Jan lupa spam komen and vote nya ya. Happy reading.
****
Kita adalah sekelompok kata yang dipertemukan dalam satu cerita, dan dipisahkan pada paragraf kata yang berbeda.
Dan hal yang paling menyakitkan adalah perbedaan yang tak bisa disatukan—Luna angelina stephany.
Dekap Luka.
7
"Romi...tunggu!"
Romi menoleh, dan mendapti seorang gadis yang tengah berlari kecil kearahnya. Gadis itu mengembangkan senyum manis di paras cantiknya.
"Lo pulang sama siapa, Rom?" tanya Shiena. Ia telah berada di parkiran tepat di samping motor ninja Romi.
"Sendiri"
Seakan baru saja mendapatkan sebuah kesempatan, shiena kembali mengembangkan senyum, bahkan lebih lebar dari sebelumnya. "gue, boleh ikut, ngga?" ada binar harapan di manik coklat milik gadis itu.
"Ekhem.. Ekhem..." Angga sengaja berdeham, berniat untuk menggoda keduanya "kode man, kode. Peka ngapa?"
Shiena tersipu malu. ia menunduk menggesekkan kaki kanannya di atas aspal "Gimana? Boleh ngga?" ulangnya pada Romi.
"Helm gue cuma satu" Jawab Romi apa adanya.
"Gak papa kok, ngga bakal ditilang juga"
"Bukan soal ditilangnya. Nanti kalau lo yang kenapa-napa gimana?" ucap Romi.
"Gue ngga bakalan kenapa-napa kok. Serius deh"
"Lo yakin?"
"Seratus persen yakin! Please, boleh ya?"
Shiena merupakan siswi primadona di SMA triabuna. Menyandang status sebagai keponakan dari kepala sekolah membuat namanya cukup populer di SMA triabuna. di tambah lagi dengan banyaknya skill yang ia miliki, makin menambah popularitas gadis ini. Mungkin dimata orang lain Shiena seistimewa itu. Namun di mata Romi ia tak lebih dari seorang siswi biasa.
"Elah, kelamaan lo berdua" tukas Angga merasa gemas "Dahlah, shie. Naik aja. Romi tu kebanyakan gengsi kalau soal cewek," Romi menatap Angga dengan tajam "nih, lo pake helm gue aja!" dia menjulurkan helmnya kepada Shiena.
Gadis itu menerima tawaran Angga dengan senang hati, "thanks banget ya. tapi, Lo gimana?"
"Tenang aja. Rumah gue deket kok. dah ya, Gue duluan." Angga kemudian berpamitan dan menyisakan mereka berdua di parkiran.
"Jadi gimana Romi? Bisa?"
"Yaudah, naik."
Shiena tersenyum girang, Dia tak menyangka Romi akan mengiyakan permintaannya. Dalam hati, gadis itu bertekad tak akan menyia-nyiakan momen ini. Kapan lagi coba bisa semotor bareng cowok yang di idam-idamkan satu sekolah cewek di SMA.
Dengan berani Shiena melingkarkan tangannya di pinggang Romi "gue takut jatuh. Gak papa kan?" ucap gadis itu saat Romi hanya diam dan menatapnya heran dari balik spion.
"Hmm" Romi berdeham. Tanda bahwa ia memberikan persetujuan. Yang dikatakan Shiena juga tidak ada salahnya. Jika cewek itu jatuh maka yang di repotkan juga adalah Romi.
Dari kejauhan, tanpa keduanya sadari. Seorang cowok tengah memperhatikan mereka. Tatapan cowok itu terkesan tajam. Ketidak sukaan sangat nampak di bola matanya. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia meninju dinding yang ada di dekatnya untuk meluapkan emosi yang tengah membara di dalam dadanya.
"Kurang ajar!"
****
Luna menghentikan laju mobilnya tak jauh dari gerbang SMA triabuna. Berharap kali ini ia bisa melihat kembali wajah cowok yang ia kagumi beberapa bulan terakhir, Siapa lagi kalau bukan Romi. Sudah dua hari sejak dirinya berjanji kepada Romi untuk tidak lagi datang ke SMA triabuna saat bel pulang berbunyi. Sejak itu pula ia tidak pernah lagi melihat Cowok itu.
"Ngapain sih kita ke sini?" gerutu Anjani "Berharap, si Romeo lo itu bakal keluar? Yakali. Yang ada dia itu udah pulang dari tadi!"
"Tau ah, udah setengah jam tahu Luna" seru indira. merasa jengah karena telah lama menunggu " Mau karatan apa kita disini?"
Luna menoleh ke arah keduanya, menatap mereka dengan raut sebal.
"kalau tahu lo berdua bakalan rempong kayak gini. Lebih baik gue ajakin sekar atau aAnulika. Udah, diem aja" titahnya.
"Idihh.. "
Luna kembali menoleh ke arah depan. Tepat saat itu juga seorang cowok dengan motor ninja yang sangat familiar dimatanya keluar dari pintu gerbang utama SMA triabuna. Luna mengembangkan senyum. Namun di detik berikutnya senyum itu memudar berubah menjadi senyuman hampa.
Mata Luna kian fokus pada gadis yang tengah duduk di belakang Romi sambil bergeliat manja melingkarkan tangannya di pinggang cowok itu. Tak ada penolakan bahkan kerisihanpun tak ia temukan disana. Seperti ada rasa sakit yang tiba-tiba saja menghantam ulu hati Luna. Ia mencengkram kuat stir mobilnya.
Jani yang menyadari perubahan ekspresi Luna pun menatapnya dengan heran "lo, kenapa?.
Luna tak menjawab. Ia masih menatap hampa kearah dua orang yang semakin jauh dari pandangannya. hatinya seakan menjerit sakit, terbakar oleh api cemburu yang berkobar dan sulit untuk ia padamkan.
"kita pulang!" saat itu juga ia langsung menekan gasan mobilnya, tanpa Mengeluarkan sepatah kata lagi.
****
Luna merebahkan badan pada kasur tempat tidurnya. Ia merentangkan kedua tangan dengan tatapan yang jatuh pada langit-langit kamar. ia merasa lelah dengan hari ini, lelah karena sampai sekarang ia belum bisa menarik perhatian Romi. dan menjadikan cowok itu sebagai pacarnya. Keinginan yang sejak beberapa bulan lalu belum berhasil ia wujudkan.
"ck!" Luna berdecak mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.
Ia menghela napas. Ingatannya berputar pada kejadian tadi, dimana ia melihat Romi membonceng cewek lain. Entah kenapa mengingatnya kembali membuat hati Luna terasa sesak. serasa ada sesuatu yang menghimpit dan menyumbat pernapasannya.
Luna mulai merasa bimbing dengan apa yang ia tengah rasakan. Sangat aneh, seperti ada sesuatu yang bermain-main di dalam hatinya.awalnya, ia mendekati Romi hanya karena rasa penasaran saja kepada cowok itu. Romi yang dingin, Romi yang tidak menyukai cewek dengan pakaian terbuka, dan Romi yang misterius, mengundang rasa keingin tahuan Luna tentang cowok itu. Namun sekarang, rasa penasaran itu seakan berkecambah, berubah menjadi rasa istimewa yang mungkin belum pernah luna rasakan sebelumnya.
Perlahan matanya terpejam, sambil mbergumam lirih.
"Kayaknya, gue udah beneran jatuh hati sama lo, Romi."*****
Happy reading guys, semoga bisa suka dengan ceritanya.
Jangan lupa buat spam komen, vote dan share cerita "Romeo majnun" di medsos dan ajak teman-teman kalian buat ikutan baca yak.
Maafin jika masih terdapat typo yang bertebaran.
Love you all.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Luka
Ficção AdolescenteMeski dua iman setidaknya ku merasakan indahnya cinta dalam satu amin. **** Menjadi yang pertama mencintai itu memang butuh banyak nyali. Dan berani membangun cinta dalam perbedaan keyakinan itu lebih sulit lagi. Itulah yang dirasakan Luna. Berhas...