LAST LOVE : 17

3.5K 377 16
                                    

Jangan lupa VOTE and KOMEN 😉
Happy reading:)


--------------------------***--------------------------



"Selamat pagi sayang" sapa Ara kepada orang yang membuka pintu rumah Chika.

"Sayang sayang, enak aja main panggil sayang. Gue udah punya pacar, gue aduin pacar gue lo ye"

"Loh kok Ci Shani sih?" Ara menatap bingung orang yang berdiri di depannya itu.

"Ya iyalah, mau ngapain?" Tanya Shani sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Mau marawisan, ya mau jemput bidadari aku dong" sewot Ara, ia hendak mengintip ke dalam rumah tapi tangan Shani menahan muka Ara.

"Astaghfirullah hallazim Ci Shani, tangan Cici bau pete" Ara menyingkirkan tangan Shani yang menutupi wajahnya.

"Enak aja, wangi gini dibilang bau pete" Shani menghirup aroma dari tangannya sendiri, Ara emang asal banget kalo ngomong.

"Bidadari aku mana sih? Lama betol" Ara berhasil mengintip ke dalam rumah Chika, ternyata bidadarinya itu sudah berjalan menghampiri dirinya yang ada di ambang pintu.

"Chika, tukang ojek kamu udah dateng nih" beritahu Shani kepada adeknya yang berjalan menghampirinya.

"Ya Allah, laknat banget. Untung calon kakak ipar. Kalo bukan, behhh udah gue lempar ke danau" batin Ara.

"Nahh ini dia" ucap Ara saat Chika sudah berdiri di sebelah Shani.

"Dia siapa?" Chika pura-pura tidak mendengar percakapan Ara dan Cicinya.

"Bidadari aku lah, gimana kamu gak sakit ataupun deman kan?" Tanya Ara dengan nada khawatir.

"Aku kan udah bilang, aku gak bakal sakit hanya karena air hujan. Lagian maaf ya mbaknya, saya udah punya pacar" jawab Chika dengan iseng, ia ingin mengerjai Ara.

"Siapa? Yang ada di rumah sakit itu?" Tebak Ara dengan sinisnya.

"Iya, emang kenapa?" Chika menyilangkan tangannya di depan dada, menatap Ara dengan senyum miring.

Tiba-tiba saja Ara bernyanyi.

Bukan lautan
Hanya kolam susu
Lupakan mantan
Fokus sama aku

Sontak Shani sama Chika tertawa mendengar nyanyian absurt Ara, Ara semakin menatap kesal Chika dan Shani. Pagi yang sangat buruk, ehh baik ding soalnya nanti bisa dipeluk Chika terus waktu di perjalanan.

"Dasar bocil, posesif banget sih" kekeh Shani, Chika merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Ara tidak merespon ucapan Shani, ia menatap Chika dengan muka cemberut.

"Gak usah manyun gitu bibirnya, entar makin jelek" Chika mengusap bibir Ara yang manyun, lalu mengalihkan pandangannya kepada Cicinya.

"Aku berangkat sekolah dulu ya Ci, tolong bilangin mami juga. Maaf gak bisa nunggu sampai mami selesai mandi, Chika takut telat" pamit Chika, ia mencium pipi dan tangan Shani.

"Iya gakpapa, nanti Cici bilangin ke mami. Hati-hati ya" Shani menepuk-nepuk puncak kepala Chika dengan lembut.

Ara ingin melakukan hal yang sama, sekalian modus dikit. Kapan lagi modusin bidadari, Ara hendak mendekati Shani. Sebelum suara Shani menghentikan pergerakannya.

"Mau ngapain?"

"Cipika-cipiki juga dong" jawab Ara dengan entengnya.

"Gue tampol lu" Shani mengangkat tangannya, hendak menampar Ara jika dia berani menciumnya.

LAST LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang