BAB 19

988 128 27
                                    


Alloaaa...








































Di kamar sang putra mahkota yang kini tampak lebih sepi dari sebelumnya, hanya menyisakan beberapa orang. Renjun tetap bersimpuh di dekat Haechan, masih enggan untuk dibawa pergi. Walaupun suaminya itu telah membujuk nya untuk beristirahat terlebih dahulu tetapi tetap saja diabaikan olehnya dan berakhir ia tetap disana dengan dijaga oleh Jeno.

Renjun terus menangis sembari menggenggam tangan sahabatnya dan enggan untuk pergi ataupun ikut campur pada pembicaraan antara mark dan Jaemin yang terus menyalahkan dirinya.

"Ya aku, tau bahwa Renjun lah yang melakukan ini. Kedatangan ku mengunjungi Renjun dan Haechan adalah untuk mencegah Haechan memakan makanan yang telah dibubuhi racun oleh Renjun. Aku mendengar percakapannya dengan pelayan istana tadi siang" Ucap Jaemin. Membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu memandang Renjun dengan tatapan tak percaya. Terkecuali mark yang merubah raut wajahnya menjadi begitu marah kepada Renjun.

"Ada apa ini? Mark berhenti menyalahkan orang lain, kita harus membuktikan terlebih dahulu keberan yang ada" Ucap Taeyong yang baru saja kembali masuk kedalam kamar Haechan dan mendengar percakapan mereka.

"Aku mencoba untuk mencegah semua itu terjadi, tapi aku terlambat" Lanjut Jaemin dengan mata berkaca-kaca. Taeyong sebagai ratu sekaligus ibu bagi kerajaan Orison, mencoba merangkul dan memenangkan Jaemin walaupun sebenernya hatinya juga berat hendak mendekati wanita ini. Bagaimana pun juga ia adalah ratu yang harus bertindak adil pada wanita dan menjadi tonggak terdepan untuk melindungi wanita-wanita. Sosok seperti itu lah yang melekat pada Taeyong.

Mark yang mendengar penjelasan Jaemin semakin murka, hendak kembali menyeret Renjun untuk yang kedua kali namun kembali gagal karena Jeno menghadang sang kakak untuk menyakiti dan bertindak kasar kepada istrinya itu.

"Menyingkirlah Jeno" Desis mark

"Tidak, jika kau akan menyakiti istriku" Sahut Jeno dengan tegas. Sedangkan tepat di belakang punggung Jeno, Renjun tengah menangis tersedu-sedu sembari mencoba menjelaskan pada pangeran mahkota bahwa ia tak akan melakukan hal yang begitu kejinya untuk mendapatkan sesuatu, terlebih itu adalah tahta. Jelas Renjun sama sekali tak tergiur akan tahta di Kerajaan orison.

"Aku bersumpah, aku tidak melakukan apapun" Bela Renjun untuk yang kesekian kali namun enggan didengar oleh Mark yang sudah terselimuti oleh amarah.

"Maaf putri Renjun, tapi aku melihatnya sendiri" Tukas Jaemin yang semakin membuat suasana di kamar itu menjadi lebih menegangkan.

"Jaemin!" Bentak Jeno sembari memandang tajam ke arah Jaemin. Mencoba mencegah Jaemin untuk kembali bersuara, karena bagaimana pun jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, ia tetap menjadi tanggungjawab Jeno.

Tetapi Jaemin seolah menghiraukan ucapannya, dan membuat Jeno menatap tak percaya bahwa Jaemin benar-benar ada untuknya dan mendukungnya dalam keadaan apapun seperti yang diucapkan nya.

"Kak mark, Renjun tak akan sampai hati melakukan itu kepada Haechan" Ucap Jeno mencoba menenangkan amarah Mark. Namun kembali Jaemin membuka suara dan membuat semuanya memusatkan perhatian nya pada anak tunggal Lucas itu.

"Pangeran Mark jika kau tak percaya tanyakan saja pada pelayan istana yang telah diajak bersekongkol dengan putri Renjun" Sahut wanita yang tengah mengandung itu dengan mudahnya untuk memancing amarah Mark agar semakin memuncah.

Dan benar saja, Mark semakin naik pitam, terlalu percaya akan ucapan Jaemin. "Pengawal.. Cepat bawa pelayan itu kemari, sekarang!!" Perintah Mark berteriak pada pengawal yang berjaga dikamar itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EGLAF [NOREN] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang