"Menjadi laki-laki adalah sebuah tanggung jawab, bukan sekedar kejantanan yang dipamerkan pada setiap wanita." W.A.R
"Hahh.. Lu bikin gw serba salah, Liam. Kenapa sih lu bersikeras pacaran sama Neng? Kayak gak ada cewek cantik lain aja dimuka bumi ini? Belum lagi lu bilang lu mau ke Amerika? Lu mau tinggalin anak gw gitu? Apa yang bikin lu yakin kalau lu gak bakal khianatin dia disana? Mending gini deh.. Lu lihat dulu sampai lu balik Amerika, itupun kalau lu balik, kalau lu memang masih punya perasaan sama anak gw, baru kita bicarain lagi. Sekarang gw gak mau bahas masalah ini lagi, mending lu buruan berangkat sebelum pesawat lu take off, sebelum gw tampar lu lagi." Pipi ku masih terasa perih dan kupingku masih terasa panas mendengar makian Koh Franz yang selalu terngiang saat pagi tadi aku bertandang ke rumahnya.
Apakah caraku salah? Seperti apakah seharusnya agar Koh Franz bisa menerimaku? Arghh.. Aku bingung. Dan kini, aku telah berada dua jam jauhnya dari Indonesia, menuju Amerika..
Di Washington aku bertemu dengan Mr. David Steel, dia adalah pemilik salah satu pabrik pembuatan alat-alat medis terbaik di negara ini, meskipun kami belum lama berkenalan, namun dia adalah pria yang sopan, sangat profesional dalam pekerjaannya. Bahkan selama di Amerika dia menjadi tuan rumah yang baik untukku, menyediakan suite untuk tempat tinggalku dan bahkan menawarkan lebih dari itu. Aku hanya bisa tertawa dan menolak dengan halus, laki-laki ini terlalu berlebihan. Namun sejak saat itu suasana kaku di antara kami berubah menjadi lebih cair, dia ternyata cukup menarik dan humoris. Saat tidak berada di depan bawahannya, Mr. David Steel dapat berubah menjadi laki-laki penuh semangat dan humoris, melemparkan lelucon mengenai apapun yang ada di kepalanya.
Seminggu di sini aku memesan sepasang cincin untuk ku dan Camelia, cincin emas polos dengan warna emas bersinar gelap dengan inisial nama kami terukir di bagian dalamnya. Cincin untuknya kemudian kukirimkan ke alamat rumah ibunya, bersama dengan sebuah surat yang kutulis tangan. Cara kuno memang.. Karena bagiku ini lebih berarti daripada sekedar telephone tengah malam atau email yang bahkan mungkin tak akan pernah dibacanya lagi.
"Make sure you bring it to the right person," pesanku pada petugas kurir yang menerima paket amplop kecil itu.
Semoga Camelia membacanya, tapi aku ragu bila dia akan tahu inisial namaku.. ahh.. biarlah.. Mungkin belum saatnya dia tahu.. Tidak saat aku berada separuh bumi jauhnya dari dirinya.
Sebulan lebih di negara ini akhirnya aku bisa kembali lagi bertemu dengannya, tapi sebelum itu aku harus menghadiri sebuah seminar yang sangat penting, tak mungkin kubatalkan. Dari bandara panitia langsung menjemputku dan membawaku ke hotel tempat seminar diadakan. Peserta telah membludak dan syukurnya masih ada sedikit waktu untukku menyiapkan bahan-bahan seminar. Selama dua jam sesi presentasi dan tanya-jawab, akhirnya aku dapat bernafas lega.
Hari sudah sore ketika acara ini selesai, tapi hariku ternyata belum selesai. Ada beberapa masalah yang harus segera kubereskan di rumah sakit. Ahh.. tidak bisakah aku sebentar saja menengok kekasih hatiku? Apa kabarmu, Camelia..? Rindukah kau padaku? Karena disini aku sangat merindukanmu.. fiuh.. mungkin besok.. Besok aku akan menjemputmu.. dan kita akan berbicara banyak.. banyak sekali.
Saat kuparkirkan mobilku di depan kos-kosan itu, kamar Camelia terkunci, seharusnya dia sudah pulang kuliah saat ini, namun mengapa dia tak ada di kamarnya? Apakah dia sudah pulang? Ah.. kenapa tak kutanyakan saja pada ibunya? Tapi bagaimana bila dia tak ada disana dan ibunya menjadi khawatir? Tsk.. ahh.. lebih baik kutunggu saja dia disini.
Satu jam lebih aku menunggu, akhirnya sebuah mobil BMW yang kukenal mendekat ke arah pintu masuk kos-kosan. Laki-laki yang paling kubenci di dunia turun dari sana, di kursi penumpang aku bisa melihat Camelia sedang menatap ke arah lain, belum menyadari keberadaanku disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Cong?!
RomanceWilliam Andreas Renatha, seorang dokter spesialis muda yang cukup sukses dalam pekerjaannya harus ikut terlibat dalam hubungan rumit keluarga kakak iparnya. Pria yang menikahi kakak perempuan satu-satunya Liam-begitu dia disapa- memiliki anak peremp...