Empat bulan sudah, Aldi fokus menjalani pengobatannya. Dan sekarang kepalanya sudah bersih tanpa rambut, Aldi memangkas nya habis. Rumah sakit sudah menjadi rumah keduanya sekarang, bahkan sekolahnya pun Aldi sudah berhenti. Aksa menyuruh Aldi untuk lebih fokus pada pengobatannya, mau tak mau Aldi harus menurut daripada ia dibawa ke Jerman oleh Jasmine, Oma-nya.
Sekarang Aldi berada di rumah setelah 1 minggu mendekam di rumah sakit menjalani kemo yang entah ke se-berapa kali. Semakin hari tubuhnya malah semakin lemah saja, kecapean dikit aja langsung bobrok. Ditambah keluarganya yang tambah overprotective, ruang gerak Aldi menjadi semakin terbatas. Hhh ....
Wishlist, entahlah tiba-tiba-tiba ide itu muncul di otak kecil Aldi. Dibawah temaram lampu belajar Aldi mencatat keinginannya, agak aneh, tapi entahlah Aldi pengen saja. Jam sudah menunjukkan jam 23.35 namun mata Aldi belum terasa berat ataupun mengantuk.
"Lebay nggak, sih?" tanyanya pada diri sendiri saat melihat beberapa keinginannya.
"Mulainya kapan, ya? Besok aja kali ya? Takut keburu metong hahahha ... nggak canda metong, gw belum mauuuu gue mau sembuh mau kawinnn huhuhu ..," racau Aldi. "Eh, emang gue bakal sembuh?"
"Eh, tapi Dira mau nggak ya di ajak jajan sama gue? Maulah gue yang bayarin kok, awas aja kalau nggak mau, gue iket tuh anak!"
"Nanti pas gue ulang tahun gue masih ada nggak ya? Adalah yakali. Ah pokonya gue harus ngabulin wishlist gue, apalagi buat Angga deket sama Mama Krystal, harus pokoknya!" Iya, sekarang Aldi sudah memanggil Krystal dengan sebutan 'Mama'. Alasannya yaitu, takut keburu metong ceunah.
Pintu kamarnya terbuka, ada Lita di sana sedang berkacak pinggang saat melihat anak tengahnya belum juga tidur.
"Aldi!"
Aldi yang tengah fokus menyatat langsung terpenjat dengan segera ia menutup buku diarynya. Aldi membalikkan badannya. "Bunda ngagetin aja," dengusnya.
"Lihat udah jam berapa?" tunjuk Lita pada jam dinding di kamar Aldi.
"Alah, masih siang," balas Aldi acuh. "Ngapain Bunda kesini? Bukannya tidur."
"Harusnya bunda yang ngomong gitu! Ngapain kamu jam segini belum tidur?"
Aldi menghela napas pelan. "Nggak bisa tidur," jawabnya.
Lita menghampiri putranya, lalu menarik Aldi ke ranjang anak itu. "Tidur!" titahnya galak.
Aldi mendengus sebal. "Apasih-apasih? Aku belum ngantuk Bunda~" rengeknya.
"Jangan tidur terlalu malam, Al. Nggak baik buat kamu tahu?"
"Iya, aku tahu. Tapi mata aku nggak bisa merem, Buuuuun. Kayaknya takut besok nggak mau buka lagi," ucap anak itu yang membuat Ibunya menggeram.
"Al!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My World, Bro. [END]
FanfictionBagi Angga, Aldi adalah jiwanya dan semestanya, Angga menjadikan Aldi sebagai porosnya. Begitupun sebaliknya. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Lalu, bagaimana jika seketika jiwa itu hilang? Entahlah, kita simak saja ceritanya.