Lima

15 6 10
                                    

Cara dia menunjukkan kepeduliannya itu luar biasa.
________

"Udin udin nama mu norak tapi terkenal~
Udin udin nama mu norak tapi terkenal~
Yang rada gondrong namanya Ali Udin
Yang paling jail namanya Ali Udin
Udin udin oiii semua yang jelek Ali Udin"

Kak Ifah dengan semangat nya menyanyikan lagu yang aku sendiri baru tau. Dan bisa-bisa nya menjadikan nama Abang  sebagai korban nameshaming nya.

Abang yang sibuk dengan game di gadget nya itu tak merespon banyak. Hanya sesekali melirik. Bunda yang fokus menonton tv pun hanya tersenyum simpul. Sedang Ayah yang baru saja pulang dari kajian datang menghampiri kami dengan menggeleng kan kepalanya pelan.

Ayah duduk di samping Bunda. Kemudian bertanya, "Afifah tau tidak kenapa ayah beri nama Abang Muzakki Ali Udin?".

Kak ifah mengedikkan bahunya tanda tak tahu. "Emang alasan nya apa yah?",tanya nya. Mendengar namanya disebut seperti nya Abang juga penasaran.

"Karena nama ayah kan KamalUdin", jawab ayah sambil terkekeh geli sendiri. Bunda yang di samping nya hanya memutar mata nya jengah.

Aku, kak Ifah, juga Abang hanya terdiam. Aku membatin, 'Apa yang lucu coba?'. Abang kembali fokus pada game yang sempat di pause. Sedangkan kak Ifah malah berkata,  "Krik krik krik, haha lucu sekali ayah". Dengan tawa yang sangat di paksakan.

Setelahnya hanya ada keheningan di antara kami semua. Tidak ada canda tawa lagi, dan kami makan. Sambil mendengarkan apa yang di sampaikan ayah, tentang ilmu yang beliau dapat dari kajian tadi.

____

Sebelum semua masuk ke kamar masing-masing. Aku menghampiri Abang yang lagi-lagi bermain game. Dengan kedua kaki yang bersila di atas sofa.

"Bang", panggil ku pelan.

"Hm", jawab nya.

"Besok anterin aku pramuka, bisa?".

"Hm".

"Pulang nya juga jemput ya?".

"Hm".

"Oke, makasih ya".

"Hm".

"Aku ke kamar dulu".

"Hm".

Yaaaahhh, walaupun jawaban nya hanya hm hm, tapi aku bahagia, bang Ali bersedia.

=====^^=====

Tibalah saatnya untuk berangkat pramuka. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, aku turun. Aku menjulurkan tangan ku di hadapan nya. Abang yang sepertinya mengerti maksud ku menyerahkan tangannya untuk ku Salami.

Setelah mencium tangannya dan mengucapkan salam, Abang melajukan kembali sepeda motor nya. Dengan wajah yang sama datarnya dari rumah sampai sekolah. Selama di perjalanan juga tidak ada sama sekali topik yang di bicarakan.

Seperti patung yang membawa patung.

Setelah kegiatan Pramuka ini selesai. Aku menunggu jemputan dari Abang di depan toko yang dekat dengan sekolah ku ini. Duduk di temani kak Arya, salah satu anggota grup inti. Tampan tapi tidak membosankan, menurut ku.

"Kakak antar aja, mau?". Tawarnya.

"Terimakasih sebelumnya kak, tapi kayaknya sebentar lagi Abang aku dateng kok, hehe". Sedikit tidak enak sebenarnya menolak niat baiknya.

"Yakin dateng? Udah dari tadi loh ini".

Aku hanya mengangguk pasti. Arya Saputra nama panjangnya. Terkenal baik kepada siapapun. Jadi, aku usahakan supaya tidak membawa perasaan dalam hal ini. Tolong, sadar diri wahai zakiyah.

Lumayan lama aku menunggu belum ada juga tanda-tanda dari Abang akan datang. Kak Arya juga masih setia menemani, dengan tahu bulat yang asik di lahapnya. Tidak ada percakapan yang lebih lama lagi, setelah basa-basi tadi.

"Udah kakak antar aja yok! Abang kamu lama", ujarnya.

Aku berpikir sejenak, kemudian mengiyakan tawaran nya. Lagi pula kak Arya ini kan anak baik-baik. Jadi, aku tidak perlu khawatir kalau terjadi sesuatu yang tidak baik. Aman kok aman.

Akhirnya kak Arya beranjak dari duduknya, berjalan sebentar ke arah tempat sampah untuk membuang kemasan plastik bekas wadah tahu bulat nya. Barulah menuju ke motor beat nya. Dia ini, sederhana tapi mempesona.

"Ayok naik!". Perintahnya.

"Heh, mau kemana?!".
Baru saja aku ingin naik ke jok motor kak arya. Suara yang sedikit serak itu menghentikan gerakan ku. Aku menoleh ke belakang,

Ternyata~

he is my brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang