🕊part: 4

89 15 13
                                        

Menjadi yang pertama mencintai memang butuh banyak nyali— Luna anggelina stephany

Dekap Luka

****


4


Satu minggu ini adalah hari-hari yang cukup melelahkan bagi Romi. Tugas sekolah yang menumpuk, kegiatan di organisasi OSIS yang semakin padat, di tambah lagi dengan satu orang yang selalu mengganggu ketenangan hidupnya. Luna, disaat jam pulang sekolah telah tiba, cewek itu selalu saja datang ke SMA teriabuna untuk mencari dirinya. Hal itu membuat Romi frustasi, apalagi Luna adalah murid dari SMA cendana yang pastinya akan menimbulkan gosib yang kurang enak pada setiap murid di sekolah Romi.

Romi sudah memberi tahu Luna agar gadis itu berhenti datang ke SMA triabuna. Sebab hal itu, bisa saja memberi keduanya masalah baru. Romi sangat yakin akan hal itu. namun, Luna tetap keras kepala. Ia tak mau mengambil pusing apa yang orang-orang bilang. Sepertinya urat malu cewek itu sudah putus.

Dretttt.

Sebuah pesan dari nomor tak dikenal membuyarkan lamunan Romi.

08288543xxxx
Hay, Rom. Save nomor gue. Luna.

Romi membulatkan mata tak percaya. dari mana cewek itu mendapatkan nomornya?

Me
Lo, dapat no gue dari mana?

08288543xxxx
Dari temen lo, si playboy kampret.
Lagian lo kelamaan sih, kasi nomor lo ke gue.
Eh, inget ya, janji lo yang kemarin.

Read.

Romi mematikan ponselnya dan melemparkan benda kecil itu di atas kasur. Tak ada niatan untuk kembali membalas pesan dari luna. Ia memejamkan mata mencoba mengistirahatkan tubuh serta pikirannya yang terasa lelah. Luna, akhir-akhir ini cewek itulah yang selalu menyempatkan singgah baik kesekolah maupun ke pikirannya.

****

Suara deru motor ninja terdengar jelas di indera pendengaran Luna. Ia mengulun senyum melihat pria jakung dengan motor ninja melaju kearah dirinya.

"Hallo, calon pacar." ucap Luna sumringah menyapa cowok yang tengah berada di hadapannya sekarang ini.

Romi memutar bola mata malas. tak berniat membalas sapaan itu. "gue bukan pacar lo," jelasnya tepat sasaran.

"Kan, gue bilang calon pacar. bukan nya pacar," jelas Luna tak mau kalah "Tapi, kalau lo mau jadi pacar, sabi-lah," sambungnya cengengesan.

Cewek itu terlihat sangat senang. sedangkan Romi hanya memasang ekspresi kesal karena terpaksa. Mungkin adalah sebuah kesalahan ketika ia memutuskan untuk menerima syarat yang diberikan Luna untuk menemani cewek itu jalan-jalan menjelajahi ibu kota hari ini. asalkan dengan catatan Luna berhenti datang ke sekolah Romi terlebih lagi untuk mencari dirinya. Jadi perlu di ingat bahwa agenda hari ini itu bukan keinginan Romi tapi lebih pada modusan Luna yang ingin berduaan dengan cowok yang sedang ia kagumi alias Romi.

Sekarang ini SMA cendana sudah nampak renggang. Para murid sudah pulang sedari tadi. Mungkin hanya beberapa orang yang masih tetap tinggal untuk mengikuti ekskul tambahan. Kini mereka berdua tengah berada di halte depan gerbang SMA Cendana.

"cepetan naik!"

Luna terdiam sebentar, ia memperhatikan Romi serta motor yang cowok itu bawa. Ia merasa seperti ada yang kurang.

"Lo mau naik, apa ngga?" ucap Romi lagi. Mendapati Luna yang masih diam di tempat sambil memperhatikan dirinya.

"Eh, tunggu-tunggu. Helm gue mana?"

Dekap LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang