tiga

19 6 14
                                    

Setiap manusia punya cara tersendiri untuk mencintai dan menyayangi
__________

Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, aku dan anggota keluarga yang lainnya sedang bersiap untuk menyantap sarapan yang tengah di hidangkan oleh ibunda tercinta sedunia.

Dari dulu, Ayah menetapkan prinsip 'kalau tidak mau sarapan, tidak akan dikasih uang jajan'. Jadilah kebiasaan hingga sekarang .

Pernah, suatu hari saking buru-buru nya aku sampai meninggalkan sarapan. Akibatnya aku gemetaran saat pelajaran, pas istirahat langsung beli makanan, kenyang. Semangat lagi deh.

Ayah sudah duduk santai di meja makan, di temani kopi hitam serta gorengan yang masih mengepulkan asap. Terkadang wajah nya seperti sedang memikirkan sesuatu persoalan. Biarlah.

Sementara aku dan Bunda di dapur.
Bertanya ini itu dengan Bunda. Kalau bersama Ayah, masih sedikit canggung. Karena beliau baru pulang beberapa hari lalu dari luar kota. Kalau sudah beberapa hari, baru bisa dekat kembali.

Karena letak dapur dan kamar mandi di rumah ku ini berdekatan. Aku melihat Abang yang sedang menunggu kak Ifah yang tengah melaksanakan ritual mandi nya. Sepertinya Abang merencanakan sesuatu. Terlihat dari Abang yang bersembunyi di samping pintu kamar mandi.

Setelah bunyi kunci kamar mandi dibuka. Dan menampilkan kak Ifah lengkap dengan seragam sekolah nya.  Dan, satu, dua, "DOR!". Abang berteriak dengan semangat nya.

"AAAAAA ABANGG! IH IH IH! NGESELIN BANGET SIH! HIHHH!".

Kak Ifah dengan wajah kesalnya memukuli Bang Ali dengan brutalnya. Sedangkan Bang Ali tertawa puas sudah berhasil menjahili kak ifah.

Aku sendiri membatin, 'Kapan aku dijahili sama Abang?'. Hem, hanya bisa tersenyum kecut.

"Kenapa Afifah?". Ayah datang dengan wajah khawatir nya.

"Ayahhh Abang ni, usil banget!". Kak Ifah menjawabnya dengan rengekan.

"Cuma ngaketin doang loh yah, padahal",  jawaban santai dari Abang masih dengan tawa nya yang sedikit mereda.

Ayah hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bang ali. Kemudian kembali ke meja makan untuk menunggu yang lain.

======

Aku membawa nampan yang berisi tiga gelas susu putih menuju meja makan, tapi tiba-tiba ada yang menyenggol bahu ku. Dan, tanganku terkena tumpahan susu yang masih sedikit panas. Tapi karena kaget aku melepas pegangan pada nampan. Jatuhlah ke lantai.
Abang berhenti dari lari nya, juga  tawa nya yang hilang seketika.

Melihat aku yang ternyata korban tabrak lari nya. Aku mendapatinya memasang wajah bingung. Aku masih mengibas kan tangan ku yang terkena tumpahan susu tadi.

Dengan wajah yang sangat datar, bang ali datang menghampiri ku. Ternyata dia lebih memilih membersihkan pecahan gelas dan tumpahan susu tadi. Ayah, Bunda, dan juga kak Ifah hanya memandang aku dan Abang.

Aku menghela napas lelah menuju bunda. Mengabaikan rasa perih di tangan, meminta pelukan dari nya, kemudian bertanya, "Abang benci sama aku ya Bun?".

Bunda mendongakkan wajah ku, menatap lekat mata ku, kemudian tersenyum hangat. Dan mengatakan bahwa, "tidak ada yang membenci Zakiyah". Berakhir dengan usapan lembut tangan bunda di pipi ku.

Mungkin Abang tadi lari sambil menoleh ke belakang sampai dia tidak tahu kalau ada aku di depannya. Terjadi lah tabrak lari antara aku dan dia.

Pagi ini, Abang sama-sama menjahili kedua adiknya. Sama-sama membuat kaget dan terkejut tapi dengan cara yang berbeda dan reaksi yang berbeda.

Baru saja kan aku membatin bertanya kapan aku di jahili bang Ali, sela beberapa menit kemudian, Tuhan mengabulkan.

he is my brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang