Ada yang kangen aku gak? Kayaknya gak ada :)
Selamat membaca! ♡Oya typo bertebaran hehe :))
🌼
"Lepaskan tangan mu gadis nakal~ aku tau itu dirimu" Suara Jeno menginstruksi seseorang yang menutup matanya itu dari belakang. Suaranya terdengar begitu lembut dan juga manis penuh perhatian walaupun sebenarnya itu adalah kalimat perintah. Senyuman hangat itu juga tak lepas dari wajah sang pangeran yang banyak di puja-puja oleh kaum hawa dari penjuru negri.
"Apa aku harus menggelitiki mu agar kau mau melepaskan tanganmu?" Ujarnya memperingati nya sekali lagi. Tapi rupanya wanita cantik yang memiliki mata bulat dan rambut coklat itu tak menghiraukan ucapan yang dilayangkan padanya.
Ia masih terus memeluk sang lelaki dengan tangan yang masih setia menutupi pandangan Jeno. Sesekali hidung mungilnya ia gunakan untuk mengendus aroma wangi dari rambut Jeno, sosok lelaki yang telah menemaninya lebih dari dua tahun lamanya.
"Baiklah, jika kau tak ingin menjawab, akan ku anggap itu bukanlah sebuah penolakan" Ujar Jeno final.
Jeno mulai menggerayangi tangan yang menutupi kedua matanya itu. Perlahan ia memegang pergelangan tangan rapuh itu dan dengan secepat kilat ia telah berhasil membalikan badan mungil milik sang kekasih kemudian ia pun mulai menggelitiki sosok yang kini berbalik nutupi wajahnya sendiri.
Suara tawa yang tertahan itu sesekali lolos masuk ke dalam pendengaran si tampan Jeno yang semakin gencar menggelitiki mangsa didepannya dengan lebih cekatan.
Karena tak tahan dengan aksi yang dilakukan oleh Jeno, kedua telapak tangan berjari lentik itu seketika menyingkir dari wajah cantiknya dan hingga nampaklah sosok yang kini berguling-guling di rerumputan yang hijau di bawah pohon yang rindang dengan tawa geli nya.
"Cukup pangeran Jeno, aku menyerah" Ucap gadis cantik itu kembali menutupi wajahnya yang sudah memerah karena menahan malu dan tertawanya secara bersamaan.
Jeno meraih tangan yang menghalangi wajah cantik yang selalu ia lihat dengan tatapan memujanya. Walaupun sudah 2 tahun yang lalu, wajah itu tetap tidak berubah, masih dengan senyum manis yang selalu tersungging indah di wajahnya.
Karena senyuman itu Jeno hampir di buat gila karenanya.
Jeno perlahan mengikis jarak di antara keduanya. Mengungkung gadis yang sudah lama bertahta di hatinya, menatap lekat bola mata yang bulat sempurna dengan bulu mata lentik yang ikut bergerak senada dengan hembusan nafas nya.
Jeno melepaskan salah satu tangan gadis itu,lalu bergerak menyentuh bibir tipis dengan warna pink yang selalu ia poles dengan madu dan campuran ekstak bunga mawar.
Bibir tipis itu sedikit kering, apa karena sekarang musim panas? Tidak, musim panas sudah lewat beberapa minggu yang lalu. Atau karena sudah lama ia tak membasahi bibir itu dengan cinta? Jeno membatin.
Gadis bermarga Wong itu pun tak jauh berbeda dengan Jeno, ia meraih bibir Jeno dan membelai nya perlahan. Menikmati belaian lembut dari sang kekasih yang kini berstatus menjadi suami orang lain.
"Apakah bibir ini, sudah bukan lagi menjadi milikku?" Gumamnya. Suara itu seolah lolos dari bibirnya. Begitu juga dengan tatapan matanya yang masih terkunci pada bibir milik pangeran Jeno.
"Masih milikmu dan akan selalu menjadi milikmu, Jaemin"
"Benarkah?" Tanya nya tak percaya
"Apakah tidak ada bibir yang lain yang menyesapnya? Apakah tidak ada bibir lain yang merasakan bibir indah mu yang manis ini?" Lanjutnya pelan