Haii haiii, gimana kabar kalian? Baik ajaa kan? Pasti baik dong :))
Selamat membaca bagian ke 10 ini, semoga ga bosen sama ceritanya yaa huhu :((Happy reading📖
Pagi itu, kedua menantu keluarga Jung sedang berjemur di bawah sinar mentari pagi dan duduk salah satu bangku taman.
Sudah menjadi rutinitas rutin bagi si menantu kedua untuk melihat suasana taman di pagi hari, namun, tak lama dari itu kebiasaan si bungsu juga menular kepada menantu sulung.
Sekarang, mereka berdua-- Haechan dan Renjun, telah menghabiskan 15 menitnya sembari mengamati bunga-bunga indah yang bermekaran.
Indah dan mampu membuat suasana hati menjadi tenang. Terlebih di temani dengan semilir angin yang kadang kala menyapu permukaan wajah cantik kedua nya.
Biasanya, canda tawa dan gurauan antara kedua sahabat itu akan terdengar mengasyikkan. Yang mampu merebut sebagian perhatian para pelayanan maupun orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana. Tak jarang, taeyong pun datang menghampiri walaupun hanya sekedar menyapa menantu-menantunya.
Tapi hari ini, suasana disana sedikit berberda, keduanya sama-sama terdiam. Baik Haechan maupun Renjun tak ada yang membuka suara. Renjun hanya diam mengamati hamparan rerumputan hijau di depan sana dengan tatapan kosong, sedang Haechan, wanita itu masih terdiam sembari memikirkan cara untuk menghibur sang sahabat.
Padahal Haechan, wanita yang biasanya sangat mudah mencairkan suasana, kini tampak sedikit ragu untuk membuka suara.
Bahkan basa basi yang sudah ia pikir kan beberapa menit lalu, masih enggan untuk di utarakan. Pasalnya, sang adik kini tengah dalam suasana hati yang mungkin kurang baik. Sangat terlihat wajah yang selalu nampak ayu itu, tampak sedikit muram. Senyuman nya pun tak ikut tersungging lama kala para pelayan menyapanya seperti biasa.
Benar-benar membuat Haechan sedikit takut dan kasihan.
Dan alasan kemuraman Renjun pagi ini adalah, pengumuman tentang kehamilannya sendiri.
Mengejutkan dan menggembirakan, menimbulkan kebimbangan yang mungkin tak ditemui titik ujungnya.
Itulah yang membuat renjun kini terdiam.
Menyelam jauh pada bayangan masa lalu, dan mengingat sebuah impian yang mungkin masih belum sepenuhnya sirna. Nyatanya impian itu masih ada di dalam ruang hatinya yang kosong, dan mungkin memang telah memiliki tempat tersendiri baginya sejak dirinya kehilangan orang yang menjadi sumber tawanya, kekuatan cinta dan kebahagiaan.
Dan kini hatinya kini seolah bimbang,disisi lain ada sedikit bahagia karena tahu bahwa kini didalam rahim nya telah hadir malaikat mungil yang akan melengkapi hidupnya. Namun disisi lain, ada bayangan masa lalu yang tiba-tiba membuat hatinya berdenyut sakit.
"Renjun-ah"
Haechan, menyadarkan Renjun dari lamunan nya pagi itu, sedikit mengusap pelan bahu sempit milik sang adik guna menyadarkan Renjun dari lamunan nya saat panggilan sebelumnya tak terjawab dengan baik.