Bab 4

2.4K 330 39
                                    

Disinilah Renjun sekarang, di Kerajaan Orison. Tempat yang sedikit jauh dari kedua orang tuanya, ayah juga bundanya, saudara dan sangat jauh sekali dengan kakek juga neneknya.

Kini ia harus melewati kehidupan barunya disini. Membuka lembaran baru kisahnya ditempat yang begitu asing untuknya sebagai seseorang yang telah terikat benang merah dengan pangeran kedua Kerajaan Orison.

Sejak pesta pernikahan nya kemarin malam, Renjun terus mengurung diri didalam kamar. Karena ia terlalu lelah untuk keluar setelah acara itu usai dan ia memutuskan untuk langsung istirahat.

Setelah menghabiskan malam panjangnya, Renjun keluar dari kamarnya baru tadi pagi ketika sarapan dengan keluarga Jung yang lengkap. Dan sekarang ia kembali melanjutkan acara mengurung diri di dalam kamarnya.

Tok tok..

Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Renjun tentang rindu kepada kedua orang tuanya.

"Boleh saya masuk Yang Mulia?" Terdengar suara wanita itu lemah lembut dari balik pintu kamar nya.

"Hm"

Pintu sedikit terbuka perlahan, menampilkan sosok wanita paruh baya yang berjalan sambil menudukkan kepalanya. Baju yang ia kenakan pun terlihat lebih berbeda dari para pelayan yang lain. Renjun masih menatap wanita itu tanpa ingin membuka suara.

"Hormat saya Tuan Putri, saya Choi Seung-i, kepala dayang yang akan menemani Tuan Putri" Wanita bermarga Choi itu memberi salam dengan lembutnya, Renjun terenyuh mendengar suaranya yang membelai ditelinganya.

Dayang yang menyandang status sebagai kepala dayang itu, terus menundukkan kepalanya.

"Hm, baiklah" Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir tipis Renjun.

"Jikalau ada yang ingin Yang Mulia inginkan, saya selalu siap 24 jam melayani Yang Mulia. Kalau begitu izinkan saya untuk undur diri Yang Mulia" Dayang Choi tersenyum setelah menyelesaikan ucapan nya dan memandang sekilas ke arah gadis yang tengah duduk di pinggiran tempat tidurnya itu.

"Hm, terimakasih, dayang... choi " Balas Renjun. Dayang Choi, tersenyum lagi dan beranjak keluar dari ruangan sang putri, menutup pintu coklat itu perlahan dan meninggalkan ia sendirian lagi didalam kamarnya.

Renjun beranjak dari tempat tidurnya, lalu melangkahkan kakinya ke jendela yang terbuka lebar, menampilkan gunung-gunung yang indah jauh disana

Semilir angin lembut menyapu wajahnya yang termenung, ia merindukan saudari-saudarinya.

Tak lama pintu kembali terbuka, tapi bukan lagi dayang Choi yang ia lihat, melainkan suaminya. Jung Jeno yang masuk dengan langkah lebarnya beserta wajah dingin yang menusuk pandangan Renjun.

Renjun sedikit jengah dengan sikap dingin sang pangeran, walaupun perjodohan ini tidak berlandaskan cinta antara keduanya. Tapi tak bisakah ia bersikap baik kepada orang yang kini menjadi istrinya?

Haruskah Renjun memandang wajah dingin sang suami hingga ia menutup mata? Oh Renjun mulai gila jika memikirkan hal itu lebih dalam.

Memilih untuk mengabaikan Jeno, Renjun kembali memandangi pemandangan indah yang tadi ia lihat.

Tapi netra nya kini menangkap seseorang yang melambaikan tangan kepadanya di bawah sana. Walaupun jauh, Renjun tetap bisa melihat pria itu tersenyum ke arahnya, lalu melambaikan tangannya untuk mengajak Renjun kesana.

Renjun mengangguk dan melangkahkan kaki menjauhi jendela kamarnya, keluar dari ruangan itu dan mengabaikan Jeno yang masih memberantakan tumpukan kertas-kertas yang berceceran dimeja nya.

Gadis manis itu berjalan sedikit tergesa-gesa menuju tempat pria tadi berdiri, dan setelah cukup dekat, Renjun semakin melebarkan senyum di wajahnya.

Sungguh, ia sangat bahagia, disana Hyunjin berdiri sedikit jauh darinya dengan merentangkan kedua tangan. Mengharapkan pelukan hangat dari Renjun yang kini sudah menjadi milik orang lain.

EGLAF [NOREN] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang