Di kamar yang gelap terlihat seorang wanita yang tengah melamun dengan selimut menutupi setengah badan dengan tangan menyilang di dada seraya melihat ke arah jendela. Dapat di lihat, di luar sana hujan begitu deras di tambah suara guntur yang terus bergemuruh belum lagi tangisan bayi-bayi yang begitu menyayat hati karena tidak nyaman. Kamar yang remang-remang membuat bayi-bayi itu menangis. Sang ibu, yang seharusnya menenangkan buah hatinya malah tediam menghiraukan tangisan pilu itu.
Cklekk ....
Suara pintu terbuka, menampilkan sosok pria dengan setelan kantornya yang masih terlihat rapi. Saat memasuki kamarnya ia langsung di suguhi dengan ruangan yang minim cahaya serta tangisan dari kedua putra-putranya. Dengan segera ia mencari saklar lampu untuk segera menghidupkan lampu di ruangan itu.
"Apa kau tuli?" tanya Pria itu sedikit kesal. "Putra mu menginginkan ASI. kenapa kau abaikan!"
Wanita itu terkekeh sinis. "Dia bukan anaku urus aja mereka. Bukan kah kau yang menginginkannya? Jadi, uruslah!" ujar wanita itu dengan ketus. Lalu ia beranjak dari tempat tidur, ia mengambil selembar kertas dari atas nakas tempat tidurnya kemudian ia berikan pada suaminya.
"Apa ini?" tanyanya bingung.
"Jangan pura-pura bodoh! Kau bisa 'kan membaca apa yang tercetak disana!" ujarnya dengan ketus.
Pria itu menggeleng dengan brutal. "Tidak! Aku tidak akan pernah menceraikan mu!" tolak pria itu dengan tegas. Ternyata wanitanya itu menyerahkan surat cerai, tentu pria itu menolak. Ia tidak akan pernah menceraikan istrinya itu.
"Terserah, Aku mau pergi dari sini!" Wanita itupun pergi meninggalkan kamar itu. Sebelum pergi ia mengambil kunci mobil milik suaminya lalu ia pergi dengan langkah lebarnya menuju garasi.
•••
Hujan diluar sangat deras sangat sulit untuk melihat.
Seorang pria sedang mengendari mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, kini ia tengah mengejar mobil yang ditumpangi istrinya. Ia tidak menyangka istrinya hebat dalam mengendarai kendaraan beroda empat itu, apalagi kini tengah hujan lebat bisa-bisanya istrinya membawa mobilnya dengan cepat.
Benar-benar hebat, sekarang ia tidak bisa lagi mengejar istrinya itu. Mobil yang di kendarai istrinya menghilang. Tanpa di sadari ada cahaya yang begitu menyilaukan matanya, ternyata cahaya itu adalah lampu dari sebuah truk yang akan siap menghantam mobil yang di kendarainya.
BRUKK !!!
Di detik itu pula Mobil yang di kendarai pria itu terpental beberapa meter. Ia yang berada di dalam mobil terasa dunianya berputar. Sesaat wajah anak-anak nya terlintas. Akhirnya Mobil yang sejak tadi berguling pun berhenti. Ia yang masih berada di dalamnya terasa udara di sekitarnya enggan masuk kedalam paru-parunya, dadanya terjepit lalu ia memuntahkan darah dari mulutnya. Kembali, wajah kedua putranya melintas. "Maafkan Papah, Nak." ujarnya dalam hati. Ia sudah tidak bisa berkata apapun lagi dan akhirnya kegelapan pun merenggutnya.
•••
Kenapa aku rombak cerita Aldi?Entahlah, hanya pengen saja🙂
Tiba-tiba aja gitu. Menurut ku di cerita Aldi yang dulu tidak banyak momen Angga sama Aldi, nah, disini pasti bakal di banyakin. Brothershipnya bakalan kerasa pokoknya ya kerena ini cerita mereka berdua.Jalan ceritanya masih sama, hanya saja pasti akan ada perubahan. Disini aku menghilangkan beberapa tokoh. Jadi sebenernya sama saja.
Buat yang mau baca ulang Terimakasih 🙏💕
Yang enggak jugak nggak papa kok🙂
Anggap aja ini revisi hehehh🙂
Dah, ah.
~Happy Reading~❤
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My World, Bro. [END]
FanfictionBagi Angga, Aldi adalah jiwanya dan semestanya, Angga menjadikan Aldi sebagai porosnya. Begitupun sebaliknya. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Lalu, bagaimana jika seketika jiwa itu hilang? Entahlah, kita simak saja ceritanya.