Bonus, deh, ehe:)

2.2K 205 20
                                    

"ALDIANDRA!"

'Hap'

Angga menangkap tubuh gempal adiknya. "Hihi ... Abang pulang hore ...." Balita berusia tiga tahun itu bersorak saat melihat Abang pertamanya.

"Eh, Abang udah pulang?" tanya Lita dengan napas ngos-ngosan karena mengejar putra kecilnya yang aktif itu.

"Nakal!" Angga menggigit pipi tembam adik kecilnya.

Balita itu menggeleng ribut sambil memanyunkan bibirnya beberapa senti. "Adek nda nakal, kok, abang," cicitnya.

Lita memutar bola matanya. "Sini, kasian Abang baru pulang. Adek sama Bunda."

Angga pun memberikan adiknya pada sang Bunda.

"Abang malam ini tidur sama adek ya?"

Angga tersenyum lembut, kemudian mengangguk.

"Udah sana bersih-bersih dulu, terus makan. Ajak Dira sekalian, lagi galau dia," ucap Lita.

"Kenapa? Putus lagi?" tanya Angga.

Lita mengedikkan bahunya, tidak mengerti juga dengan anak gadisnya itu. Pulang-pulang ngampus langsung ke kamar dan tidak keluar-keluar.

"Nggak tahu, nanti Abang ajak ngobrol aja."

Angga mengangguk, dia pun mulai melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah. Saat menginjakkan kakinya di anak tangga tiba-tiba ia teringat masalalu. Bak sebuah kaset yang terputar, kenangan-kenangan dia dan kembarannya terlintas. Angga sering menggendong kembarannya menuju kamar jika kembarannya itu sedang mager. Sebelah ujung bibirnya terangkat saat mengingat itu. Angga pun kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Tak sengaja, dia melihat pintu kamar yang sudah lama tidak terhuni itu terbuka. Dengan segera, Angga pun masuk kedalam kamar itu.

"Dira," panggilnya saat melihat adik perempuannya.

Dira yang sedang youtube-an di ranjang langsung menegak. Dia pun membuka earphone yang terpasang di telinganya. "Eh, Abang."

"Lagi ngapain di kamar Aldi? Kangen, ya?"

Dira mengangguk sambil nyengir.

Angga terkekeh, dia pun ikut mendudukkan dirinya di ranjang yang sudah lama tidak di tempati itu.

"Abang baru pulang ya?"

Angga mengangguk.

"Abang ..," panggil Dira pelan.

"Kenapa, hm?"

Tanpa aba-aba Dira memeluk tubuh Abangnya itu dan menangis. Tangan Angga terulur untuk mengelus punggung yang bergetar itu.

"Kenapa Aldi jahat banget ninggalin kita semua. Emang licik dia, tuh!"

Angga terkekeh. "Tapi sekarang Aldi udah nggak sakit lagi, Dek. Pasti sekarang dia lagi ngetawain kamu di atas sana," ujar Angga sembari melihat kearah langit di balik dinding kaca.

Dira mengusap air matanya, suka kesal dengan diri sendiri kalau sedang datang bulan tuh! Moodnya menjadi tidak terkontrol dan suka menjadi cengeng. Coba kalau Aldi masih ada, sudah di ejek habis-habisan dia.

"Semalam aku mimpi ketemu Aldi."

"Oh, ya?"

Dira mengangguk. "Dia masih sama, masih nyebelin, ngeselin dan suka bikin naik darah." Dira terkekeh, begitupun dengan Angga.

"Emang dia ngapain sampai bikin kamu naik darah?"

"Ngancurin cake ulang tahun kalian, terus Bunda marah."

You're My World, Bro. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang