YMWB || 24. Bingung

2.4K 196 6
                                    

Setelah mendapat kabar dari Lita bahwa putranya masuk rumah sakit, dengan segera Krystal menuju rumah sakit untuk melihat keadaan putra keduanya.

"Mau kemana kamu, Krystal?!" tanya Arya.

Krystal menoleh. "Aku mau ke rumah sakit, Aldi sakit, Pa."

Arya mendengus tidak suka. "Sudah Papa bilang, anak itu pasti akan menyusahkan," ucapnya. "Ngapain juga kau harus kesana, Krystal? Bukannya ada Istrinya Aksa? Lebih baik sekarang kau siap-siap untuk meeting, sebentar lagi Pak Pandu akan datang ke perusahaan kita," imbuh Arya.

Krystal benar-benar tak habis pikir dengan Papa-nya itu. Sekarang Krystal sedang kalut karena keadaan putranya, dan bisa-bisanya Arya malah mengajak dia untuk meeting? Yang benar saja.

"Aku tetep mau ke rumah sakit, Pa! Anak aku butuh aku!"

Arya tertawa remeh. "Mereka tidak ada yang membutuhkanmu, Krystal."

Tangan Krystal mengepal di kedua sisi tubuhnya, Krystal benar-benar tertohok oleh lontaran Papa-nya. Daripada harus memperpanjang, lebih baik Krystal pergi dari hadapan pria tua itu.

Dua puluh lima menit sudah, Krystal mengendarai mobilnya. Dan kini, kendaraan beroda empat itu sudah berada di parkiran rumah sakit dimana anaknya dirawat. Dengan tergesa, Krystal masuk kedalam dan langsung menanyakan kebagian resepsionis. Setelah mengetahui kamar rawat anaknya, dengan segera Krystal menuju ruang rawat Aldi.

Baru saja Krystal keluar dari lift, ia melihat Lita dan Aksa masuk kedalam sebuah ruangan. Krystal pikir mereka masuk ke kamar rawat Aldi, namun ternyata tidak. Aksa dan Lita masuk ke ruangan Dokter. Krystal mendekatkan daun telinga pada pintu, Krystal mencoba menguping pembicaraan orang didalam sana.

Krystal mengigit kukunya saat mendengar penjelasan Dokter di dalam sana, meskipun terdengar samar, namun ia tahu bahwa keadaan putranya itu tidak begitu baik. Krystal kembali menajamkan pendengarannya.

'Brak'

"Saya siap mendonorkan tulang sum-sum belakang saya, Dok," ujar Krystal penuh keyakinan.

Semua orang di ruangan Dokter itupun menoleh padanya.

•••

"Al, Al, Al." Dira terus menoel-noel tangan Aldi. Sedangkan pemuda itu kini tengah sibuk dengan game di ponselnya.

"Al, tau nggak?"

"Nggak tau, dan nggak mau tau juga! Enyah lo!" balas Aldi ketus.

Dira mengerucutkan bibirnya. Aldi emang gitu kalau udah main game.

"Geser, Al, gue ikut tidur," suruh Dira pada Aldi.

Aldi meng-pause game-nya, untung Aldi bermain game offline. Lalu ia menghembuskan balas kasar. "Ini tempat tidur buat gue, kalau lo mau tidur, noh, di sofa," tunjuk Aldi pada sofa di depan.

"Nggak mau!" balas Dira. Lalu ia menaiki ranjang Aldi dan memepet-mepeti Aldi.

Aldi mendengus kesal, emang cuman Dira yang selalu membuat darahnya naik.

Udah Dira di atas ranjang Aldi, gadis itu dengan tidak tau dirinya memunggungi pemilik ranjang.

"Dir, Angga kemana? Kok dia nggak nengok gue ya?" tanya Aldi pada si bungsu.

Sebenarnya Dira juga tidak tahu Angga kemana, bahkan di sekolah pun Dira tidak melihat batang hidung Abang pertamanya itu. Bahkan, tadi pagi Dira tidak berangkat bareng Angga, biasanya Dira lebih sering berangkat dengan Angga. Namun tadi pagi, Angga sudah berangkat lebih awal.

You're My World, Bro. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang