Bagi Tuhan membolak-balikkan hati dan perasaan itu semudah membalikkan telapak tangan.
_________________"Bang Ali!. Aku sampek kayak sakaratul maut tadi! Hih! Pengen jambak!", Kak Ifah memprotes tidak terima. Masih marah karena kejadian ulah bang Ali. Sebelum akhirnya kak Ifah lari ke arah dispenser untuk mengambil air minum.
Tadi bang Ali bertanya seperti ini.
"Fah, kamu bisa gak nelen sambil napas, hem?".tanya bang Ali seakan menantang.Kak Ifah menoleh, seperti berpikir sejenak. "Coba ya", ucapnya kemudian.
Memasukan kembali keripik yang ada di pangkuan ke dalam mulutnya, dan. "Uhuk-uhuk", dia tersedak.
Seketika itu juga bang Ali tertawa dengan bangganya. Tidak memperdulikan kak Ifah yang terlihat kesakitan.
Aku yang menyimak sampai bingung, ikut tertawa atau kasihan?.
"Kalo mau ketawa, ketawa aja kali Dek!gak ada yang nglarang juga!". Kata bang Ali yang masih dengan tawa lepasnya.
Akhirnya aku ikut tertawa pelan. Padahal baru beberapa hari ini aku mencoba saran dari Aliya. Walaupun terkadang masih suka telat juga solatnya. Jangan remehkan kekuatan doa, dan hasilnya? Seperti sulap. Aku saja sampai belum sepenuhnya percaya dengan ini semua.
-----
Hari minggu, dimana aku akan di sibukkan oleh latihan ekstrakurikuler drumband yang ada di sekolah. Setelah siap dengan kaos olahraga serta pianika yang di izinkan di bawa pulang oleh pihak sekolah, aku siap untuk berangkat.
"Mau Abang anter?". Wait, ini bang Ali beneran kan? Kenapa akhir-akhir ini sikap nya menghangat?.
Aku menatap nya sebentar, mengedipkan mata beberapa kali, "gimana tadi Bang?", tanyaku memastikan.
"Mau Abang anter nggak?, Sekalian Abang mau potong rambut ni". Jawab nya.
"Boleh", aku mengangguk dengan antusias.
"Yaudah, tunggu bentar!", perintah nya.
Aku pun menunggu bang Ali sembari berpamitan terlebih dahulu ke ayah dan bunda. Beberapa menit kemudian bang Ali keluar dari kamarnya, dengan topi hitam yang terpasang di kepalanya. Menggunakan celana pendek selutut berwarna hitam, juga kaosnya yang juga berwarna hitam.
Tampan, sedap di pandang, dan tidak membosankan. Bang Ali ini memang yang paling tampan, setelah ayah. Hehe.
Hmm, Bahagia nya aku. Aku tersenyum senang, kemudian berjalan keluar mengikuti bang Ali ke arah garasi guna mengambil kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
he is my brother
Non-FictionKatanya aku yang paling di sayang! Katanya aku yang paling di manja! Katanya aku yang paling beruntung! Dan masih banyak lagi rentetan katanya katanya aku yang paling paling! Kamu juga di sayang! Kamu juga di manja! Dan kamu juga beruntung! Semua s...