🕊part: 1

122 21 19
                                    

Harusnya lo itu sadar, kalau yang indah pasti akan selalu di incar—Razeta romi alvaro

Dekap Luka

****

1

Ruang kelas IPA-2 tampak renggang beberapa menit lalu istirahat baru saja di mulai. Para murid sudah bertebaran entah kemana. Ada yang makan di kantin, nyanyi-nyanyi gak jelas di tempat tongkrongan, dan belajar bagi murid yang terkenal sebagai siswa rajin dan teladan.

Luna dan teman-temannya— charming ladies tengah berjalan di lorong sekolah menuju kantin, kecuali Rona. Gadis itu tetap tinggal di kelas bersama Rio sang pacar. Seketika, lorong yang mereka lewati berubah seperti panggung yang tengah di naiki oleh para model, banyak pasang mata yang sedang menyorot kearah mereka. terutama dari mata para laki-laki yang tak tahu tempat memungsikan mata dengan baik. Beberapa orang memberanikan diri untuk menyapa, di jawab dengan seulas senyumpun mereka sudah merasa gembira.

"Lo mau pesan apa?" tanya Indira.

Mereka sudah duduk di meja kantin paling pojok tempat ter-vaf mereka. Yang Di atas nya sudah terpampang jelas sebuah tulisan dari spidol permanen: milik charming ladies, kalau gak mau bokong lo pindah ke depan jangan duduk disini, tertanda Luna. Alhasil para murid tidak ada yang berani duduk disitu.

sampai suatu hari buk Hartuti—seorang guru killer yang terkenal galak itu melihatnya ketika hendak duduk dimeja yang sama. Hal itu membuatnya marah bukan main. selain karena termasuk pelanggaran dalam hal mencoret-coret atribut sekolah juga karna adanya seorang murid yang menegurnya seperti ini:" buk, jangan duduk disitu, entar bokong ibu pindah ke depan! kalau udah pindah, body golds ibu jadi gak menarik lagi dong," yang sontak mengundang tawa seisi kantin.

Buk Hartuti yang terkenal galak itu kemudian berdiri dan langsung memanggil Luna dan teman-temannya dengan suara melenggking khas-nya, sebenarnya itu adalah ulah Rona, tapi karna dicoretan itu tertanda Luna maka Luna lah yang menjadi sasaran dari amukan buk Hartuti.

"Gue yang biasa. es teh, sama cilok satu" jawab Luna.

"Kalau lo?" tanya indira kepada sekar. Yah, diantara anak charming ladies yang suka membantu membelikan sesuatu tanpa pamrih adalah indira. Alasannya cukup menarik, karena gadis itu senang ketika sedang mengantri dikasir ia bisa bertemu dengan patner gibahnya yang lain dan bisa bergosip ria disela antrian.

"Gue, bakso aja. Soalnya, gue udah punya air," jawab sekar.

"Indira. gue sama kayak Luna," kata Anulika

"Kalau gue..."

"Ets, jani. Lo, ikut sama gue. Pesanin makanan," sela indira

Anjani berdecak "giliran gue aja lo gak mau! Gak adil banget sih."

"Jani, masa sih lo tega lihat gue bawain makanan sebanyak itu, ayolah."

Meski malas, Anjani juga tidak akan  tega melihat Indira memesan makanan sebanyak itu sendirian, apalagi itu adalah pesanan mereka. Namun yang membuatnya malas hanya satu. Menunggu Indira selesai bergosip,"Yaudah, ayok,"

Beberapa menit kemudian Anjani dan Indira datang membawakan pesanan sesuai dengan apa yang mereka pesan. Untung pesanan mereka cepat datang karena teman sepergosipan Indira tidak ada saat mereka dikasir.

Dekap LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang