu gak mau kayak gitu juga?"
Ara menghentikan kegiatan mengunyah makanannya, ia menatap Chika kaget sekaligus bingung. Itu sebenarnya kode Ra, gak peka banget dah.
"Zuzurly mau banget kak, tapii...." Ara menggantungkan kalimatnya.
"Tapi ap-" Chika tidak meneruskan pertanyaannya, dengan cepat ia mengambil tissue untuk menutupi hidungnya.
"EHH" kaget Ara
"Kamu mimisan kak?" Ara panik melihat darah keluar dari hidung Chika, ia sangat khawatir melihat Chika tiba-tiba mimisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE ✓
Teen Fiction"Aku akan mencintai kamu sampai jantung ini berhenti berdetak" -Chika "Terimakasih atas kenangannya, kamu cinta pertama aku dan kamu akan tetap jadi cinta terakhir aku" -Ara "Jaga pemberian aku baik-baik ya, Ra" -Chika "Kamu akan selamanya ada di...