Shuji menarik tangan kanannya yang sempat memegang pipi [Name] sepersekian sekon. Ia menyadari adanya hal aneh--tentu saja keanehan menurut pribadinya. Suatu hal yang tidak ia sukai. "Kau tadi memanggilku apa?"
Iya, Shuji merasa aneh. Beberapa menit lalu samar-samar ia mendengar jika Kisaki--maksudnya [Name] memanggilnya dengan sebutan 'Hanma'.
[Name] menyadari jika dirinya baru saja salah memanggil. Padahal Shuji sudah beberapa kali mengingatkan; berhenti memanggilku Hanma, kau juga Hanma. Kalimat itu sudah Shuji ucapkan lebih dari dua puluh kali dalam kurun waktu satu minggu ke belakang.
'Oh?! kukira Nishinoya' adalah kalimat yang [Name] ucapkan setelah Shuji melarangnya memanggil Hanma. Kemudian wanita itu tertawa dan langsung melarikan diri.
"Ulang [Name], aku akan pura-pura tidur lagi." Ucap Shuji kemudian kembali berbaring. Ada-ada saja.
"Harus?" Pemilik surai [h/c] menatap laki-laki dihadapannya dengan tatapan tak yakin sekaligus ragu. Selain membuang-buang waktu, hal itu juga terkesan seperti bocah.
Shuji mengangguk penuh antusias, menunggu [Name] memanggil nama kecilnya. Pemuda itu kembali memejamkan kedua mata, berakting seolah masih tidur. Kemudian [Name] akan kembali membangunkannya dengan benar, sesuai keinginannya.
"Jika aku tidak mau?" Tanya nya lagi. Pandangannya masih sama, menatap laki-laki yang tengah berpura-pura tidur dengan skill akting pas-pasan. Bahkan terlihat bibirnya melengkung ke atas tanda menahan tawa.
"Ku makan." Shuji menjawab santai dengan kedua mata yang sudah terpejam. Shuji Hanma . . . kanibal?
"Ayo bangun Shu--" Ucapannya terpotong oleh hembusan nafas sebentar. Entah kenapa [Name] benar-benar merasa malu. Ia belum terbiasa, atau mungkin tidak akan pernah terbiasa. "--HANMA!!"