28. Kebenaran tersembunyi

1.7K 382 84
                                    

Kalo kalian bisa ngilangin 1 karakter yang aku bikin. Kira-kira kalian mau ngilangin siapa? Haha coba komen.

Dan sesuai janjiku up 2 kali.

Happy reading!


-------------------------








Pagi-pagi sekali, Davychi sudah pamit dengan kedua orang tua nya dengan alasan ingin bermain dirumah Naravit. Namun, dia memiliki tujuan lain yaitu mengunjungi rumah Deka.

Karena gadis itu pernah diajak kerumahnya, dan Davychi tipikal gadis yang mudah menebak dan hapal arah jalan dengan cepat. Karena hal itu dia menemukan dengan mudah lokasi rumah Deka.

Sebenarnya Davychi tahu bahwa dia percuma datang kerumah Deka namun tak ada Deka nya. Tapi semenjak semalaman, gadis itu terus berpikir negatif tentang cara mengetik dari Deka. Karena semalam mereka juga chattingan, dan lagi-lagi Deka menambahkan hehe diakhir kalimat dan bahasanya yang sedikit baku.

20 menit berlalu Davychi terus menekan tombol bel rumah Deka, namun tak ada satu pun sahutan mau pun orang yang keluar. Lalu tak lama, seorang Ibu-Ibu lewat dan Davychi langsung menghentikannya.

"Permisi, maaf Bu, saya mau bertanya, boleh?" kata Davychi dengan ramahnya.

"Iya, kenapa ya Neng?" tanya Ibu tersebut yang menenteng sekantong plastik hitam ditangan kanannya.

"Pemilik rumah ini kemana ya Bu? 20 menit saya panggil tapi gak ada yang keluar?" tanya gadis tersebut.

"Oh, Bu Renita ya? Bu Renita sama anak-anaknya dua hari yang lalu pergi ke Bandung Neng, katanya sih mau ngobatin anaknya gitu," kata Ibu-Ibu tersebut.

"Dua hari yang lalu ke Bandung Bu?" tanya Davychi memastikan.

Ibu-Ibu tersebut menganggukkan kepalanya. "Iya, soalnya saya liat anak pertama laki-lakinya pucat gitu, kurang tahu sih sakit apa soalnya kelihatan sedikit parah, tapi Bu Renita sempet manggil nama orang, kalo gak salah namanya Pian, iya Pian yang nuntun anaknya itu. Eh, maaf ya Neng, Ibu tinggal dulu, mari." kata Ibu-Ibu tersebut pergi setelah mengatakan hal itu.

Davychi mengucapkan terima kasih dan langsung berpikir dengan keras. "Ibu Renita pernah bilang kalo dia punya anak dua. Siapa yang sakit? Eh bentar, Ibu itu bilang Bu Renita manggil nama Pian, tapi Pian siapa? Om Pian?" ucapnya bermonolog sendiri.

Namun tanpa berpikir panjang, Davychi langsung lari sembari memesan ojek online. Tak butuh waktu lama, Davychi sampai di depan rumah Pian, dia yakin, ini hari libur dan Pian ada di rumah sekarang.

Setelah membayar ojeknya, Davychi langsung meminta tolong kepada satpam rumah tersebut yang untungnya sudah tak asing mengenal wajah Davychi. Dengan mudah gadis itu dipersilahkan masuk dan langsung berlari.

Dengan napas tersengal-sengal, Davychi menggedor-gedorkan pintu rumah utama Pian dan sesekali memencet tombol bel rumah. Tak berselang lama, Pian akhirnya keluar dengan wajah bantalnya.

"Davychi? Kamu ngapain kesini pagi-pagi? Sama siapa? Sendiri?" runtutan pertanyaan itu keluar dari mulut Pian saat mengetahui bahwa pelaku yang menggangu waktu weekend untuk bermalas-malasannya adalah Davychi.

"Aduh itu gak penting buat dijawab. Om, aku mau nanya sesuatu yang penting sama Om, tapi Om janji harus jawab jujur sama aku." kata gadis tersebut dengan nada tak sabarnya.

Pian sedikit bingung, namun lelaki itu mempersilahkan Davychi untuk masuk dan duduk diruang tamu. Pian membawakan secangkir susu cokelat hangat untuk Davychi dan setelahnya mereka duduk berhadapan.

My Lil Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang