LAST LOVE : 8

3.9K 436 18
                                    

Jangan lupa VOTE and KOMEN 😉
Happy reading:)

--------------------------***---------------------------

Ara datang ke sekolah sedikit terlambat, karena bangunnya kesiangan. Kelasnya sudah ramai, tapi seperti ada yang kurang?

Zee.

Dia belum datang? Tumben banget, padahal 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Apa dia tidak masuk sekolah hari ini?

Ara memutuskan untuk bertanya kepada teman sekelasnya yang menjabat sebagai sekretaris. "Flo, Azizi hari ini ijin?"

"Kagak, dia gak ngirim surat tuh. Telat kali" jawab Flora lalu ia melanjutkan ghibah dengan geng jametnya.

Tak lama setelah itu, Zee masuk ke kelas dengan santainya padahal 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Dari mana aja lo? Tumben telat, gue pikir lo gak masuk." Zee duduk di bangkunya, menyandarkan punggungnya lalu menoleh ke Ara.

"Abis nganterin Ashel ke kelasnya, kasian tangannya masih sakit. Aduhh gue jadi khawatir deh ra, dia bisa nulis gak ya? Kalo gue nyusup ke kelasnya sabi juga sih, gue mau ke kelas Ashel aja deh kalo gitu" Zee sudah beranjak dari duduknya, siap ke kelas Ashel. Tapi dengan cepat Ara menarik tangan Zee supaya duduk kembali, ngaco banget Zee.

"Jangan gila, lo tuh modus mulu dah. Udah diem!! Awas aja kali lo berani bolos pelajaran gara-gara cewek, gue cepuin ke papa mama lo" ancam Ara serius.

"Ahh elah gak asik lo bawa-bawa orang tua" Zee cemberut, melipat tangannya di depan dada. Dihh ngambek

"Mulut lo letoy banget kayak sawi" lanjut Zee kali ini dengan emosi, ia menggeplak muka Ara dengan buku tulis yang baru ia keluarkan.

"Sakit anjing" pekik Ara, ia mengusap wajahnya yang sedikit panas gara-gara geplakan Zee cukup keras.

Saat Ara akan membalas, tiba-tiba guru pengajar mereka sudah datang membuat Ara mengurungkan niatnya.

                                 ***

Bel pulang sekolah berbunyi, saat Ara dan Zee berjalan menuju parkiran. Fiony datang dengan muka melasnya, "Ra, boleh nebeng pulang gak? Supir aku lagi sakit jadi gak ada yang jemput" Fiony menghentikan langkah Ara.

"Taxi kan banyak" jawab Ara cuek, ia tidak menoleh ke Fiony sedikitpun.

"Tapi aku maunya dianterin kamu, Ra" Fiony menarik lengan Ara supaya lebih dekat dengannya.

"Apaan sih kak? Gue bukan supir" Ara melepaskan tangannya yang digandeng Fiony, ia menoleh ke Zee berniat meminta pertolongan. Tapi.....

Ahh sudahlah Zee tidak bisa ia harapkan, apa lagi jika sudah ada Ashel disampingnya.

Ara memutar bola matanya malas saat Zee mengarahkan kepala Ashel untuk bersandar di bahunya, lalu mengelus pipi Ashel lembut.

"Ya Allah, gak Papa gak Ci Shani gak Azizi sama aja bikin jomblo kayak gue iri. Kurang ajar emang si monyet, bangkee" batin Ara

"Raaaa please anterin pulang" Fiony merengek sambil menggelandoti lengan Ara.

"Gak bisa, gue mau ke rumah kak Chika"

"Jadi kamu lebih mentingin Chika daripada aku?" Fiony sedikit meninggikan suara, ia tidak terima Ara lebih milih Chika.

Suara berhasil menarik perhatian Zee dan Ashel, mereka berdua menoleh ke Ara dan Fiony.

"Mereka kenapa Zee?"

"Entahlah cel, aku juga gak tau"

"Jelas!! Karena gue sukanya sama kak Chika bukan sama lo" setelah berkata seperti itu, Ara melanjutkan jalannya yang sempat tertunda. Fiony menatap kepergian Ara sedih.

LAST LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang