🕊part: 3

116 21 23
                                        

Jangan lupa buat vote dan komennya
Happy reading❣

****

3

"Lun!" Leo mendekat pada bangku luna. Ia mendapati gadis itu tengah sibuk memasukkan buku kedalam tas ransel yang ia punya.

"Hmm" balas Luna singkat. Ia masih fokus dengan apa yang ia kerjakan.

"Gue, minta maaf ya, Soal kejadian kemarin. gue udah dengar ceritanya dari Rio," kata Leo to the-point.

Luna yang mengerti arti dari ucapan Leo pun menoleh sebentar. memberikan tatapan malas pada cowok itu. jujur, ia sangat marah soal kejadian kemarin. jika saja leo tidak meninggalkannya, maka kejadian di bazar mungkin tidak akan terjadi.

"it's okay," Katanya, mengingat kejadian itu bukan sepenuhnya kesalahan Leo, apalagi semalam cowok itu telah minta maaf berpuluh-puluh kali.

"Kok lo jawabnya gitu sih?" tanya Leo, merasa belum puas dengan yang Luna ucapkan."kayak terpaksa gitu,"

Luna memutar bola mata malas. "terus. lo, maunya gimana?" sebenarnya ia tak ingin berbasa-basi, mengingat ada hal yang lebih penting untuk ia lakukan sehabis pulang sekolah ini."Dah, ah. Gue mau cabut,"

Leo tetap berusaha, ia menahan Luna,tak ingin menyerah begitu saja. "gimana kalau habis ini, kita makan bareng? Sebagai tanda minta maaf gue,"

"Gak," Jawab Luna cepat. Ia sangat tidak selera dengan apa yang Leo tawarkan. "Dah, ya, yo. gue mau pulang. Teman-teman gue udah nungguin dari tadi," Ia melirik kearah charming ladies yang masih setia menunggunya di depan pintu kelas sambil pura-pura sibuk— padahal sedari tadi mereka diam-diam menguping— dan beralih lagi menatap Leo "mendingan, lo ajak cewek lain buat temenin lo. karna gue gak bakal mau," Ia kemudian berangsur dari hadapan cowok itu menyusul teman-temannya yang lain.

Kecewa, hal itu pasti yang sedang dirasakan Leo sekarang ini. Tapi menurut Luna itu lebih baik dari pada nanti Leo malah berharap lebih pada dirinya yang sama sekali tak memiliki perasaan yang sama seperti yang cowok itu rasakan. Cukuplah bagi Luna sebagai penyandang status badgirl bahkan sebagai queen-nya badgril di SMA cendana. ia tak mau jika harus kembali menambah gelar sebagai playgirl, karena jika itu terjadi ia tak tahu akan berapa banyak hati yang ia patahkan karena ia permainkan.

"Lo, kenapa gak terima Leo aja sih Lun?" tiba-tiba Indira bersuara. Mereka semua—charming ladies— tengah berjalan menuju parkiran. "gue rasa dia juga tulus ko, sama lo," sambungnya yang mendapat dukungan dari yang lain.

"Bener banget tuh, Leo orang nya juga baik," tambah Anulika

"Dahlah, gak usah kepo sama urusan Luna," ujar sekar. Ia memang tak suka kepo dengan urusan pribadi orang. Apalagi membahas topik yang menurutnya tidak berfaedah, seperti sekarang ini.

"Ini tuh namanya bukan kepo, kar.tapi perhatian," Jelas Rona "biar asmaranya si Luna tuh mulus. kagak kayak lo," Sekar yang merasa tersinggung melayangkan sebuah tatapan tajam ke arah Rona—sebagai tanda peringatan. "hehe... canda kayak lo," ucap Rona cengengesan.

"gini ya Lun! Gue kasi pencerahan sama lo. Leo itu Udah cakep, kaya, pintar, populer," Terang Anjani menjabarkan kelebihan Leo "kurang apa lagi coba?"

Dekap LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang