Romi

135 27 17
                                    

Jan lupa buat tinggalin vote setelah membaca ya!
Happy reading ❤

*****

2-Romi

Suara deru motor cowok itu menggila diatas aspal jalanan. Luna yang sedari tadi bonceng pun langsung menggertak dari belakang, takut nyawanya ikut terbang melayang.

"Woy, lo tau cara bawa motor ngga sih?" Luna mencengkram erat jaket pria itu dari arah belakang, "lo, bisa buat gua mati, woy!" teriaknya tepat ditelinga cowok itu membuat si korban meringis dan langsung menghentikan motor di persimpangan.

"Turun!"

Suara berat bernada dingin itu membuyarakan lamunan Luna yang sempat melega. Razeta romi alvaro siswa Sma Triabuna yang terkenal berprestasi, pecinta musik, berperawakan tampan namun selalu tampil apa adanya dan termasuk dalam kategori cowok populer di sekolahnya.

Karna tak mendapatkan respon dari Luna ia kembali berseru dingin dengan nada yang lebih tinggi
"turun!" titahnya

Luna mengerjapkan mata "apa? Turun? Gak ah! Ya kali gue turun di sini, panas."

"Gue bilang turun, ya turun!" Bukannya membuat Luna takut ia malah melawan cowok itu.

"Eh, gue itu cewek, masa mau lo turunin di sini sih. gak bertanggung jawab banget lo ya!" ucap Luna ketus membuat Romi makin kesal karena nya "Buat apa gue beli skincare kalau ujung-ujungnya main sama matahari? bikin bening kagak, kucel iya!" sambungnya sambil mengibaskan kedua tangannya di dekat wajah—menahan gerah.

"Yang suruh lo ikut sama gue itu siapa? Hah!" Romi menatap wajah Luna dari kaca spion dengan tatapan yang tak suka. Bukannya tak ingin menolong, hanya saja ia masih merasa kesal dengan ke jadian tadi di tambah lagi dengan sikap Luna yang menyebalkan membuatnya semakin merasa jengkel.

"Gak, pokoknya gue gak mau turun. Titik!"

Luna yang masih setia duduk di bagian belakang punggung Romi tak ingin mengalah. ia tetap bersikeras untuk tidak turun dari atas motor. Melihat hal itu Romi merasa geram, Ia melepas helm membuat rambutnya yang legam sedikit Acak-acakan lantas turun dari atas motor dan berbalik menatap Luna dengan tatapan tak suka.

Dari arah sini, Luna dapat melihat dengan jelas wajah cowok yang ada di hadapannya itu, ganteng. Satu kata yang tak boleh Luna menyangkalnya. hidung mancung, alis tebal, bibir menawan bahkan lebih menawan banding bibir Luna sendiri.  meskipun cowok itu nampak keringetan tapi auranya tetap nampak mempesona.

"Lo, jadi cewek jangan songong! gue bilang turun ya turun!" bentak Romi berhasil menyadarkan Luna menoleh dan menatap–nya "turun!"

Luna menyengir tak berdosa "eh, dari pada lo marah–marah! mending lo beli es cincau deh, biar lo adem," Luna menunjuk pada sebuah pedagang kaki lima yang ada di seberang jalan, "kalau bisa, gue juga lo beliin, haus."

Romi mendengkus sebal dan melangkah kearah Luna menciptakan jarak yang cukup dekat diantara mereka "turun sendiri atau gue paksa?" ancamnya dingin.

Bukannya merasa takut Luna malah memajukan dagunya seperti ingin menantang, "kalau gue gak mau? lo mau apa?" ucapnya tepat di wajah Romi. Tak sadar diri kalau ia hanya menumpang, begitulah Luna keras kepala.

Romi langsung memegang erat lengan Luna sebelah kanan, dan tanpa aba-aba ia  langsung menarik cewek itu memaksanya turun membuat badan Luna seakan terpantul. Kepalanya mengenai dada bidang Romi hingga beberapa detik ia dapat mendengar detak jantung cowok itu.

Luna memundurkan badannya mendorong Romi sedikit kasar dengan tangan, "apaan sih lo, modus banget jadi cowok!" Gerutu Luna sambil merapikan rambutnya yang sedikit menutupi wajah.

"Gue, gak modus! Salah lo sendiri yang gak mau turun," bantah Romi. itu memang benar ia tak berniat membuat Luna terbentur mengenai dirinya, kan salah Luna sendiri yang ngotot tak mau turun hingga membuatnya memaksa.

"Gue, tuh dah tau ya, muka kayak lo ini pecinta modus, tau gak?" Luna menunjuk wajah Romi sambil berbicara ketus membuat cowok itu mengepalkan tangan "dasar, modusan receh!"

"Lo, tuh nyadar gak sih? Tadi tuh lo udah hantam punggung gue, dan dengan gak tahu dirinya lo malah numpang naik motor gue, tanpa permisi lagi!" seru Romi kesal dengan tingkah Luna "dan sekarang, lo malah yang lebih nyolot gak mau gue turunin,"

"Eh, lo jangan perhitungan dong. Siapa sih nama lo? Baru kenal gue cowok kayak lo!" balas Luna menggebu.

"Neng, neng, gak mau beli es cincau? kasihan pacarnya keringetan," Tiba-tiba seorang Pedagang kaki lima lewat di samping mereka membuat keduanya langsung menghentikan perdebatan dan beralih menatap si pedagang.

"Gak, dia bukan pacar saya! Amit-amit dah punya pacar mesum kek dia," kata Luna sambil memutar bola matanya kearah lain.

Romi membelalakkan mata mendengar pernyataan Luna "seharusnya lo itu makasih kek? minta maaf kek sama gue, bukan malah hina gue kek gitu!" Cowok itu nampak menahan gejolak emosi dan di yakinkan sebentar lagi pasti akan meledak jika tidak ada yang mengalah dari salah satunya

"Serah gue dong! mulut-mulut gue.suara-suara gue!" Luna tersenyum remeh—mengejek cowok itu

Merasa tak di hiraukan si pedagang es cincau berguman pasrah dan pergi dari hadapan mereka, mencari rezeki di tempat lain tanpa harus mendengar celotehan keduanya.

Romi berdecak sebal dan juga memilih kembali menaiki motor ninjanya. Karna jika tidak, ia bisa saja tersulut emosi sehingga menyakiti cewek itu,"serah lo, dah!"

"Eh, eh, lo mau kemana?"  tanya Luna melihat romi yang tengah menyalakan mesin motor ninja-nya

"Pulang!" jawabnya logis.

"Gue gimana?"

"Pulang sendiri lah! Lo punya kaki kan?"

"Lo tu punya hati gak sih? Ini tu panas. masa gue mau lo tinggalin di sini?" Luna berusaha menahan motor itu memegangnya dari arah samping.

"Bodo! Gue bukan tukang ojek," Romi pun dengan tidak kasihannya langsung menancapkan gas meninggalkan Luna yang sedang kepanasan di tengah jalan sendirian

"WEY, WEY berhenti," Luna berusaha mengejar namun apa daya kakinya bukan terbuat dari mesin hingga kalah telak motor Romi sudah terlanpau jauh darinya.

"DASAR COWOK SONGONG, NYEBELIN, AWAS AJA LOH YA KALAU GUE KETEMU SAMA LO LAGI, BAKAL GUE PARUT TU WAJAH LO KAYAK ES CINCAU" teriaknya sambil menghentakkan kaki di atas aspal jalanan dan tak mendapatkan respon apapun dari Romi, "Mana panas banget lagi nih"

Apa, kata Luna tadi? Nyebelin? Songong? Itu ngatain orang apa ngatain diri sendiri ya?

*****

Dekap LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang