🕊part: 11

31 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya guys.
Happy reading.


****

Terkadang kita di dorong maju oleh perasaan, tetapi di paksa tarik mundur oleh kenyataan, tugas kita manusia harus menggunakan kekuatan, di dampingi oleh semesta yang memiliki kenyataan. —ust. Agam said.

Dekap Luka


11


"Ikut gue!" ucap cowok itu dan menyeret Luna pergi menjauh dari Shiena dan teman-temannya.

Romi menarik paksa pergelangan Luna menuju parkiran. Setelah sampai diparkiran tepat disamping motor ninjanya, ia melepaskan cekalan dari tangan Luna dan meletakkan gadis itu berhadapan dengannya.

"Lo kenapa sih tarik gue kesini?" ucap Luna kesal sambil mengatur anak rambutnya yang sedikit acakan. "Seharusnya, lo itu nggak cegah gue buat gampar cewek kurang ajar itu!"

"Kalau lo mau bikin masalah lagi, silahkan lo samperin Shiena dan tampar dia!"

mendengar perkataan Romi yang dingin dan raut muka datarnya membuat Luna mendengus kesal.

Romi memang sengaja membawa Luna menjauh agar gadis itu tidak kembali mengundang keributan dengan berkelahi bersama Shiena. Apalagi mereka masih berada di kawasan SMA triabuna.

"Tapi, mulut tu cewek lemes banget Rom! Ngapain juga spesies kaya dia itu masih ada di bumi. Seharusnya dah lama dimusnahin tu orang!"

Disaat Luna sibuk menggerutu disampingnya. Romi malah terlihat sibuk mengambil ponsel disaku celananya dan menggeser layar dari benda mungil itu seperti tengah mengetikkan sesuatu.

Merasa tidak diperdulikan Luna akhirnya mendongak dan berteriak didepan wajah Romi "woy... lo denger gue ngga sih!?" semburnya.

Romi mendorong kening Luna menjauh dengan satu telunjuknya  "apaan sih lo!"

"Lo yang apaan! Gue tu lagi ngomong, tapi lo malah sibuk sama benda mati itu" Jawab Luna ketus sambil bersedekap dada. sumpah Demi apapun, tidak diperdulikan adalah hal yang paling membuatnya jengkel. "Lo—

Belum sempat Luna meledakkan kekesalannya kembali, Romi lebih dulu mengambil helm dari motor ninja disebelahnya dan menyodorkannya kepada Luna. "Nih pake."

Sekedar info helm yang Romi ambil barusan adalah helm milik Adi yang sudah ia pinjam kepada sang pemilik. Adi selalu membawa dua helm ke kemampun itu. dengan dalih, agar ia bisa menawarkan tumpangan kepada  cewek yang menjadi incarannya. Sungguh playboy tak tertulung si Adi.

Dengan helm yang sudah ada ditangan Luna. Gadis itu malah diam sambil memandang heran kepada Romi. seakan berkata, maksud lo apa?.

"Lo pulang bareng gue."

Empat kata itu mampu membuat Luna tercengang. ia tak menyangka jika Romi akan mengajak pulang bersamanya. Hal ini membuatnya heran sekaligus senang. Perasaan gembira langsung menghantui dirinya. Sungguh, ini adalah momen langka yang harus ia abadikan.

Melihat Luna yang masih diam tak melakukan apa-apa, Romi langsung mengambil alih helm dari tangan gadis itu. "Lelet lo!" ucapnya.

Oh Tuhan... apa ini?

Luna menelan Salivanya kasar saat Romi mendekat dan memasangkan helm di kepalanya dengan cekatan. Jantung Luna seakan memompa lebih cepat dari biasanya. Luna mendongakkan wajah saat Romi mengaitkan pengikat helm dibawah dagunya. Hal itu membuat Luna bisa melihat lebih jelas wajah tampan dan tegas milik cowok itu.

Dekap LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang