Chapter 8

56 6 0
                                    


"Kadang kau perlu menghapus seluruh masa lalumu untuk membuka lembaran baru bagi hidupmu ke depan. Dan itutak mustahil untuk dilakukan." W.A.R


Kami berbaring di atas ranjangku saling diam, Audrey memang tak ingin memperlihatkan tangisan yang kini pasti sedang menggelembung dalam tenggorokannya. Dia adalah wanita kuat, dia hanya pernah sekali saja menangis di depanku, saat dia membuatku marah karena sikapnya yang posesif. Kami sudah menyepakati hubungan apa yang akan kami jalani namun Audrey tak pernah bisa memisahkan antara perasaan dan nafsunya.

Dia menganggapku sebagai kekasihnya, sebagai pacarnya, bahkan dia memiliki foto kami saat sedang tidur berpelukan, yang di pamerkannya pada teman-temannya. Entah kapan dia mengambil foto itu. Meski disana dia dengan bijak menutupi wajahku dengan selimut.

Aku tahu dia menyukaiku, bahkan mungkin lebih. Tapi aku tak mungkin bersamanya, aku tidak memiliki perasaan yang kuperlukan untuk menikahinya. Katakanlah aku berengsek, aku memang berengsek, bajingan busuk yang licik. Tapi aku tak pernah berbohong dengan wanita-wanita yang kutiduri itu. Beginilah aku, selama ini aku melakukannya seperti ini, setidaknya saat aku ada di Jakarta.

"Kalau begitu, puaskanlah aku sekali ini, Lee. Untuk yang terakhir kalinya, sebelum kau pergi bersama dengan wanita yang kau cintai itu," bisiknya lirih di sampingku.

"Kau tahu itu tak mungkin, Drey. Aku tak akan melakukannya denganmu, atau dengan siapapun selain dia," jawabku muram.

"Apakah kau sudah melakukannya dengan wanita itu? Apakah kau sudah menidurinya?" tanyanya lagi, kini suaranya meninggi, dia terlihat tak dapat menerima kenyataan bila aku mengorbankan diriku demi seorang wanita yang bahkan belum pernah kutiduri.

"Hidup bukan hanya sekedar untuk mengejar nafsu belaka, Audrey.. Hidupku bukan hidupmu, hidupku tak seperti hidupmu, jangan pernah kau banding-bandingkan. Hidupku bukan hanya diwarnai oleh nafsu birahi, karena juga ada gairah, cinta, semangat hidup, ketakutan.. yang mana hidupmu hanya dipenuhi nafsu. Kau bisa melepaskan cinta dan semangat hidupmu bila nafsumu tak terpuaskan, tapi aku tak akan seperti itu. Aku tak bisa melepaskan cintaku hanya demi nafsu, walaupun kau biasanya adalah penghias ranjangku. Dan aku tak perlu menjawab pertanyaan itu, Drey. Kau harus pulang, aku ingin beristirahat. Besok banyak pekerjaan menungguku."

Kuselimuti tubuhku dan berbaring miring memunggunginya, selama ini beginilah caraku untuk mengusirnya bila dia datang tanpa undangan ke rumah ini. Hanya Audrey satu-satunya wanita yang tahu rumah ini, satu-satunya wanita yang keluar masuk seenaknya, wanita yang juga dilihat koh Franz saat berkunjung ke rumahku dulu.

"Lee.. Tegakah kau melihat seorang perempuan pulang sendirian pukul dua belas malam? Di tengah kota Jakarta yang semakin berbahaya ini? Bagaimana bila sesuatu terjadi padaku? Bagaimana bila seseorang atau sebuah mobil mencegat mobilku, dan menculikku, memperkosaku dan membunuhku, lalu tubuhku dimutilasi dan kau.. kau tak bisa mengenaliku lagi. Bagaimana orang tuaku akan mengenaliku?? Tegakah kau, Lee?" dia membuatku merasa bersalah bila mengeluarkan kata-kata ini, dia memang berhasil membuatku simpati padanya. Aku juga tak ingin sesuatu terjadi padanya, saat ini ibukota memang sangat mengerikan pada malam hari, terutama untuk seorang wanita yang bepergian sendirian di malam hari.

"...Kau bisa tidur di kamar sebelah." Itulah tawaran terakhirku untuknya.

"Tidak!! Aku akan tidur disini, sambil memelukmu. Jangan usir aku, Lee. Untuk menghormati hubungan kita selama dua tahun ini, biarkanlah aku tidur di sisimu, malam ini saja. Aku berjanji, setelah ini aku tak akan mengganggumu lagi, aku akan hidup dengan baik, seperti yang selalu kau katakan padaku. Aku akan menurutimu, sekarang biarkan aku memelukmu seperti ini, memelukmu seperti dulu.. saat kau masih bergairah dengan tubuhku, saat tubuhku ini masih mampu membuatmu terangsang, ah ya.. mungkin tubuhku sudah tak secantik dulu, sudah tak seseksi dulu.. tapi kau adalah laki-laki pertamaku, Lee.. laki-laki pertama yang bisa masuk ke dalam hatiku." Lalu Audrey mendesakkan wajahnya pada punggungku yang telanjang, dia mendekap dadaku dengan posesif, kuhela nafasku dengan berat. Ahh... semoga benar apa yang dia katakan, semoga dia tak menggangguku lagi.

Namaku Cong?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang