Awas typo bertebaran :)
PLAK
PLAK
BUGH
PLAK!
BUGH!
Suara tamparan dan pukulan itu terdengar sangat nyaring memecah keheningan malam. Jaehyun menatap marah putra keduanya dengan sorot mata yang tak dapat diartikan lagi. Sungguh ia sangat kecewa terhadap tindakan Jeno yang sangat melewati batas.
Beberapa patah kata terakhir yang Jeno ucapkan itu benar-benar memukul telak dadanya. Sekarang ia begitu sakit harus merasakan kekecewaan yang begitu dalam terhadap sang putra. Putra yang sangat ia percayai sebagai putra yang tak akan pernah menorehkan luka, namun justru ia lah penyebab luka baru di hatinya.
Jaehyun benar-benar sudah hilang kendali, ia menampar kembali wajah tampan Jeno yang telah berlinang air mata. Pemuda itu semakin meraung-raung membiarkan air mata itu meluncur tanpa hendak ia seka. Ia pun tak melawan kala sang papa melayangkan heberapa kali tamparan dan juga pukulan diwajahnya.
Jaehyun sendiri pun sebenarnya tidak berhak menghakimi Jeno tapi sebagai seorang ayah rasanya itu benar-benar pantas dilakukan untuk membayar tindakan Jeno yang tak seberapa dengan luka yang di dapatnya sekarang.
Raja yang terkenal dengan kesabarannya itu pun kini sudah melupakan fakta tersebut. Fakta bahwa dirinya dikenal dengan sifat penyabarnya. Namun saat ini sungguh ia benar-benar meminta maaf karena telah mencoreng martabatnya hanya karena ulah sang anak.
Jaehyun menatap tajam Jeno yang sudah tersungkur di lantai dengan keadaan yang sangat jauh dari kata baik. Sudut bibir Jeno mengeluarkan darah segar juga pelipisnya yang di hiasi dengan luka.
"Apa yang kau lakukan Jeno? Dari sekian banyak wanita di dunia. Mengapa harus DIA?!"
"Pa---papa maafkan aku. Semua diluar kendali ku" Ucap Jeno terbata. Namun Jaehyun, sama sekali tidak luluh dengan pembelaan yang Jeno lakukan.
"Aku benar-benar kecewa kepadamu, Jeno" Desis Jaehyun.
Masih belum usai Jaehyun mengatupkan bibirnya, Taeyong datang dengan tatapan membunuhnya. Terlebih ketika ia melihat sang anak yang sudah tersungkur dilantai dengan penuh luka diwajahnya.
"Jaehyun!" Teriak Taeyong sembari berlari menghampiri sang anak.
"Ada apa ini? Jeno bangun sayang" Tanyanya. Jujur ia begitu iba melihat keadaan Jeno sekarang. Tak pernah ia mendapati Jeno diperlakukan kasar seperti ini, terlebih itu dilakukan oleh sang ayah sendiri.
"Jaehyun! Apa yang kau lakukan pada anakmu!"
"Ma----"
Melihat Jeno yang hendak berbicara, Taeyong segera memusatkan perhatiannya pada Jeno.
"Ayo sayang, mama akan mengobati lukamu" Ajaknya lembut.
Namun...
"Taeyong, jangan coba-coba untuk membantunya" Perintah Jaehyun. Meskipun sudah di peringatan oleh Jaehyun, Taeyong tak berhenti, hal itu benar-benar tidak bisa mengurungkan niatnya sebagai ibu untuk membantu putranya yang penuh dengan luka.
"Kau gila? Dia anakku" Bentaknya.
Jaehyun memandang tajam sang ratu, mengunci pandang pada kedua objek yang selalu menjadi penguat hatinya dalam menjalankan segala hal selama bertahun-tahun. Tapi kini hatinya benar-benar merasakan kecewa, dan Jaehyun pun sudah tak dapat mengendalikan emosinya dengan benar.