Happy Reading💗
Typo, tandain, ye!😉🥀🥀🥀
Dengan telaten Krystal menyingkirkan beberapa daun dam mencabuti rerumputan pada makam mantan suaminya —Azka— sesekali air matanya menetes mengingat perbuatannya pada pria baik itu. Setelah membersihkan area makan, Krystal mulai berdo'a.
Selesai berdo'a, Krystal memandang nisan mantan suaminya itu. Tangannya terulur untuk mengusap batu yang yang bertuliskan nama Azka di sana. Dia menjadi teringat perlakuannya pada pria itu.
''Lo bodoh Azka,'' maki Krystal pada suaminya. ''Kenapa lo nerima perjodohan ini?!''
Azka hanya tersenyum hangat. ''Karena jika saya menolak, orang tua saya akan kecewa, dan saya tidak mau membuat orang tua saya kecewa,'' tukasnya.
Mata Krystal bergulir malas, dasar si paling nurut.
_______________
PLAKK
''BERANI-BERANINYA LO NYENTUH GUE!!'' pekik Krystal dengan mata yang di penuhi amarah.
''Saya berhak, karena saya suami kamu.'' Azka menatap datar pada wanita yang berstatus sebagai istrinya itu. ''Saya tidak suka jika milik saya di miliki orang lain, Krystal.''
Krystal masih menatap tajam Azka. ''Yang lo sebut orang lain itu adalah pacar gue, lo nggak berhak buat ikut campur!''
''Saya berhak, karena saya suami kamu, Krystal!''
Mata Krystal memerah, sekarang masa depannya sudah di ambil sepenuhnya oleh laki-laki dihadapannya.
'Cuih'
Krystal meludah tepat di depan wajah Azka. ''Gue benci lo!''
_______________
''Gue minta cola bukan susu!''
''Tapi itu nggak baik buat kandungan kamu, Krystal,'' ucap Azka lembut.
''Gue nggak peduli, pokoknya gue pengen cola!''
Azka menggeleng, dia tidak akan mengizinkan istrinya meminum minuman besoda itu, karena itu tidak baik untuk kandungan.
''Kamu mau apa biar saya belikan, tapi tidak dengan cola Krystal, itu tidak baik buat anak kita. Ingat kata Dokter.''
Krystal berdecih. ''Anak lo! Bukan anak gue.''
''Asal lo tau Azka, gue pengen banget gugurin janin sialan ini didalam perut gue!''
Mata Azka mebelalak.
'Prang'
Krystal melempar gelas susu yang tadi Azka bawa. Setelah itu ia berlalu.
Azka hanya menghela nafas pelan, tangannya memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja berdenyut.
''Harus dengan cara apa lagi agar kamu menerima saya, Krystal?''
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My World, Bro. [END]
Fiksi PenggemarBagi Angga, Aldi adalah jiwanya dan semestanya, Angga menjadikan Aldi sebagai porosnya. Begitupun sebaliknya. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Lalu, bagaimana jika seketika jiwa itu hilang? Entahlah, kita simak saja ceritanya.